Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agar Semuanya Baik Adanya (Refleksi Akhir Tahun 2021 di Kompasiana)

26 Desember 2021   18:02 Diperbarui: 26 Desember 2021   18:21 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya baru saja memeriksa Kaleidoskop tahun 2021 di Kompasiana. Di Kaleidoskop tahun 2021, nama saya berada di peringkat 100, artinya ada di 100 besar. Selama tahun 2021 ini, saya 'hanya' menulis 50 artikel dengan ide-ide yang baik, dengan hanya 1 artikel masuk kategori HL dan 47 artikel masuk kategori Pilihan. 

Saya sudah memeriksa dan membaca kembali beberapa artikel saya selama tahun 2021. Dengan saya mengingat ada jutaan penulis di Kompasiana, peringkat 100 bagi saya sudah sangat lumayan.

Saya mengambil hikmah dari peristiwa ini. Komitment saya adalah sebuah artikel harus berguna. Hal itu membuat hidup semakin bermakna. Agar hidup bersama Kompasiana tidak sia-sia. Selama tahun 2021, kita hidup di tengah krisis Covid-19. Sebagai penulis, saya juga sering mengalami krisis tema-tema. 

Tema-tema tulisan tentang kesehatan memang menarik. Tetapi mencegah lebih baik daripada mengobati. Di saat krisis Covid-19, ilmu menjadi kurang penting. Tindakan-tindakan baik segera itu lebih penting daripada  ilmu. Pendidikan di saat krisis Covid-19 didominasi oleh tindakan-tindakan darurat. Tema-tema lain seolah-olah "telah mati" digebuk krisis Covid-19 dan digilas oleh tindakan-tindakan segera.  

Saya pernah baca sebuah tulisan berbahasa Jerman yang mengutip  filsuf Plato: ketika anda terombang-ambing di lautan karena biduk anda diterpah badai dasyat, anda harus cepat-cepat memusatkan perhatian anda pada filsafat. Filsafat membawa anda menemukan pelabuhan aman, sedangkan di lautan sana, sesama anda masih bergelut dengan badai. 

Refleksi atas perjalanan hidup membuat kita menemukan makna hidup sehingga ide-ide itu harus baik. Sekarang refleksi hidup membutuhkan media. Untung masih ada Kompasiana, media yang dapat menampung aneka refleksi hidup yang baik. Kehidupan manusia harus  menjadi semakin bermakna bersama Kompasiana. 

Saya ucapkan terima kasih kepada Kompasiana. Sayapun bertekad untuk selalu berpikir dan mensharingkan ide-ide baik di Kompasiana agar semuanya tetap baik adanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun