Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Membayangkan Konsekuensi Tak Diinginkan dari Doktrin Heliosentrisme

3 Mei 2022   04:47 Diperbarui: 3 Mei 2022   09:02 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saat Matahari mengembang, coronanya mungkin akan menelan planet merkurius dan venus. Bumi diperkirakan tidak akan terserap seluruhnya oleh matahari. Namun kondisinya akan membuat kehidupan di bumi menjadi tidak mungkin. Ini akan menjadi lebih dari 1000 derajat panas di permukaan bumi. Bumi akan berubah dan menjadi planet gurun yang permukaannya pada akhirnya akan terdiri dari batuan cair.

Karena massa matahari berkurang, maka gaya tarik gravitasi bumi juga berkurang. Jadi bumi menghindari matahari sedikit lebih dulu. Namun kehidupan di bumi akan berakhir sebelum itu. Tidak hanya suhu tinggi, tetapi juga spektrum UV matahari yang berubah menghancurkan setiap jenis kehidupan di bumi.

Usia Matahari Lebih Muda dari Usia Bima Sakti

Menurut NASA, matahari terbentuk sekitar lima miliar tahun yang lalu. Sedangkan bima sakti berusia sebelas hingga dua belas miliar tahun, alam semesta tiga belas miliar tahun. Bintang-bintang lain di bima sakti berusia 10 hingga 11 miliar tahun, yang berarti 6 hingga 7 miliar lebih tua dari matahari kita. Bintang-bintang dengan massa seperti matahari alan meledak secara praktis satu demi satu. Akibatnya, nasib ini juga mengancam matahari kita dalam lima hingga tujuh miliar tahun. Dengan heliosentrisme, bumi dan tata turya kita sepertinya  sedang 'ditawan' oleh matahari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun