Apakah anda juga pernah merasa sakit cukup berat sehingga perlu masuk Rumah Sakit terdekat? Kalau anda pernah sakit berat berarti kita merasa senasib. Dua kali saya masuk rumah sakit karena sakit cukup parah. Saya masuk rumah sakit untuk berobat pertama kali saat saya berkuliah di STFK Ledalero-Flores. Saat itu saya merupakan seorang frater biarawan SVD. Suster dokter menyatakan bahwa saya terdeteksi tifus. Kondisi ini mengharuskan saya masuk Sint Elisabeth Catholic Hospital Lela (RSK St. Elisabeth Lela)  selama 7 hari. Saat itu saya diinfus sekitar 5 botol. Kemudian sakit kedua, saat baru selesaikan wisuda Sarjana Mei 2002. Saat itu saya sudah keluar dari Seminari Tinggi Ledalero. Saat saya pulang kembali ke rumah orang tuaku dan saya dilanda kelelahan.Â
   Perlu 1 minggu saya tidur dengan jarum infus menikam urat tanganku. Cairan dari dalam lima botol infus mengalir setiap detik ke dalam tubuhku. Tanganku kurasakan cukup nyeri. Kondisiku saat itu memang cukup paradoks dari kondisi saat saya berkuliah dahulu. Suatu waktu di saat kuliah, karena rajin makan, istirahat dan olah raga, saya pernah mendonorkan darah satu dua kali ke RSK St. Elisabteh Lela-Sikka-Flores.Â
   Ternyata kondisi sakit saya berakhir dengan kesembuhan setelah 1 minggu tidur tanpa bergerak, tanpa bicara, tanpa gelisah dan pasrah. Tentu saja sambil saya berdoa dalam hati agar penyakit saya segera dipulihkan. Sayapun pulang ke rumah dengan selamat sambil minum obat dan istirahat sekitar 1 minggu lagi untuk pemulihan kesehatan.
   Saat kita jatuh sakit kita harus butuh bantuan dan tetap tenang. Kita perlu diam serta tidak banyak bergerak. Kita perlu menghindari gelisah, bergerak banyak dan stress. Kalau kita terus bergerak, cenderung gelisah dan dilanda stress maka kondisi sakit kita akan makin parah. Padahal keadaan sakit kita mungkin tidak seberapa. Kondisi gelisah dan stress membuat sakit kita makin payah. Penyakit itu bukan hanya menggerogoti fisik namun juga jiwa. Ingat peribahasa mengatakan: dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Jadi kalau tubuh sakit, jiwa juga sakit. Sehingga tidak mengherankan kalau seorang pasien selalu terlihat gelisah dan terus bergerak. Penyebabnya ialah pasien merasa jiwanya sakit.
   Saat kita merasa sakit, kita sedang berkonsultasi dengan badan kita sendiri. Kita berusaha jujur mengatakan letak sakit dan keluhan sakit kita agar bisa dicarikan pengobatan. Kita harus jujur mengatakan sakit apa yang kita rasakan. Kita harus terbuka dengan penyakit kita sendiri.
   Setelah kita jujur mengatakan penyakit kita kepada orang-orang dekat dan para petugas medis, kita harus mengupayakan pengobatan. Dalam mengupayakan pengobatan, kita harus taat kepada petunjuk dokter untuk mengkonsumsi obat-obat yang diberikan. Kita berusaha untuk istirahat secara tenang (tenangkan pikiran dan tenangkan kegiatan fisik) dan makan-minum secara teratur. Kita harus melakukan diet-diet yang diberikan oleh para dokter.
   Lebih baik dari semuanya itu adalah selama kita sakit kita harus selalu berdoa kepada Tuhan YME. Lazimnya kita menderita sakit karena beban-beban penderitaan yang sulit anda (atau saya) tanggungkan sendiri. Mungkin anda atau saya menderita sakit akibat dosa-dosa sendiri. Maka kita perlu berdoa mohon ampunan Tuhan agar kita kembali sehat. Doa dengan penuh iman dapat menyembuhkan badan dan jiwa kita yang sedang sakit. Doa membuat kita merasa tenang dan tenteram. Doa membuat kita tidak merasa resah dan gelisah.Â
   Doa membantu kita menyelesaikan masalah-masalah yang tidak bisa kita tanggungkan. Kita berdoa mohon kesembuhan dan penghiburan agar tetap kuat iman di tengah semua percobaan  yang sedang kita alami. Kita ingat bahwa Tuhan itu Maha Baik pada semua orang. Tuhan akan menyembuhkan kita kalau kita tenang, pasrah dan penuh iman menyampaikan permohanan kita. Saya yakin kalau kita melakukan hal-hal di atas maka kita akan kembali merasa sehat kembali.Â