Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Peluang Blog untuk Eksplorasi Budaya dan Pertahanan Digital Para Warga Desa

4 Oktober 2020   03:27 Diperbarui: 4 Oktober 2020   04:18 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain pagar rumah modern yang kokoh di desa-desa. (Foto: desaincantik.com).

Desa-desa di Indonesia memiliki kekayaan intelektual yang masih belum sepenuhnya dieksplorasi dan dikaji. Pengkajian terhadap desa-desa dilakukan untuk memahami salah satunya tentang siapakah para warga desa itu sesungguhnya dan pentingnya posisi mereka dalam sistem pertahanan sosial budaya bangsa Indonesia.

Menyiapkan Desa untuk Abad 21 

Para warga desa memiliki perilaku budaya yang beragam selalu terbuka untuk ditelusuri dan dibahas. Desa-desa bukan hanya proyek bernilai miliaran rupiah setiap tahun, tetapi adalah proyek intelektual paling utama di abad ini. Dinamika kehidupan kewargaan desa-desa di Indonesia dengan asal-usul, sistem religius dan adat istiadatnya adalah amat menarik untuk disingkapkan.

Abad pasca modern ke depan adalah abad yang dilukiskan sebagai abad dengan tingkat  kenyamanan yang sangat tinggi. Bukan hanya melanda kota-kota besar, tetapi juga kampung-kampung di semua daerah terpencil. Untuk itulah membangun pertahanan sosial budaya para warga desa adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas basis Keindonesiaan sekarang dan di abad 21.

Desa-desa memiliki sistem pemukiman rapuh dan terbuka. Tampak dalam foto adalah 2 orang warga desa dari suku Boti di Timor-NTT. (Foto: Tribunnews.com/Yulis).
Desa-desa memiliki sistem pemukiman rapuh dan terbuka. Tampak dalam foto adalah 2 orang warga desa dari suku Boti di Timor-NTT. (Foto: Tribunnews.com/Yulis).
Berbicara tentang kenyamanan tak bisa dilepaskan dari sarana-sarana pelindung diri. Interaksi sosial face to face adalah hal yang paling diwaspadai. 

Kenyamanan yang mungkin adalah bahwa dalam interaksi sosial manusia membutuhkan sarana masal agar dapat menjamin kenyamanan. Dan sarana masal itu adalah sarana yang terintegrasi dalam sistem digital.

Dunia yang berubah di masa pasca modern telah mulai terungkap di masa kini. Sejak Maret 2020, kita dikejutkan dengan serangan virus Corona. 

Virus Corona adalah sejenis Virus mematikan yang menyerang sistem pernafasan manusia. Hanya dengan bertemu muka dalam jarak kurang dari 1 meter dengan penderita positif Corona, seseorang sudah bisa diketegorikan suspek Virus Corona.

Faktor penyebab penyebaran Virus Corona yang mungkin adalah para pelaku perjalanan yang melewati wilayah zone merah Corona. Dengan cara ini, Virus Corona menjadi hantu paling mematikan di akhir abad 21 ini. Betapa tidak hanya dalam hitungan jam, seluruh dunia mengalami kelumpuhan total.

Banyak kematian telah terjadi, ini tidak dihitung dengan jutaan penderita yang dirawat di rumah-rumah mereka dan di banyak Rumah Sakit di seluruh dunia. Segala aktivitas perkantoran dan persekolahan telah menjadi lumpuh total. Virus Corona lebih mematikan dari serangan teroris di ujung abad ini menjelang awal abad 21 atau abad pasca modern.

Banyak makna dapat kita petik dari tragedi Pandemi Corona. Tentu hal yang paling penting untuk dapat diambil maknanya ialah bahwa kita kini harus menyongsong abad 21 dengan kondisi kehidupan yang mementingkan kenyamanan di atas segala-galanya, mulai dari relasi pribadi hingga politik, ekonomi dan budaya.

Relasi yang dahulunya mengandalkan relasi tatap muka, kini telah berubah sebagai relasi digital, yaitu: relasi yang mengandalkan perangkat elektronik. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki sistem kenyamanan dan keamanan yang tinggi dalam melindungi para warganya. 

Keamanan dan kenyaman individu dan keluarga adalah basis paling utama. Kita tahu bahwa selain institusi keluarga, institusi yang paling pertama merasakan dampak virus maut Corona adalah institusi pendidikan dan agama. Betapa tidak, selama berabad-abad, institusi penddikan dan agama selalu mengandalkan pertemuan tatap muka di kelas dan gereja. Berabad-abad lamanya, guru dan murid berinteraksi di kelas secara face to face dalam kegiatan pembelajaran. Relasi tatap muka telah menggerakkan bentuk-bentuk kebudayaan lainnya, terutama agama, kini tidak lagi dapat dilakukan seperti dahulu.

Relasi digital adalah paradigma baru dalam berinteraksi berbasis digital. Hanya dengan revolusi digital, dunia telah berubah secara total. Relasi digital meskipun belum berhasil membawa kita mengulang masa gemilang pada masa lalu, tetapi relasi digital membawa harapan baru di masa depan.

Mungkin kita tak bisa kembali ke kondisi gemilang pada masa lalu, tetapi kita telah memasuki masa hari ini. Masa kini adalah masa digital internet, sebuah pilihan yang tak terelakan.

Bahaya tatap muka dalam interaksi di kelas tak dapat disangkal lagi: siswa dan guru serta seluruh institusi sekolah merasakan kurang nyaman akibat relasi tatap muka. Bukan hanya satu atau dua orang, tetapi ribuan manusia berinteraksi secara langsung di kelas-kelas, bisa menimbulkan resiko berjangkitnya penyakit menular.

Hal yang paling penting diusahakan hari ini adalah membangun sistem kenyamanan diri, mulai dari kenyamanan sistem pemukiman, kenyamanan dalam interaksi sosial, kenyamanan transportasi dan kenyamanan daerah-daerah zone nyaman yang dapat dilakukan.

Sistem kenyamanan yang paling awal dibangun adalah sistem pengamanan pemukiman. Pemukiman warga di desa-desa hingga kampung-kampung yang dahulunya terbuka, tanpa pagar dan bersifat rapuh perlu diperbaiki. Dalam kondisi pemukiman yang kuat dan tertutup dan dengan halaman yang punya pagar tembok interaksi manusia dapat berlangsung aman dan nyaman.

Jika dahulu lokasi pemukiman para warga mudah dimasuki oleh orang-orang tidak dikenal dengan amat mudah karena terbuka, tanpa pagar dan rapuh, kini orang-orang tidak dikenal tidak lagi secara leluasa memasuki kompleks rumah para warga karena dibatasi oleh sistem keamanan diri wilayah pemukiman.

Untuk membendung serangan Virus Corona satu-satunya cara ialah membangun sistem keamanan tradisional. Pengalaman membuktikan bahwa sistem keamanan paling sulit ditembusi ialah sistem keamanan tradisional. Dalam sejarah perang kemerdekaan, Belanda dan sekutu tidak mampu menembusi pertahanan tradisional para warga, meskipun mereka sudah merebut pusat-pusat vital perkotaan, seperti: bandara, kantor-kantor, terminal, pelabuhan, dan sebagainya. Tetapi nun jauh di pedalaman, para warga masih kukuh dengan pertahanan tradisonal. Belanda dan sekutu akhirnya harus mengakui bahwa pusat-pusat pergerakan tradisoonal tak pernah sepenuhnya dikuasai. Desa adalah pusat kemerdekaan dan keutuhan manusia milik masyarakat.

Pusat-pusat tradisional memberikan bobot yang tinggi kepada kehidupan warga tidak boleh dengan mudah diserahkan. Untuk itulah sejak dahulu, warga membangun benteng-benteng yang kokoh untuk melindungi diri dari relasi-relasi yang menghancurkan.

Salah satu peluang relasi yang tidak menggembirakan tentunya ialah perekrutan para warga desa untuk pekerjaan dengan upah murah. Dengan mudahnya para penyerobot memasukan pemukiman warga yang terbuka dan rapuh untuk membawa mereka ke luar untuk dipekerjakan dan memberikan upah yang amat murah.

Desain pagar rumah modern yang kokoh di desa-desa. (Foto: desaincantik.com).
Desain pagar rumah modern yang kokoh di desa-desa. (Foto: desaincantik.com).
Salah satu konsekuensi mengembirakan dari sistem keamanan dan kenyaman yang tinggi ialah tingkat kemakmuran manusia akan menjadi besar pula. Peredaran uang menjadi lebih ramai dan lancar dengan sistem komunikasi dan informasi yang tepat.

Blog adalah salah satu sarana untuk menata ulang sistem pemukiman warga. Blog mampu merekam segala peristiwa penting warga dan mampu menginformasikannya kepada publik sehingga segala komunikasi dapat dilakukan secara langsung dan efektif serta menguntungkan semua pihak.

Blog adalah media literasi digital yang paling efektif bagi warga desa karena blog dapat dibuat dan dilaunching hingga ke daerah-daerah pelosok di Indonesia. Sehingga sudah saatnya semua organisasi tata Pemerintahan Desa harus memanfaatkan blog untuk kepentingan kesejahteraan para warga desa.

Blog dapat melindungi kepentingan warga secara digital. Sehingga hubungan para investor dilakukan melalui informasi blog lintas arah. Melalui blog, kecakapan literasi manusia diperlihatkan. Selama ini persoalan tenaga kerja adalah persoalan rendahnya kecakapan literat. Apalagi di desa-desa yang tingkat kemajuan literasinya masih belum mengembirakan. Untuk memanfaatkankan blog sebagai sarana komunikasi digital, kebutuhan yang paling penting selain Handphone, Tablet, Notebook/Laptop, listrik, modem/Wifi adalah kuota data internet.

Menggunakan Produk Super Plan 3 IM3 Ooredoo

Kebutuhan kuota internet adalah kebutuhan pokok, seperti halnya rumah, makanan dan pakaian. Di masa Pandemi Covid-19 ini, IM3Ooredoo menawarkan salah satu produknya yang terkenal ialah Super Plan 3.

Super Plan 3 bulan adalah layanan pascabayar dari Indosat Ooredoo dengan kontrak 3 bulan dan Kredit Paket senilai biaya berlangganan paket bulanan. Semuanya dapat diperoleh mulai Rp 100.000/bulan dan diskon sampai dengan 40%.


Registrasi dan perpanjangan paket ini dapat Anda lakukan sendiri. Kelebihan dari Super Plan 3 bulan adalah Registrasi dan perpanjangan paket dapat dilakukan sendiri, Diskon harga paket saat registrasi dan diskon lebih besar untuk perpanjangan, Kredit paket senilai harga belangganan paket bulanan yang dapat digunakan untuk pembelian layanan Telepon, SMS dan Data. Sebagai seorang guru, saya mengikuti Webinar IM3Ooredoo di Youtube yang ditayangkan Media Guru TV (Media Guru Indonesia) selama 2 jam lebih. Webinar ini adalah Webinar Internet Pendidikan kerja sama Media Guru Indonesia dengan Indosat Ooredoo. Webinar bertema Internet Pendidikan. Pembicara utamanya ialah Bapak Mohammad Ihsan, pemimpin umum MediaGuru dan CEO Gurusiana.

Kesimpulan

Desa-desa di Indonesia pada abad 21 berbeda dengan desa-desa Indonesia pada masa sekarang. Salah satu hal utama yang berubah dari desa di abad 21 ialah tingkat kenyamanan dan keamanan para warga harus tinggi. Secara infrastrukur, pemukiman warga desa ditata sesuai model benteng abad lampau. 

Berbagai usaha harus dilakukan pemerintah bersama rakyat untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan para warga desa melalui pembangunan infrastruktur pemukiman para warga desa dan pemanfaatkan blog dan kegiatan literasi hingga ke tingkat desa bahkan kampung. 

Sebab bagaimanapun warga desa harus memiliki kemandirian untuk mengusahakan sendiri keamanan dan kenyamanannya sendiri untuk abad 21, yaitu abad dengan tingkat kenyamanan dan keamanan yang sangat tinggi. Blog adalah salah satu benteng digital warga desa yang kokoh menghadapi abad 21. Jika abad 21 adalah abad ilmu pengetahuan, maka informasi adalah tiang utama dari ilmu pengetahuan itu sendiri.

Banner Lomba blog IM3 OOREDOO X IIDN. (Gambar: Ist).
Banner Lomba blog IM3 OOREDOO X IIDN. (Gambar: Ist).
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog IM3 Ooredoo X IIDN Mengoptimalkan Peluang Dunia Blogging. Silahkan klik tautan ini untuk membaca lomba blog.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun