Masa tugas Pak John, dkk selesai beberapa bulan kemudian, bertahun-tahun sebelum operasi Seroja berakhir. Tugas Pak John, dkk adalah mempersiapkan para warga Timor-Timur menghadapi perubahan besar untuk masa depan Timor-Timur dalam hal pembangunan fisik.Â
Upaya guru-guru awal asal kabupaten Belu ini cukup berhasil sebab banyak orang Timor-Timur mulai memahami Indonesia dari pengajaran guru-guru yang postur tubuhnya sama dengan mereka.Â
Menurut Pak John, orang-orang di sana sudah biasa dengan kultur guru-guru Portugal dengan bahasa Portugis. Hanya saja mereka masih bisa memahami bahasa Tetum wilayah Timor bagian barat. Jadi itulah alasannya mengapa guru-guru dari kabupaten Belu diterjunkan ke sama pada masa awal operasi Seroja.
Para guru Kabupaten Belu yang telah ditugaskan ke pedalaman Belu ini harus didata pemerintah agar kita bisa tahu jejak-jejak untuk perjuangan integrasi Timor-Timur.Â
Para guru dari Belu di masa operasi tidak berjuang dengan senjata, tetapi mereka berjuang dengan kapur tulis, penghapus, papan tulis dan ilmu mereka untuk tegakkannya Indonesia di Timor-Timur saat itu.
Pendekatan guru-guru agaknya lebih diterima di pedalaman Timor-Timur karena pendekatan mereka dengan ilmu, bukan dengan senjata. Apalagi pergerakan guru-guru Belu pada masa awal Operasi Seroja itu didukung oleh institusi Gereja Katolik Atambua.Â
Para warga Timor-Timur lebih suka guru-guru menggunakan pendekatan ilmu karena ilmu menghidupkan jiwa manusia dan memeliharanya untuk berkembang secara manusiawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H