Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hikmah dari Deutscholympiade Region 1 NTT 2020

18 Desember 2019   19:22 Diperbarui: 22 Desember 2019   06:18 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajang Region 1 Deutscholympiade tingkat Provinsi NTT 2020 telah selesai digelar pada 11 November 2020. Tapi SMA Suria Atambua telah mencetak prestasi besar di tahun 2019 lalu, saat Suria menjadi juara 1 dan lolos ke babak final di Jakarta. Tetapi tahun 2020 ini, anak-anak Suria hanya mencapai peringkat 13-15, lumayan juga pencapaian tahun ini. Sebab jika dikalkulasikan dengan sekolah-sekolah swasta, Suria masih tetap sebagai salah satu SMA terbaik di tataran SMA-SMA Swasta di Region 1 NTT.

Peringkat 1 hingga peringkat 12 di Deutscholympaide Region 1 NTT diraih oleh SMA-SMA Negeri di Kota Kupang. Setelah SMA-SMA Negeri di Kupang menyusul Suria.

Apa hikmah dari Regional Deutscholympiade NTT tahun ini yang kami bisa petik? Banyak sekali hikmah yang kami dapatkan, terutama perubahan paradigma metode belajar-mengajar. Saya belajar dari ajang tahun ini bahwa ternyata, kami harus meninggalkan metode yang kami buat selama ini yakni memfokuskan diri pada pengetahuan Grammatische dan verstehen.

Metode pembelajaran untuk tata bahasa dan verstehen adalah metode dasar yang jika dipakai dalam kompetisi terasa lemah. Untuk memenangkan kompetisi internasional besar seperti Olympiade bahasa Jerman ini, kami harus berada pada tahab: menguasai, fasih dan berkeahlian/berketerampilan.

Jadi pembelajaran dengan fokus pada tata bahasa dan fokus pada memahami harus kami tingkatkan menjadi belajar untuk menguasai, fasih dan memiliki keahlian. Belajar untuk menguasai dan fasih tercermin dalam bagian sprechen. Pembelajaran untuk memiliki keterampilan tercermin dalam bagian schreiben dan hoeren. Bagian schreiben dan hoeren tidak bisa dipakai metode memahami, namun menguasai, fasih dan berkeahlian tinggi. Dalam kompetisi, bagian schreiben memiliki nilai paling tinggi dari bagian hoeren dan verstehen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun