Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Hakawak untuk Fila Rai di Timor-NTT

12 Oktober 2020   05:44 Diperbarui: 12 Oktober 2020   06:02 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam 2 foto di artikel ini, Lio Bani seorang bocah pria Timor, pelajar Sekolah Dasar (SD) Kelas V selama satu waktu mengisi karantina karena Pandemi Corona di bulan Oktober 2020 ini melakukan tradisi Fila Rai di sebuah lahan pertanian  milik keluarganya di Timor-NTT. Pada bulan Oktober setiap tahun seperti saat ini di wilayah Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah musim pria-pria Timor melakukan tradisi Fila rai. Fila rai adalah tradisi menyiapkan lahan pertanian untuk nanti ditanami bahan-bahan pangan ketika musim tanam tiba. Meskipun pemerintah sudah memberikan bantuan traktor-traktor kepada para kelompok tani, tetapi Fila rai sebagai tradisi tetap dilakukan para petani desa. Meskipun luasnya kurang besar, tetapi hasil pekerjaan Fila rai secara manual adalah tradisi pertanian yang lebih tua dari pengerjaan tanah pertanian dengan traktor.

Fila rai. (Foto: Istimewa).
Fila rai. (Foto: Istimewa).
Alat-alat untuk tradisi Fila rai adalah 2 buah Ai suan. Ai suan bermata logam tajam dengan hulu terbuat dari kayu. Biasanya seorang pria memegang 2 Ai suan satu di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri.  Ai suan- Ai suan ditancapkan ke dalam tanah satu demi satu, tetapi digerakan bersama-sama. Tujuannya agar pria itu dapat membuat bongkahan tanah yang besar dan rapih. Pria-pria Timor yang kuat bisa menghasilkan sekitar 1-2 are lahan selama satu hari. 

Tradisi Fila rai bisa dilakukan sendiri, bisa dilakukan secara gotong royong. Lebih baik dilakukan secara gotong-royong. Kalau di Belu-Tetum gotong royong ini dinamakan Hakawak. Tradisi tahunan pertanian rakyat atau para warga tetum yang bernama Hakawak untuk Fila rai melibatkan pria-pria dan keluarganya secara bersama-sama turun ke lahan pertanian sepanjang hari. Para wanita menyiapkan makanan dan minuman, sedangkan para pria bekerja Fila rai.

Sepanjang hari, jika tekun dan kuat pria-pria yang melakukan Fila rai dengan cara Hakawak bisa menghasilkan sekitar 15-20 are (1 are = 10 x 10 meter persegi. Pria-pria yang melakukan Hakawak terikat dengan anggota kelompok itu. Jika satu hari mereka bekerja di salah satu anggota kelompok, hari berikutnya di lahan milik satu anggota berikutnya sampai semua anggota dalam kelompok Hakawak diselesaikan Fila rai di lahan  oleh para anggota Hakawak. Hakawak dan Fila rai itu adalah 2 tradisi pertanian yang populer di tanah Timor-NTT pada setiap bulan September sampai awal November setiap tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun