Ide-ide filsafat tentang Logos di atas membuka jalan kepada kekristenan. Di era kekristenan, Logos ialah Sabda Allah yang dinyatakan dalam diri Yesus Kristus yang harus diwartakan dan ditaati.
Orang yang beriman kepada Yesus Kristus harus menyerahkan diri seutuhnya kepadaNya secara tak terbagi. Kekristenan percaya bahwa manusia mengambil bagian dalam Kemahakuasan Tuhan demi keselamatan abadi di surga di mana takarannya ialah kesaksian hidup di dunia.
Logos milik manusia terbatas, sedangkan Logos Allah adalah Maha Sempurna. Bahkan Logos adalah gelar Yesus Kristus. Logos dijelaskan dalam Injil Yohanes (Yoh. 1:1-18). Logos adalah Sabda Allah. Sabda Allah adalah pre-eksistensi, yakni: sudah ada sebelum (=prae) dunia diciptakan.
Dengan perantaraan Sabda, semuanya diciptakan. Tetapi Sabda tidak diciptakan. Logos/Sabda tidak diciptakan dari ketiadaan. Sabda Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus.
Yesus Kristus adalah sungguh manusia dan sungguh sehakikat (=ousia: Yun) dengan Allah Bapa. Yesus Kristus adalah Allah Putera yang solider dan berbelas kasih dengan umat manusia. (*).
Baca selanjutnya : Penindasan Eros oleh Logos dalam Perspektif Freud
Sumber:
(1). Kirchberger, Georg, Dr. (1997). Allah: Refleksi Dalam Tradisi Kristen. Ledalero: Diktat Kuliah
(2). Kirchberger, Georg, Dr. (1998). Pandangan Kristen Tentang Dunia dan Manusia. Ende: Nusa Indah.
(3). Clark, Gordon, H. (1972). The Johannine Logos: the Mind of Christ. Maryland: The Trinity Foundation.
(4). Kamesar, Adam. (2009). The Cambridge Companion to Philo. Cambridge: Cambridge University Pres.