Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buku, Goresan Bermakna dan 'Bernilai Tak Terhingga'

8 September 2017   19:40 Diperbarui: 8 September 2017   22:15 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tahun, saat kami membaharui laporan tahunan menjelang akreditasi sekolah, terdapat lembaran format yang harus diisi para guru senior. Dalam format terdapat form publikasi guru. 

Buku karya pribadi tanpa ISBN memiliki nilai di bawah buku ber-ISBN. Dahulu semua buku apa saja ciptaan guru masuk perhitungan angka kredit guru. Belakangan ada form yang meminta ini itu terkait publikasi guru. Tentu buku pelajaran yang ditulis guru bersangkutan lebih diutamakan. Buku-buku karya guru yang lolos Badan Standar Perbukuan Negara tentu paling diutamakan lagi. 

Bagi saya, publikasi buku tetap terasa penting selain kehadiran di kelas. Karya-karya kreatif guru yang masuk penilaian saat ini ternyata tidak menjurus hanya pada penulisan buku. Saya sebut beberapa; karya musik/lagu yang masuk industri rekaman, karya cipta berupa alat-alat inovasi, karya-karya cipta berupa lukisan dan karya seni yang dapat dipamerkan. Sangat senang bahwa apa yang dibuat guru saat waktu senggang tak luput dari pantauan pemerintah. Semua karya guru harus memberikan bobot bagi karya akal budi guru yang bersangkutan demi peningkatan kualitas manusia.

Tentu muncul banyak pertanyaan di sekitar para guru tentang sejauh mana penghargaan atas karya-karya inovatif guru berwujud nilai real berupa uang dan penghargaan untuk meningkatkan kesejahteraan diri, keluarga dan masyarakat. Sebagai guru, penghasilannya jelas berwujud uang setiap bulan yang besarnya sudah ditentukan pemerintah. Tentu gaji itu diberikan negara karena prestasi kerja setelah guru yang bersangkutan melaksanakan karya-karya sesuai yang dituntut negara.

Suatu hal yang agak saya pastikan bahwa hasil karya inovatif para guru tidak semata-mata demi menghasilkan uang, tetapi nilai lebih dari buku ialah dapat menambah kualitas diri penulis sebagai pendidik. Dahulu bagi seorang yang sudah bekerja, perhatian untuk mendapatkan royalti dari menulis, hampir tidak ada lagi. 

Menulis buku dan menerbitkan buku adalah sebuah prestasi pribadi, sebuah goresan bermakna dalam sejarah hidup seorang tokoh yang bisa ditinggalkannya. Sebagai sebuah pencapaian peradaban, tak salah kalau penulis sendiri perlu membayar biaya-biaya pada awal pembuatan buku. Karena proses pembuatan buku melibatkan banyak penjasa, misalnya: editing, lay out, pembuatan cover, jasa pengiriman, jasa percetakan, jasa penerbitan, dll. 

Penulisan buku untuk diri sendiri bagi banyak orang mungkin bukan menjadi segalanya dalam hidup ini. Penulisan buku adalah peradaban manusia modern yang hidup dalam dunia yang begitu tipis batas-batas geogafisnya. Dalam peradaban internet ini, sebuah pesan tertulis yang meskipun hanya terdiri dari beberapa kata, dalam waktu singkat bisa tersebar ke berbagai penjuru dunia.

Betapa dunia kita telah terhubung dan  telah tersambung dalam persatuan universal. Kita hidup dalam dunia yang begitu luas dengan peradaban modern yang amat maju. Untuk itu, goresan pesan bermakna dalam buku tetap penting bagi seorang individu.

Pesan-pesan dalam buku yang ditulis sepenuh pikiran dan maksud adalah penggambaran utuh dari kehendak untuk menyatukan dunia pikiran umat manusia. Dalam buku, sebagai penulis, kita melukis dunia dalam kaca mata sendiri. Kita mempersatukan dunia ide dari sesama kita yang oleh kemajuan bukan lagi berada di sisi kita saja namun berada di seluruh dunia. 

Bagi saya menulis buku tetap terasa penting. Dengan menuis buku, kita membangun citra bangsa untuk semakin memperindah kehidupan manusia Indonesia. Kita dapat melihat seluruh dunia dengan hanya satu pandangan, yakni pandangan diri sendiri dengan kemampuan ilmu dan teknologi yang kita miliki saat ini. 

Jadi buku adalah goresan bermakna 'yang bernilai tak terhingga' bagi peradaban dunia saat ini. Penulis ialah agen peradaban dunia. Buku hasil tulisannya ialah salah satu citra yang amat penting yang bisa dinikmati para pembaca dalam berbagai periode kehidupan di masa depan untuk melihat dunia peradaban Indonesia. Marilah sambil kita bekerja, kita juga membangun citra bangsa Indonesia melalui tulisan-tulisan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun