Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kajian atas 2 Tarian Etnis Sikka Krowe di Hale Hebing, Kab Sikka, Provinsi NTT

22 September 2020   04:07 Diperbarui: 25 September 2020   04:16 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Internet membuat pasokan perubahan datang, lalu diserap dan akhirnya mengubah citra. Sehingga para penari berjuang untuk menampilkan nilai-nilai gotong royong sebagai nilai pokok yang tidak lekang dimangsa zaman.

Nilai gotong royong adalah abadi di tengah kepentingan individual dalam publikasi di internet. Kebersamaan dan gotong royong adalah ciri khas budaya Sikka-Krowe yang lestari.

Tarian-tarian seperti 2 tarian di atas hanya memiliki 2 fungsi, yakni: integrasi sosial dan hiburan. Dalam konteks kajian teori tari, 2 tari di atas sudah memperlihatkan tingkat keberadaban tertentu meskipun sederhana. Penggunaan tata musik dan tata panggung belum dipadukan dengan gerakan tari dalam gaya dan cara. Demikianpun ucapan-ucapan syair nyanyian belum terdengar jelas.

Sebuah tarian pada dasarnya memiliki relasi erat dengan musik. Padahal tidak ada musik yang tertata secara serasi dengan gerakan para penarinya. Sebaliknya para penari memilih nyanyian dan pukulan kayu yang dianggap sebagai musik. Cara demikian tampak kurang menarik. Tata panggung dan tata musik tidak mendukung gerakan penari yang cederung bebas, seperti kejadian asli.

Salah satu daya tarik utama para penari etnis ini ialah perkelahian antara 2 penari. Hal ini mengingatkan kita akan tarian caci. Di sinilah ada hubungan relasi budaya dengan bagian Flores barat dalam permainan caci.

Bagian daerah budaya manapun di kawasan Flores selalu punya relasi sosiologis antar budaya dalam suatu kawasan dalam perbandingan komparatif dan perbandingan lintas budaya.

Bedanya dengan permainan caci, permainan pukulan dalam Iuk Toger tidak mengena pada sasaran badan. Sasaran pukulan ialah untuk menakut-nakut lawannya. Jadi ataraksi perkelahian satu lawan satu dalam tarian Iuk Toger hanya mengekspresikan kesenangan akibat penenan berlimpah, bukan dirancang sebagai tarian perang.

Nyanyian dan pukulan kayu adalah pertanda keaslian musik hanya saja dalam konteks pertunjukkan perlu musik yang lebih modern dengan tata panggung yang sedemian menarik, namun tetap natural. Sehingga seni pertunjukkan etnis ini menyentuh para penonton.

Kesimpulan

Tari Ledek dan tari Iuk Toger adalah 2 tarian yang menyentuh kebudayaan masyarakat pedalaman. Kritik atas tari bersifat menyempurnakan dan memperkaya tarian. Tarian etnik yang baik dan benar bukan hanya keindahan gaya dan gerak, tetapi harus melakonkan tentang kehidupan budaya yang paling menyentuh semua orang, dalam hal ini adalah rekonstruksi kebudayaan pertanian.

Sebuah tarian harus diselaraskan dengan musik. Musik-musiknya bisa berupa suling, koor, gong dan tambur atau gendang. Pelatih tari etnik harus berpengalaman.

Tarian pertanian merangkum segala data-data kuno tentang gerakan pertarian dalam siklus pertanian orang pedalaman yang merupakan inti mata pencaharian warga etnis. Tarian ini bisa berumur tua dan ditarikan dari generasi ke generasi dalam representative tradisi pertanian yang ditarikan dengan berdasarkan informasi-informasi dari para pelaku tari Iuk Toger dan Ledek sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun