Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tarian dan Musik Menurut Plato

2 Agustus 2020   23:41 Diperbarui: 4 Agustus 2020   01:38 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tari Jaipong. (Foto: Made-blog.com).

Plato menjelaskan musik dan tarian dalam bukunya Nomoi. Nomoi dalam bahasa Yunani kuno adalah Νόμοι nomoi ['nɔmɔɪ̯], dalam bahasa Latin: Leges, dalam bahasa Indonesia: Hukum. Mengapa Plato memasukan pembahasan tentang musik dan tarian dalam buku tentang Nomoi (hukum)? Nomoi dalam pemikiran Plato adalah Konstitusi negara. Tentu karena tujuannya adalah demi membentuk Konstitusi yang secara permanen menjamin kondisi kehidupan yang paling menguntungkan bagi semua warga negara.

Bagi Plato, Nomoi harus mencegah ekses fatal. Keadilan dalam hukum harus memastikan harmoni dan keindahan. Sehingga orang harus melaksanakan hukum demi terciptanya harmoni dan keindahan dalam hidup bernegara.

Bagi Plato, harmoni dan keindahan adalah kebajikan-kebajikan yang dapat menimbulkan rasa senang, makmur dan bahagia. Sehingga tidak heran bahwa musik dan tarian menjadi bagian dari Konstitusi negara. Dalam mengejar kebajikan tidak tergantung pada kebijaksanaan individu, tetapi dipandang sebagai tugas kolektif. Karena itu negara mengintervensi secara mendalam setiap kehidupan pribadi. Bagi Plato, aspek penting dari hukum adalah keharmonisan antara manusia dan para dewa, karena itu semua organisme sosial yang tertata secara harmonis harus tertanam dalam harmoni kosmos yang komprehensif.

Dalam model konservatif dan berorientasi pada stabilitas dan harmoni ini. Tingkat otoritas tertinggi di negara adalah hukum. Sistem kontrol dan hukuman terhadap warga negara yang rumit harus memastikan kepatuhan yang ketat terhadap peraturan.

Di zaman modern, dialog tentang hukum menurut Plato semakin memiliki gema yang ambigu. Hampir semua kritik modern diarahkan terhadap hukum terutama terhadap fitur hukum yang "otoriter". Negara mendapatkan mandat untuk mendidik warga negara secara moral, banyak kali negara harus menegakkan hukum dengan cara memaksa dan kekerasan.

Oleh karena Plato banyak berurusan dengan pendidikan di lembaga Akademia, maka pandangan Plato tentang musik dan tarian disoroti dalam kaitannya dengan pendidikan. Menurut Plato, pada awal pendidikan, anak-anak harus menerima penjelasan untuk memahami pendidikan tarian dan musikal. 

Pengalaman anak-anak terhadap kesenangan dan rasa sakit adalah modal awal yang sangat bagus dalam pendidikan. Kesenangan dan rasa sakit adalah kesan pertama yang diterima anak-anak kecil. Anak-anak akan tampak senang saat bermain-main dengan permainannya, tetapi anak-anak akan menangis apabila mereka disakiti atau kebutuhannya tidak terpenuhi.

Dua faktor (kesenangan dan kesakitan) yang dialami anak-anak dapat membuat mereka menemukan kualitas moral untuk pertama kalinya: kebaikan (kebajikan) dan kejahatan. Jika anak-anak merasa senang, mereka merasa bahwa ada kebajikan dan kebaikan. Kebaikan dan kebajikan membuat mereka merasa senang dan gembira. 

Anak-anak akan menerima hal-hal atau pelbagai tindakan yang menyebabkan mereka merasa senang, bahagia dan gembira. Tetapi jika mereka merasa sakit akibat benturan atau kebutuhannya tidak terpenuhi, mereka akan mengatakan bahwa penyebab kesakitan dan penderitaan adalah kejahatan. Sehingga hal-hal yang menyebabkan kesakitan harus dibenci, ditolak dan dihindari. Dengan merasakan demikian anak-anak dapat menumbuhkan sikap menyukai kebajikan dan membenci kejahatan.

Kesenangan dan sesakitan adalah awal mula yang baik untuk munculnya pendidikan yang berhasil. Keberhasilan dalam pendidikan adalah bahwa pendidikan berhasil menumbuhkan kesadaran pada anak-anak bahwa kesenangan dan kesakitan terkait dengan kondisi etika sebelum berkembangnya akal. Senang dan sakit adalah membuat kecenderungan berkembang pada anak-anak sebagaimana mestinya. 

Dengan demikian, yang baik harus selalu dicintai, yang buruk harus dibenci. Jika perasaan selaras dengan benar dari awal, kemudian, ketika alasan masuk, kecenderungan tidak akan dikoreksi oleh wawasan, tetapi akan dikonfirmasi. Kemakmuran dan kesenangan adalah hal-hal kebajikan sehingga untuk meningkatkan kemakmuran dan kesenangan, maka negara harus meningkatkan hal-hal atau kebijakan yang memberi warga negara senang, makmur, bahagia dan tentram.

Tetapi efek dari pengasuhan yang baik sejak anak-anak ini sering hilang selama seumur hidup. Karena itu efek senang dan bahagia ini harus diperbarui dengan musik dan tarian meriah. Untuk itu, festival dengan musik dan tarian melayani tujuan kesenangan, kegembiraan dan kemakmuran ini. Hampir setiap makhluk muda aktif secara alami, ia ingin mengekspresikan dirinya dengan suara dan gerakan seperti: melompat dan terus melompat.

Gerakan tarian adalah kacau untuk hewan. Hanya manusia yang memiliki rasa ritme dan harmoni. Sedangkan seni musik dapat mengarahkan keinginan muda untuk bergerak dengan cara yang bermanfaat. Jika seseorang dibesarkan dengan cara yang baik, dengan banyak kebajikan dan karenanya memiliki banyak keindahan dalam jiwanya, tentu dia menikmati hal-hal yang indah terkait musik, syair dan tarian. Hal-hal ini harus ditunjukkan secara fisik dengan menyanyi dan menari dengan segala yang indah melalui suara, alat-alat musik dan tarian.

Postur dan melodi yang indah melalui nyanyian dan tarian yang indah menunjukkan bagaimana seseorang dibesarkan. Musik ditunjukkan pada putaran paduan suara pada kesempatan festival. Mereka yang berbudi luhur selalu menikmati yang indah dengan menyanyi dan menari. Itu adalah cita rasa karakter seorang yang bijaksana. Hal ini sama terlihat dalam gerakan postur dan suara orang yang berani meskipun ia berada dalam kesusahan akan berhasil dalam hidupnya. Tetapi orang yang pengecut tidak berani dalam kesusahan akan gagal. 

Sering orang menjadi sukses karena dia mengambil inspirasi dari musik dan tarian meskipun ia berada dalam kesusahan. Musik dan tarian bagi penikmatnya dapat mengalahkan kesusahaan besar yang diderita orang tersebut.

Karena hubungan antara kondisi mental dan penampilan fisik, pemilihan lagu dan tarian tidak boleh dibiarkan begitu saja, tetapi harus dipilih dengan penuh pertimbangan dan bijaksana. Kompetensi untuk membuat keputusan di bidang ini bukan milik artis atau publik, tetapi hanya untuk para politisi yang ulung. 

Berkat kebijaksanaannya, seorang politisi tahu bagaimana menilai efek psikologis dari musik dan tarian. Dengan demikian musik dan tarian harus diatur oleh hukum. Musik dan tarian dapat mengorganisasi massa untuk mendukung program seorang politisi.

Kesenangan yang dangkal seharusnya tidak bisa lolos dalam kriteria seleksi, meskipun tidak ada masalah dengan penilaian oleh orang banyak. Sikap manusia harus ditiru dalam tarian dan nyanyian. Musik dan tarian adalah kebajikan-kebajikan yang membuat orang senang. Sedangkan hal-hal buruk tidak bisa ditiru dan orang membenci dan memusuhi hal-hal buruk.

Keharmonisan jiwa dan tubuh menuntut bahwa yang saleh dan cantik secara emosional hanya muncul dalam paduan suara dengan melodi dan ritme yang sesuai. Orang saleh mengekspresikan sikap berbudi luhur melalui musik dan tarian. Musik dan tarian dapat memikat jiwa anak-anak yang masih lembut dan memenangkan mereka untuk kebajikan.

Dengan menyadari pentingnya tarian dan musik, maka bagi Plato, aktivitas tarian dan musik tidak berakhir pada masa remaja. Musik dan tarian harus berlanjut sampai usia tua. Meskipun hubungannya dengan musik dan tarian berubah seiring bertambahnya usia. Karena itu, di samping dua paduan suara anak-anak dan remaja, paduan suara ketiga untuk pria dewasa antara usia tiga puluh dan enampuluh harus dibentuk oleh negara. (*).

Sumber:

(1). Wikipedia ins Deutsch. (2020). Nomoi (Plato). https://de.wikipedia.org/wiki/Nomoi, diakses pada 02 Agustus 2020.

(2). Schoepsdau, Klaus. (1994). Platon: Nomoi (Gesetze), Uebersetzung und Kommentar. Teilband 1: Goettingen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun