Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024. Wa: +6281337701262.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mysterium dan Jejak Pelasgians

8 Juli 2020   16:45 Diperbarui: 10 Juli 2020   18:28 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan Misteri Eleusis di Demeter-Yunani. (Foto: Monica Hoffman).

Pengertian Etimologis

Kata Mysterium berasal dari kata bahasa Yunani: μυστήριον =mysterion. Kata ini dipakai untuk kultus misteri. Pada intinya kultus atau agama misteri adalah perayaan untuk menyembah 'yang tidak bisa terungkap'. Kata ini populer  berasal dari kata: myo, artinya: tutup mulut.

Dalam bahasa Indonesia, kata "misteri' tetap diterjemahkan sebagai misteri untuk membedakannya dengan kata 'rahasia'. Misteri ialah situasi yang secara prinsip adalah untuk menghindari kejelasan dan kemampuan menjelaskan, bukan hanya menjelaskan informasi yang sulit secara tidak langsung tetapi juga tidak sengaja dirahasiakan.

Mysterium Dalam Dunia Yunani-Romawi Kuno

Dalam budaya Yunani kuno, para penganut kultus atau agama misteri cenderung meningkat prestise sosialnya. Agama misteri dipakai untuk membedakan fakta-fakta agama dan hal-hal yang masih tersembunyi, sudah terungkap namun tetap mempraktikkan segi misteri tertentu sehubungan dengan beberapa fakta yang tidak dapat diketahui dalam praktik Kultus Misteri Yunani kuno, juga Plato tidak mengetahuinya.  

Sebenarnya praktik kultus misteri diambilalih oleh orang Yunani-Romawi kuno dari kaum Pelasgians. Misteri yang awalnya adalah sebuah kultus memiliki fakta seiring munculnya para filsuf Yunani kuno yang berpendapat bahwa misteri merujuk pada figur asal-usul manusia Yunani kuno. Figur asal-usul ini sebagai fisik atau badaniah. Jejak-jejak leluhur purba yang masih "misterius" diyakini telah menurunkan orang-orang Yunani kuno. 

Sampai misteri menjadi kultus adalah jejak peninggalan kaum Pelasgians ini. Kultus misteri ialah agama kaum Pelasgians. Mereka mengambilnya dari pengaruh Mesir dan Libia kuno. Sebelum resmi menjadi penganut agama misteri, para pengikut agama misteri di dunia Yunani-Romawi  kuno harus diinisiasi lebih dahulu. 

Ciri utama dari agama ini adalah kerahasiaan yang berkenaan dengan inisiasi dan pelaksanaan kultus, yang tidak sembarangan dibeberkan ke orang luar. Agama misteri orang Yunani-Romawi kuno paling terkenal adalah Misteri Eleusis. Misteri Eleusis muncul sebelum Zaman Kegelapan Yunani. 

Misteri Eleusina ( Ἐλευσίνια Μυστήρια}) adalah ritual yang diadakan setiap tahun untuk memuja Demeter dan Persefone di Eleusis, Yunani Kuno. Kultur misteri ini dimulai sejak periode Mikene (1600 SM) dan bertahan selama dua ribu tahun. Festival ini juga menyebar ke Romawi Kuno. Ritual misteri adalah salah satu yang paling penting di Yunani kuno. Upacara dan kepercayaannya dijaga dengan sangat rahasia.

Kaiser Julianus pada pertengahan abad ke-4 M diketahui telah diinisiasi ke dalam 3 kultus misteri berbeda, salah satu yang paling terkenal adalah Misteri Mithraik. Misteri Mithraik adalah agama misteri yang dipraktikkan di Kekaisaran Romawi pada 100 SM sampai 400 SM. Agama ini memuja dewa Persia Mithra yang diadaptasi ke dalam bahasa Yunani sebagai Mithras, dikaitkan dengan citra baru dan khas.

Patung yang menggambarkan Misteri Mithraik di Museum Inggris di London. (Foto: Istimewa).
Patung yang menggambarkan Misteri Mithraik di Museum Inggris di London. (Foto: Istimewa).
Para penulis pada periode Kekaisaran Romawi merujuk agama misteri ini, yakni: Misteri Mithras atau Misteri Bangsa Persia. Sejarahwan modern menyebutnya sebagai Mithraisme atau Mithraisme Romawi yang juga populer di militer Romawi kuno.

Penyembah Mithras memiliki suatu sistem yang kompleks dari 7 inisiasi lengkap dengan makanan ritual. Para inisiat disebut syndexioi. Mereka "dipersatukan dengan jabat tangan". Mereka bertemu di kuil bawah tanah (mithraea), yang terlestarikan dalam jumlah besar. Kultus tersebut berpusat di Roma.

Mithraisme berlaku di seluruh Kekaisaran Romawi kuno. Adegan ikonik Mithras menunjukkan dia dilahirkan dari batu, menyembelih banteng dan berbagi perjamuan dengan dewa Sol (Matahari). Sekitar 420 situs telah menghasilkan materi yang berhubungan dengan kultus tersebut. 

Di antaranya ditemukan sekitar 1000 prasasti, 700 adegan pembunuhan banteng (tauroctony) dan sekitar 400 monumen lainnya. Diperkirakan terdapat setidaknya 680-690 mithraea di Roma. 

Bangsa Romawi kuno menganggap misteri tersebut bersumber dari Persia atau Zoroaster. Sejak awal 1970-an, para ilmuwan telah mencatat ketidakmiripan antara ibadah-Mithra Persia dan misteri Mithraik Romawi. Kultus misteri Mithras umumnya sekarang dipandang sebagai produk yang berbeda dari dunia keagamaan Imperium Romawi. 

Dalam konteks kini, Mithraisme dipandang sebagai saingan dari Kekristenan awal dengan beberapa kesamaan, seperti: pembebas-penyelamat, hierarki para pemimpin (uskup agung, uskup, imam), acara makan bersama dan perjuangan keras dari Kebaikan untuk menang lawan Kejahatan (pembunuhan-banteng/penyaliban).

Hubungan Mysterium Dengan Pelasgians

Jika misteri adalah figure asal-usul Yunani kuno, maka misteri hanya bisa dihubungkan dengan keberadaan kaum Pelasgians. Kaum ini pernah disebutkan oleh para filsuf Yunani kuno namun mereka sendiri tidak memastikan keberadaan kaum Pelasgians. 

Herodotus dari Halicarnassus menggunakan kata "Pelasgians" dalam dua arti, yaitu:  (1). orang-orang dengan bahasa mereka sendiri, bahasa barbar, tinggal di bagian timur laut Laut Aegea (Samothrace, Imbros, Lemnos, Antandrus dan laut Marmora), (2). Orang-orang pra-Yunani yang tinggal di Peloponnese, Athena, pulau-pulau Ionia dan Thessaly.

Homer menyebutkan kaum Pelasgians tinggal di Kreta dan orang Dodona di Epirus. Ephorus dari Cyme menggambarkan Pelasgians sebagai orang yang menetap di Yunani, tetapi tidak menyebutkan dari mana mereka berasal. Ia menyebutkan mereka tinggal di Dodona, Thessaly Chios dan Etruria. 

Tidak satu pun para filsuf, seperti: Homer, Hecataeus, Herodotus, Ephorus, Strabo - menyajikan Pelasgians tua sebagai orang Yunani dan semua penulis ini menggambarkan Pelasgians kuno.

Herodotus memberikan deskripsi tentang Pelasgians abad ke-5 di bagian timur laut laut Aegea. Thucydides merujuk pada Pelasgians yang tinggal di semenanjung Athos. Thucydides juga menyebutkan orang Pelas sebagai penduduk Yunani yang sangat kuno.

Tampaknya Herodotus dan Thucydides menganggap para Pelasgians pada zamannya sebagai sisa-sisa para Pelagians kuno, tetapi semuanya itu hanya merupakan asumsi sehingga keberadaan kaum Pelasgians adalah hal belum bisa dipastikan.

Kultus Misteri Diambil Alih Gereja

Dalam Perjanjian Baru, kata 'Mysterion' digunakan secara praktis untuk seluruh Wahyu dalam konteks Kristologi. Dalam Surat Paulus kepada Efesus menyebutkan hubungan Mysterion dengan peristiwa wafat Yesus Kristus yang menyelamatkan di salib, juga dalam kaitannya dengan tradisi kenabian. 

Dalam Injil sinoptik, Mysterion mengacu pada Kerajaan Allah yang tetap tidak dimengerti oleh orang-orang non-Kristen. Yesus sendiri tidak menggunakan istilah itu. Dalam surat pertama kepada Timotius dibicarakan sebagai "misteri iman".

Di pihak Katolik, St. Benediktus mengembangkan teologi misteri yang berkaitan dengan dunia Ketuhanan, diimani dalam misteri Paskah tentang wafat dan kebangkitan Yesus Kristus yang selalu dikenangkan dalam liturgi Ekaristi, sebagai pusat rohani kekristenan.

Aspek ini diambil oleh Konsili Vatikan II bahwa komunikasi diri Allah (wahyu) dalam diri Yesus Kristus membuka kemungkinan bagi manusia untuk terlibat dalam misteri Allah. Menurut Karl Rahner SJ, sifat misteri adalah sifat penting dari Tuhan, juga setelah kesempurnaan eskatologis manusia sebagai Visio beatifica. Menurut Eva-Maria Faber, misteri Allah tidak dapat dimengerti dalam pemahaman manusia.

Sifat Allah tidak dicirikan oleh pikiran manusia yang tertutup dan penarikan diri, tetapi menyiratkan sejak awal untuk pengabdian kepada Allah. Manusia sebagai ciptaan Allah adalah gambar atau citra Allah sendiri.

Dalam ensiklik ketiganya tentang Ekaristi Kudus, Paus Paulus VI menuliskan: Mysterium Fidei. Selama Konsili Vatikan II, iman Ekaristik tradisional Gereja Katolik dijelaskan sebagai misteri Allah. Istilah Mysterium Fidei diambil dari kanon Romawi kuno. Dua ensiklik utama tentang liturgi dan Ekaristi adalah Mirae Caritatis oleh Paus Leo XIII (28/05/1902) dan Mediator Dei oleh Paus Pius XII (20/11/1947).

Dalam perjalanan reformasi liturgi, Paus Paulus VI memutuskan pada tahun 1969 untuk menafsirkan Mysterium Fidei sebagai panggilan kepada orang-orang kristen. Misteri adalah aklamasi. Aklamasi ini mengandung komitmen dan misi terhadap misteri utama iman Kristen. Setiap hari dalam perayaan Ekaristi, seorang imam Katolik mengucapkan kalimat ini sebagai wakil persona Christi, yakni: "Lakukan ini dalam ingatan akan Aku!". (*). 

Sumber:

(1). Livius.org. (06.05.2019). Pelasgians.

(2). Crystal, David, ed. (1995), "Mystery Religions", Cambridge Encyclopedia of The English Language, Cambridge: Cambridge UP.

(3). Ouvaroff, M. (Penerjemah: J. D. Price. 2004) Essay on the Mysteries of Eleusis, Reprint: USA: Kessinger Publishing.

(4). Beck, Roger (2002-07-20). "Mithraism". Encyclopaedia Iranica.

(5). Ulansey, David (1991). Origins of the Mithraic Mysteries. New York: Oxford UP.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun