Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hasil-Hasil Petisi yang Mengubah Pandemi Covid-19

11 Mei 2020   22:28 Diperbarui: 12 Mei 2020   22:47 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hasil petisi di openpetition.de Jerman telah memperlihatkan  betapa pentingnya tema-tema itu di masa Pandemi Covid-19. Tema-tema itu dibicarakan untuk mengubah pemikiran global terhadap masa depan Pandemi Covid-19.

Saya merangkumnya atas 3 hal, pertama, pelarangan terhadap vaksin wajib bagi pencegahan Corona, kedua, pencabutan pembatasan terhadap semua kebebasan sipil, ketiga, pemakaian data-data Pandemi Covid-19 secara bersih dan akurat dalam setiap analisis kebijakan.

Penggunaan Rapid test harus melalui validasi oleh lembaga independen yang diakui Laboratorium terpercaya dari Universitas atau pemerintah. Rapid test yang selama ini digunakan bukan untuk melakukan diagnosa namun dipakai untuk melakukan penelitian. 

Kewajiban vaksinasi Corona  dilakukan telah melalui pintu belakang sehingga harus ditolak. Vaksin wajib harus dilarang oleh hukum. Pasien  punya hak untuk menolak vaksin wajib. Suara gereja untuk melarang penggunaan vaksin Corona ialah kekuatiran terselubung terhadap misi lain di balik vaksinasi wajib.  Vaksin harus diperiksa oleh para ahli yang indenpenden dan diakui Laboratorium terpercaya.  

Setiap negara harus memasukan data-data resmi dengan bukti-bukit fisik ke WHO tentang jumlah pasien yang meninggal karena Corona. Banyak data tidak dilaporkan. Data misalnya jumlah kematian harian tidak menjamin bahwa penyebabnya ialah Corona.

Dari jumlah kematian sekian ribu mungkin sekitar 100 saja akibat Corona. Tanpa data yang nyata, setiap tindakan darurat tidak punya dasar hukum yang valid. Perlu ada pengujian dasar terhadap keadaan secara cermat. Para kelompok yang representatif secara demografis perlu diuji berulang kali untuk dapat menentukan tingkat penyebaran dan keagresifan virus secara handal. ()

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun