Esensi insiden Montara dan Lapindo membawa pencerahan  yang sudah dimulai di Eropa masa Renaisance yang awalnya menuntut perbaikan atau reformasi. Sehingga perbaikan yang harus dibuat adalah perbaikan alat-alat fisik dan perubahan-perubahan lahiriah. Perlu semangat pemerdekaan diri manusia dari dunia mitos dan tahayul, penghargaan real nilai serta martabat manusia yang dinilai sah dalam karyanya. Hidup manusia ini bukan hanya alat saja tapi kemanusiaannya juga.
   Pemerdekaan bangsa Indonesia harus diinspirasi dari pemikiran alam Yunani-Romawi kuno. Dalam zaman Yunani kuno, sekularisasi merupakan pendewasaan hidup manusia. Dalam zaman ini perlu banyak manusia yang rela mengorbankan diri memajukan martabat kemanusiaan tanpa haus kekuasaan. Para filsuf zaman Yunani kuno, seperti Sokrates dan Aristoteles  telah sungguh-sungguh menjadi pioner bagi pendewasaan kemanusiaan sepanjang masa sampai keduanya mengorbankan diri mereka sendiri sampai mati.
   Dunia kini butuh orang-orang seperti filsuf Aristoteles dan filsuf Sokrates yang sungguh setia dengan sikap dan pemikiran yang kuat sampai mati. Indonesia juga butuh orang-orang kritis, eksploratif dan kreatif, mampu berkomunikasi dan mampu berkolaborasi dalam dunia kini yang akan segera memasuki abad pasca modern di abad XXI.() (Habis)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H