Pada tahun 2000, saya pernah bermagang selama beberapa hari pada sebuah perusahaan marketing internasional. Dalam beberapa kali meeting internal bersama para distributor perusahaan itu, sang manejer tidak pernah menyinggung tentang pajak tahunan perusahaan. Tetapi pada setiap meeting, manejer selalu antusias menjelaskan keuntungan perusahaan.
Tak Mudah Disebut Orang Kaya
Saya paham bahwa hal yang paling tidak menarik untuk dibahas dalam setiap meeting tentang investasi bisnis adalah pertanyaan yang berbunyi: Bagaimana cara saya atau perusahaan membayar pajak?
Rata-rata semua pebisnis tahu kesulitan ini ketika mereka berdiskusi dengan rekan-rekan sesama pebisnis tentang investasi. Jika pertanyaan ini dilontarkan untuk didiskusikan secara terbuka maka diskusi dengan cepat menghilang.
Lain soal jika diskusi tentang investasi disodori pertanyaan penting: Bagaimana saya bisa menambah uang sedemikian rupa sehingga risikonya tidak membuat saya tidak bisa tidur? Diskusi mungkin akan berlangsung dengan lebih menarik.
Secara umum hampir semua pebisnis akan cepat frustrasi jika mendapatkan pertanyaan tentang bagaimana cara Anda dan perusahaan membayar pajak?
Pertanyaan di atas cepat membuat frustrasi para pebisnis! Pebisnis adalah pengusaha. Persoalan pajak bukan merupakan persoalan yang berada di tangan konsultan pajak, tetapi berada di tangan pengusaha.
Pertama, Saya tidak mendapatkan untung apa-apa dari perusahaan. Saya adalah sama seperti warga biasa yang miskin. Seorang warga biasa yang miskin tidak membayar pajak.
Kedua, Akumulasi kerugian dalam perusahaan saya selalu offset dengan keuntungan.
Ketiga, Sebagian dari pendapatan saya adalah bebas pajak, artinya pendapatan saya tidak berlebihan atau tidak memenuhi syarat untuk diberlakukan aturan pajak penghasilan.
Keempat, Perusahaan saya tidak memiliki badan hukum sehingga secara hukum saya tidak dibebani pajak apa-apa.