Salah satu keuntungan dari energi Biofuel ialah pencemaran udara menjadi minim bahkan tidak ada sama sekali. Â Banyak negara di Eropa, AS dan Brasil telah berhasil memanfaatkan energi Biofuel untuk mesin-mesin dan kendaraan bermotor sebagai akibat dari upaya mengurangi pemanasan global dan pencemaran udara.Â
Di Indonesia, meskipun potensi Biofuelnya melimpah namun belum diusahakan secara maksimal karena persediaan energi dari Migas masih mencukupi. Salah satu konsekuensinya ialah pencemaran udara masih tinggi. Sumbangan emisi CO2 untuk pemanasan global akibat pemakaian bahan bakar fosil masih cukup tinggi. Pemanfaatan bahan bakar hayati di sekitar kita sendiri menyimpan ceritera panjang.Â
Bahan-Bahan Bifuel dan Pemanfaatannya
   Secara teoritis yang dimaksudkan dengan bahan bakar hayati ialah bahan bakar berwujud cairan, padatan dan gas yang dihasilkan oleh bahan-bahan organik. Biodiesel bisa secara langsung dihasilkan oleh tanaman dan secara tidak langsung oleh limbah industri baik limbah industri komersial, limbah industri domestik dan limbah industri pertanian. Tidak sadar, bahan-bahan pembentuk Biodiesel di sekitar kita menumpuk. Bila dikelola secara baik akan memberikan kontribusi penting bagi suplay energi masa depan yang bebas polusi dan bebas pemanasan global.
 Ada tiga cara untuk pembuatan Biofuel:
1. Pembakaran untuk limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian);
2. Fermentasi untuk limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan Biogas (mengandung hingga 60 % gas Metana), atau fermentasi tebu dan jagung untuk menghasilkan Alkohol dan Eter
3. Energi langsung dari hutan. Umumnya dihasilkan kayu-kayu kering dari berbagai tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar. Secara esensial, kayu bakar merupakan bahan yang amat mudah diperoleh di Indonesia dan NTT khususnya yang sudah lama dipakai sebagai sumber energi untuk memasak.Â
   Selain kayu-kayu, limbah kotoran hewan-hewan tersedia cukup melimpah utamanya di berbagai kandang ternak kotoran hewan seperti; sapi, babi, kuda, ayam dan kambing yang terus meningkat dengan adanya budidaya massal hewan-hewan tersebut. Kotoran hewan-hewan itu dipakai sebagai sumber energi yang diolah dengan cara fermentasi.
  Selanjutnya proses fermentasi limbah kotoran hewan menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-bahan ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil tetapi perlu kadang-kadang diperlukan perubahan besar pada sistem mesin. Untuk berguna jadi minyak untuk kendaraan, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil.Â
   Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar Karbondioksida (CO2) di Atmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan untuk memproduksi Biofuel mengurangi kadar Karbondioksida (CO2) di atmosfer. Biofiel tidak seperti bahan bakar fosil umumnya yang mengembalikan Karbondioksida (CO2) yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara.   Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer, selain  itu Biofuel mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan untuk meningkatkan keamanan energi.