Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024. Wa: +6281337701262.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dari Limbah untuk Energi Biofuel

13 September 2017   03:02 Diperbarui: 13 September 2017   15:45 3542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagan proses pemanfaatan cirit lembu/sapi/kerbau sebagai sumber energi Biofuel (Mongabay.co.id )

Untuk Bahan Bakar Cair

     Transportasi dan mesin-mesin membutuhkan bahan bakar berwujud cair sebab berbagai kendaraan dan mesin-mesin biasanya membutuhkan kepadatan energi yang tinggi. Kendaraan biasanya membutuhkan kepadatan kekuatan yang tinggi yang bisa disediakan oleh mesin pembakaran dalam.

     Mesin-mesin membutuhkan bahan bakar untuk proses pembakaran yang bersih. Bahan bakar harus menjaga kebersihan mesin dan meminimalisir polusi udara. Bahan bakar yang lebih mudah dibakar dengan bersih biasanya berbentuk cairan dan gas. Dengan begitu cairan (serta gas-gas yang bisa disimpan dalam bentuk cair) memenuhi persyaratan pembakaran yang portabel dan bersih. Selain itu cairan dan gas bisa dipompa, yang berarti penanganannya mudah dimekanisasi dan tidak membutuhkan banyak tenaga. Jadi bahan bakar cair bisa diolah dari bahan bakar hayati yang biasanya bebas pencemaran udara.

     Solusi yang lebih baik untuk meningkatkan dukungan masyarakat dan pemerintahan negara-negara serta industri untuk percepatan dan  implementasi Biofuel dapat diambil dari sejumlah tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan, di antaranya cellulosic biofuel, limbah biomassa, batang/tangkai gandum, jagung, kayu, dan berbagai tanaman biomassa atau energi yang spesial (contohnya Miscanthus). Biofuel menggunakan teknologi biomassa ke cairan di antaranya cellulosic Biofuel dari tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan.

     Sebagian besar biofuel generasi kedua sedang dikembangkan seperti biohidrogen, biometanol, DMF, Bio-DME, Fischer-Tropsch diesel, biohydrogen diesel, alkohol campuran dan diesel kayu. Produksi cellulosic mempergunakan berbagai tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan atau produk buangan yang tidak bisa dimakan. Memproduksi Etanol dari Selulosa merupakan sebuah permasalahan teknis yang sulit untuk dipecahkan. 

Berbagai hewan ternak pemamahbiak (seperti sapi) memakan rumput lalu menggunakan proses pencernaan yang berkaitan dengan enzim yang lamban untuk menguraikannya menjadi glukosa (gula). Di dalam Laboratorium cellulosic ethanol, berbagai proses eksperimen sedang dikembangkan untuk hal yang sama, di mana gula yang dihasilkan bisa difermentasi menjadi bahan bakar Etanol. Penggunaan limbah Biomassa untuk memproduksi energi mampu mengurangi berbagai permasalahan polusi dan pembuangan, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca.  Sebuah laporan menyimpulkan bahwa di Eropa pada tahun 2020 nanti terdapat 19 juta ton minyak tersedia dari biomassa, dengan 46% dari limbah bio: yang terdiri dari limbah padat perkotaan, residu pertanian, limbah peternakan, dan aliran limbah terbiodegradasi yang lain.

Jerami bisa diolah dan dikembangkan untuk menjadi Biofuel(Foto:infopeternakan.com)
Jerami bisa diolah dan dikembangkan untuk menjadi Biofuel(Foto:infopeternakan.com)
     Sumber energi gas didapatkan dari tempat penampungan akhir sampah yang menghasilkan sejumlah gas karena limbah yang dipendam di dalamnya mengalami pencernaan anaerobik. Secara kolektif gas-gas ini dikenal sebagai landfill gas (LFG) atau gas tempat pembuangan akhir sampah. Landfill gas bisa dibakar baik secara langsung untuk menghasilkan panas atau menghasilkan listrik bagi konsumsi publik. Landfill gas mengandung sekitar 50% Metana (CH4) yakni gas yang juga terdapat di dalam gas alam. 

Biomassa bisa berasal dari limbah materi tanaman. Gas Metana (CH4) dari tempat penampungan kotoran manusia dan hewan yang memasuki Atmosfer merupakan hal yang tidak diinginkan karena Metana (CH4) adalah salah satu gas rumah kaca yang potensil pemanasan globalnya melebihi Karbondioksida (CO2).

Tempat penampungan akhir sampah bisa diolah untuk menjadi sumber energi Biofuel di masa depan (Foto:kemendagri.go.id)
Tempat penampungan akhir sampah bisa diolah untuk menjadi sumber energi Biofuel di masa depan (Foto:kemendagri.go.id)
     Seiring dengan makin tingginya pertumbuhan penduduk dan populasi kehidupan di dunia, dirasa bahwa penggunaan energi Biofuel dari material tertentu dapat mengancam ketersediaan pangan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan hewan. Opsi pemilihan material energi Biofuel harus menghilangkan bahaya ketersediaan pangan bagi pemenuhan kebutuhan pokok umat manusia dan hewan. Pilihan menggunakan material untuk energi Biofuel sebaiknya diambil dari limbah-limbah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun