Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Analisis Duel Menarik Paslon Agus-Haleserens Vs Paslon Willy Lay-Ose Luan di Pilkada Belu-NTT 2020

26 September 2020   03:28 Diperbarui: 14 Juni 2021   18:16 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara rakyat Belu akan menjadi faktor penentu dalam duel menarik  Agus-Haleserens (Sehati) Vs Willy Lay-Ose Luan (Sahabat) di ajang Pilbup Kabupaten Belu pada 09 Desember 2020.

Dengan menganalisis faktor pendukung Parpol dalam koalisi parpol pendukung, jumlah koalisi parpol pendukung Willy Lay-Ose Luan, yaitu: 6 parpol: PDIP, Gerindra, Demokrat, PAN, Hanura dan PPP berjumlah lebih banyak dari Agus-Haleserens, yaitu: 5 Parpol: Nasdem, Golkar, PKB, PKS dan PKPI. Hanya saja jumlah koalisi pendukung parpol tidak menjadi jaminan kemenangan dalam sebuah pesta demokrasi.

Jumlah Parpol Pendukung Bukan Faktor Penentu Kemenangan

Dengan menyimak pengalaman sebelumnya yang menimpa Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta dalam Pilpres 2014, saat itu jumlah parpol koalisi yang mendukung Prabowo-Hatta jauh lebih banyak dari jumlah parpol koalisi Jokowi-JK. Justeru Jokowi-JK keluar sebagai pemenangnya.

Hal ini menunjukkan bahwa jumlah parpol koalisi tidak menjamin kemenangan dalam Pemilu. Faktor penyebab kemenangan adalah, pertama, faktor rekam jejak dan kedua, faktor kemampuan paslon merebut simpati mayoritas rakyat kecil.

Faktor keunggulan paslon Cabup-Cawabup Belu, dokter Agus-Haleserens disebabkan oleh melemahnya pengaruh PDIP di peta politik NTT yang menandai era perubahan peta politik di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pasca turunnya Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya. PDIP pasca Frans Lebu Raya berbeda dengan PDIP di era Emi Nomleni.

Kita tahu bahwa jagoan PDIP di Pilkada NTT mantan Bupati Ngada, Marianus Sae, akhirnya masuk bui akibat kasus korupsi yang mencoreng nama baik PDIP dalam kontelasi Pilkada NTT saat itu. Dalam kontelasi Pilkada Belu pada 09 Desember 2020, PDIP memutuskan untuk mendukung pasangan Willy Lay-Ose Luan.

Pengaruh PDIP di NTT sempat melemah di Pilkada NTT beberapa waktu lalu. Kondisi ini membuat Golkar NTT meraih kepopuleran di mata rakyat Belu.

Selama ini paslon Agus-Heleserens sukses merebut simpati rakyat Belu. Dokter Agus selama ini dikenal sebagai seorang dokter yang rendah hati dan mudah simpati kepada rakyat kecil. Ia tidak segan-segan selalu mengadakan pengobatan gratis kepada rakyat setiap kali berada di rumah orang tuanya.

Rekam jejak membuktikan bahwa sejak dokter Agus baru dilantik sebagai dokter, dokter Agus telah membuka pengobatan gratis pada setiap pagi hari sampai dengan jam 07 pagi di rumah orang tuanya di Halilulik. Banyak pasien telah mendapatkan pelayanan pengobatan gratis setiap pagi di rumahnya.

Dalam pesta demokrasi, dukungan ribuan rakyat kecil adalah faktor penentu yang paling utama. Program-program pemerintah harus menyentuh dan menyelesaikan persoalan rakyat kecil.

Masalah rakyat Belu adalah masalah kesehatan dan kesejahteraan, pemerataan pembangunan yang masih belum tuntas setelah Malaka terpisah dari Belu sebagai kabupaten sendiri pada tahun 2013 yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun