Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramalan Astrologi: Benar-Benar Ikut atau Membaca untuk Hiburan?

27 Juni 2022   21:15 Diperbarui: 27 Juni 2022   22:22 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rasi bintang Aquarius. (Gambar: eso.org).

Sebenarnya judul di atas adalah pertanyaan yang berisi ajakan kepada para pembaca artikel ini untuk memilih hanya 1 pilihan saja. Saya usulkan, jangan anda memilih dua-duanya. Pilihannya bisa (1). Benar-benar ikut dan (2). Membaca untuk hiburan. 

Jangan tanya lagi kepada sahabat-sahabatmu, apakah mereka percaya astrologi atau tidak? Mungkin mereka tidak menjawab sesuatu kepada anda. Bukan mereka bingung, tetapi mereka sedang memikirkan pendekatan apa yang musti digunakan untuk menjawab pertanyaan anda. 

Sebabnya astrologi itu bukan merupakan agama, bukan juga merupakan sains. Astrologi adalah astrologi. Orang tertarik astrologi, karena memiliki rasa tertarik yang bersifat pribadi, jangan dipaksa-paksa!

Seorang manusia tentu berpikir sesuatu di balik hal yang nyata. Begitu juga bila kita melihat bintang-bintang, bukan sekedar melihat, tetapi harus menafsir. Karena terhadap sebuah simbol, kita harus mampu ungkapkan maknanya, misalnya simbol bendera kita, merah-putih. 

Merah artinya berani, putih artinya suci. Dengan pengungkapan ini orang Indonesia memiliki semangat nasionalis, cinta tanah air jika melihat bendera merah-putih.

Sehingga intrepretasi terhadap sebuah simbol penting itu harus kita dilakukan. Jika kita tidak bisa menafsir, kita harus membaca tafsiran tentang bintang-bintang. Di Indonesia belum ada penelitian tentang berapa banyak jumlah uang yang beredar di pasar transaksi karena astrologi? 

Bahkan puluhan hingga ratusan miliran rupiah mungkin telah ditransaksikan tiap bulan! Jumlah itu termasuk pembelian buku, majalah, seminar, dll yang berkaitan dengan astrologi. 

Sederhana saja, jika malam tiba, hamparan amat luas bintang-bintang, planet-planet dan jutaan asteroid bersinar kerlab-kerlib cerah membentang di cakrawala. Banyak orang memilih memandang dengan diam dan mengangguminya, tetapi akhirnya menafsirkannya. 

Hamparan ruang yang gelap dan berkilau telah memesona orang bukan saja saat sekarang, tetapi selama ribuan tahun. Astrologi yang kita kenal sekarang berasal dari Yunani kuno sekitar tahun 500 SM. Bagi orang Yunani kuno, hidup telah ditentukan oleh para dewa. Para kaisar Romawi berkonsultasi dengan bintang-bintang. Kaisar Augustus adalah penggemar berat astrologi. 

Pada abad kedua SM, orang Romawi kuno menaklukkan orang Yunani dan mengadopsi teori astrologi mereka. Bahkan kaisar menggunakan bintang-bintang untuk merencanakan tindakan politiknya. 

Horoskop hidup berdampingan dengan Kekristenan pada Abad Pertengahan. Alkitab mengatakan bahwa Tuhan menciptakan benda-benda langit, tetapi posisi mereka tidak mempengaruhi apa pun. 

Banyak guru Gereja berkhotbah bahwa takdir yang telah ditentukan selalu bertentangan dengan kehendak bebas manusia. Namun, astrologi terus dipraktikkan pada Abad Pertengahan - terkadang dihukum, tetapi sebagian besar ditoleransi. 

Astrologi tidak didasarkan pada pengetahuan ilmiah atau asumsi logis, tetapi pada simbol dan penyederhanaan, dicampur dengan sebagian besar takhayul. Ketika astrolog benar dalam apa yang mereka katakan, itu hanya keterampilan berkomunikasi dan kebetulan saja.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memandang astrologi dengan setengah bercanda, setengahnya serius. Oleh karenanya, metode astrologi jarang dipertanyakan. 

Kata para ahli, astrologi adalah, jika anda masih mempercayainya. Jadi apakah anda benar-benar mengikuti ramalan bintang atau hanya membacanya untuk hiburan?  Silahkan anda ambil hidup anda ke tangan Anda sendiri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun