Menginjak masa akhir pembayaran angsuran kredit saya di bank, saya mengalami kesulitan mengembalikan pinjaman bank BRI dengan kalkulasi pinjaman tersisa di bank BRI saat itu sebesar Rp 6-7 juta. Pada tahun 2015, sapi-sapi mengalami ancaman penyakit misterius, tapi beruntung saya jual sebelum penyakit misterius itu menyerang. Hasil penjualan itu hanya menutupi modal pembelian. Selama usaha peternakan, biaya pembelian pakan bagi ternak sapi hampir sepadan dengan biaya pembelian ternak sapi. Orang-orang yang membantu saya telah menuntut pembayaran dengan harga berlaku normal.
Kemacetan kios kecil di samping rumah diperparah dengan menurunnya pendapatan di tempat kerja. Sementara itu hasil pertanian dan perkebunan menurun. Peternakan menjadi lumpuh setelah setelah diserang penyakit misterius. Krisis-krisis ini ditutup dengan Pandemi Covid-19.
Devisa luar negeri atau luar daerah akan tetap jadi primadona. Kios-kios masih tetap menjanjikan. Peternakan dan pertanian harus tetap sebagai andalan ekonomi. Gotong royong harus sebagai modal dasar dalam kebangkitan ekonomi. Kita harus membangun daya kritis untuk perubahan hidup ke arah yang lebih baik dengan mengembangkan daya cipta pribadi terhadap industri kerajinan dan tenunan rakyat. Hal yang sangat perlu ialah kita harus mengalami perubahan mental dan cara berpikir ke arah kemajuan. Untuk semua keberhasilan itu, kita harus membangun komunikasi yang berhasil.
Mari Bangun Opini Positif
Stimulus pemerintah terhadap para warga dalam bentuk bantuan token listrik gratis oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo selama karantina Pandemi Covid-19 dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) harus membuat kita sebagai warga untuk membangun opini positif tentang Pandemi Coronavirus (Pandemi Covid-19). Hanya dengan membangun opini positif dan sehat pasca Pandemi Corona, pembatasan sosial cepat dicabut dan ekonomi bisa pulih kembali.Â
Pandemi Covid-19 adalah badai besar yang sedang melanda kehidupan umat manusia global. Hanya dengan opini sehat, kita bisa keluar dari badai besar yang disebut Pandemi Covid-19. Tentang badai intelektual ini, filsuf Plato pernah mengatakan, "Philosophie bietet mir einen Hafen, während ich sehe andere mit den Stürmen kämpfen", artinya: Filsafat menuntun saya menemukan sebuah pelabuhan, sementara itu banyak orang masih bergelut dengan badai. (*).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H