Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kisah Para Guru Asal Kabupaten Belu (NTT) Diterjunkan di Masa Awal Operasi Seroja di Timor-Timur

1 Oktober 2020   00:37 Diperbarui: 1 Oktober 2020   20:04 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak Timor-Timur yang lahir di tempat pengungsian di kabupaten Belu. (Foto: Istimewa).

Masa tugas Pak John, dkk selesai beberapa bulan kemudian, bertahun-tahun sebelum operasi Seroja berakhir. Tugas Pak John, dkk adalah mempersiapkan para warga Timor-Timur menghadapi perubahan besar untuk masa depan Timor-Timur dalam hal pembangunan fisik. 

Upaya guru-guru awal asal kabupaten Belu ini cukup berhasil sebab banyak orang Timor-Timur mulai memahami Indonesia dari pengajaran guru-guru yang postur tubuhnya sama dengan mereka. 

Menurut Pak John, orang-orang di sana sudah biasa dengan kultur guru-guru Portugal dengan bahasa Portugis. Hanya saja mereka masih bisa memahami bahasa Tetum wilayah Timor bagian barat. Jadi itulah alasannya mengapa guru-guru dari kabupaten Belu diterjunkan ke sama pada masa awal operasi Seroja.

Para guru Kabupaten Belu yang telah ditugaskan ke pedalaman Belu ini harus didata pemerintah agar kita bisa tahu jejak-jejak untuk perjuangan integrasi Timor-Timur. 

Para guru dari Belu di masa operasi tidak berjuang dengan senjata, tetapi mereka berjuang dengan kapur tulis, penghapus, papan tulis dan ilmu mereka untuk tegakkannya Indonesia di Timor-Timur saat itu.

Pendekatan guru-guru agaknya lebih diterima di pedalaman Timor-Timur karena pendekatan mereka dengan ilmu, bukan dengan senjata. Apalagi pergerakan guru-guru Belu pada masa awal Operasi Seroja itu didukung oleh institusi Gereja Katolik Atambua. 

Para warga Timor-Timur lebih suka guru-guru menggunakan pendekatan ilmu karena ilmu menghidupkan jiwa manusia dan memeliharanya untuk berkembang secara manusiawi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun