Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ikhlas Hati, Tapi Tidak Boleh Benarkan Kejahatan

22 Juni 2017   10:32 Diperbarui: 22 Juni 2017   12:03 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor ketertindihan ekonomi bisa membawa orang kepada perilaku jahat. Faktor kemiskinan bisa membuat orang yang semula baik dapat berubah menjadi jahat. Tanda dari kemiskinan suatu masyarakat ialah maraknya pencurian dan kekerasan dengan benda tajam. Sekarang ini banyak jenis model pencurian, malahan waktu orang pun bisa dicuri. Banyak motivasi mendorong orang sampai mencuri, dari iseng-iseng, mencari nafkah hingga pamer jagoan. Selain itu ada pencurian karena terdesak ekonomi dan karena politik. 

Pencurian politik bertujuan memperlemah para lawan politik, misalnya mencuri start kampanye dan mencuri-curi karya orang melalui Internet tanpa menuliskan nama penulisnya. Perilaku para pencuri makin canggih saja, walau demikian hukum lebih canggih. Ketidaktahuan gunakan teknologi bisa membahayakan barang-barang milik pribadi, teristimewa HP. Dewasa ini para pencuri mengincar HP milik orang yang tidak tahu sebuah futur perlindungan pelacak HP-nya. Padahal dengan fitur pelindung dan pelacak HP, HP yang hilang bisa dilacak keberadaannya melalui Google Map. Sialnya saya tidak tahu bahwa ada fitur perlindungan dan pelacakan HP yang hilang, sehingga saat HP Nokia kesayangan saya hilang, saya tidak mampu melacak dan mencari HP kesayangan saya itu.

Saya pernah dengar sendiri dari teman saya Oni Berek yang saat ini sudah jadi PNS, saat kami sama-sama bersekolah di SMA Seminari Lalian. Oni Berek memiliki ayah dan ibu asli Belu sehingga beliau paham benar perilaku pencurian itu sendiri. Beliau pernah berceritera bahwa di Belu seorang anak sudah dihasut oleh orang dewasa sejak kecil untuk bisa mencuri sejak kecil. Pada masa lampau di salah satu kampung di daerah Belu pedalaman, seorang lelaki yang datang pacaran atau meminang ke rumah si gadis, keluarga si gadis bertanya hal yang paling pertama: anda mampu curi atau tidak? Kalau anak itu menjawab bisa curi maka dia baru diisinkan dapat mengawini gadis mereka. Kalau dia menjawab dia tidak bisa curi, maka mereka akan menolak lamaran lelaki itu. Karena tuntutan itulah pada masa lalu, para pencuri berkeliaran di Belu. 

Para pencuri itu umumnya anak-anak lelaki remaja, agaknya merupakan keharusan sebelum mereka menikah dengan seorang gadis Belu. Namun dengan pesatnya laju pendidikan, tradisi seperti yang diceriterakan oleh Oni Berek, teman saya itu pasti sekarang sudah tidak ada lagi. Telah hilang bersamaan dengan perubahan mentalitas manusia akibat ajaran agama dan pendidikan. Sayang sekali bahwa kebanyakan pelaku pencurian masa lampau ialah mereka yang menyeberang masuk ke wilayah Indonesia dari arah wilayah Timorleste. Terbukti banyak bahwa para pelaku pencurian sapi, dll lebih banyak berasal dari daerah seberang alias Timorleste.

Kejadian Out of Control

Salah mengontrol barang milik sendiri bisa menyebabkan kehilangan. Kehilangan barang sendiri itu akibat kontrol yang tidak benar terhadap barang itu sendiri. Senin, 16 Mei 2016, pagi-pagi saya pergi ke gereja untuk misa pagi. HP Nokia saya tinggalkan di atas meja kerja saya. Setelah misa saya pulang, lalu karena terlalu mengantuk saya baring-baring di tempat tidur sambil saya baca-baca. Setelah sekitar 1 jam saya baring-baring, muncul keinginan saya untuk mencari air kelapa muda di Sukabitetek. Saya sadar bahwa pagi itu saya keluar rumah tanpa membawa apa-apa, hanya dompet dan arloji di tangan. Dompet berisi ATM saya keluarkan saat berada di jalan cabang Lurasik untuk keluarkan uang dari ATM sebesar Rp 100.000. Dengan uang itu saya beli 5 buah kelapa muda dan bayar ongkos ojek ke rumah pulang pergi.

Saya behasil membeli 5 buah kelapa muda lalu membawanya ke rumah. Saat itu saya butuh air kelapa muda untuk mengidealkan persediaan air dalam tubuh. Air kelapa muda berfungsi untuk mengembalikan kesegaran tubuh karena sering begadang hingga pagi hari. Tiba di rumah, setelah meletakkan 5 buah kelapa muda, saya bermaksud mau mengambil HP saya di atas meja kamar namun saya tidak menemukan HP itu lagi. Semua penghuni rumah terkejut hebat. HP Nokia itu saya beli di Tower pasar Senen-Jakarta berharga sekitar Rp 1. 130.000. Untung bahwa saya masih memiliki HP yang lain sebagai cadangan.

Saya terus mencari HP dengan membongkar lemari pakaian saya namun saya tidak menemukan. Saya membongkar lemari dan tempat tidur namun saya tidak temukan HP Nokia itu. Saya pikir bahwa saya hilangkan HP Nokia saya di Sukabitetek. Saya lalu pergi mencek lagi ke Sukabitetek, ternyata saya tidak menemukan HP itu di sana. Saat itu saya sempat tanya keberadaan HP kepada penjual kelapa muda, dia bilang tidak dengan wajah kurang baik. Seorang dukun yang kami hubungi memberikan penjelasan kurang memuaskan. Saya kurang suka lalu kembali.  Juga seorang dukun yang lainnya mengatakan bahwa HPku dicuri oleh seorang anak muda berumur sekitar 15 tahun. Dia masuk dalam rumah saat itu rumah sunyi lalu dia ambil HP itu di atas meja jahit. 

Setelah 3 hari, HP Nokia itu tidak ditemukan dan tidak dikembalikan oleh pencuri misterius itu. Si pencuri telah sembunyikan dan ambil HP, barangkali dia bermaksud mau menjual, saya masih berharap agar HP itu bisa dia kembalikan karena ada nomer HP dalam kartu AS saya di dalam HP Nokia itu, juga ada gambar-gambar penting.

Pernah Kamera Lumix juga menghilang. Beberapa bulan berikutnya si pencuri memberikan kembali kulit kamera itu tanpa isi kamera. Saya heran tiba-tiba kulit Kamera Lumix itu tiba dalam rumah sedangkan Kamera itu hilang. Saya ambil lalu berdoa di depan salib. Saya berdoa agar pencuri itu bertobat. Sekarang pencuri mengambil lagi HP Nokia saya. Sesuatu yang pasti ialah para para pencuri di Halibaurenes sedang beraksi lagi. Dua tahun lalu mereka masuk ke dalam rumah lalu mencuri di dalam rumah tetangga kami. Dalam rumah itu, para pencuri membunuh nenek tua bernama Dominika Bete (85 tahun) lalu membawa kabur barang-barang korban.

Memetik Hikmah

Hingga kini demi nilai-nilai kebajikan, saya ikhlaskan kehilangan Kamera dan  HPku. Saya berdoa agar si pelaku sadar terhadap semua perbuatannya dan mau bertobat serta tidak mengulang lagi kesalahan demi kesalahan yang sama. Saya berdoa agar generasi muda diberikan kekuatan untuk bekerja secara halal dalam mencari rezeki. Saya berdoa agar mereka bisa bertobat dan berjanji untuk tidak mengambil sembarang barang milik orang lain. Semoga generasi muda berjuang untuk menghidup diri sendiri dengan tata cara yang positif dan tidak melanggar peraturan dan norma-norma hidup bersama.

Nilai lain yang saya petik dari kasus-kasus pencurian barang-barang milik saya ialah, agar kita tidak boleh membenarkan dan membela pencurian atau kejahatan. Kejahatan pencurian harus dibasmi. Kejahatan pencurian harus dihukum demi pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Kejahatan pencurian harus ditindak. Mereka tidak boleh ditoleransi karena hanya akan merusak dan menambah parahnya sendiri-sendiri kehidupan moral masyarakat. Tegurlah orang yang berada di jalan kejahatan untuk memperbaiki tingkah lakunya.

Nilai berikut ialah sebaiknya berdoalah agar hati nurani kita bersih dan murni untuk membedakan mana yang jahat dan mana yang baik. Oleh karena hati nurani kita kurang bersih, kita sering tidak tahu secara benar: apakah kita sedang berada di jalan kebaikan atau kejahatan. Perlu pembimbing rohani baik dari rohaniawan/i dan para tokoh masyarakat. Kemurnian hati nurani manusia amatlah menentukan dalam membedakan yang jahat dan baik. Berbuatlah baik, belahlah kebaikan, posisikanlah diri anda dalam kebaikan, sebaiknya tidak boleh posisikan diri dengan kejahatan. Bolehlah masuk dalam kelompok kejahatan namun anda harus memiliki visi untuk menegur mereka, menolong mereka, memperingatkan mereka dan menasihati mereka untuk kembali ke jalan yang benar.

Bagi seorang yang berkarakter baik, ia akan tetap baik meskipun berada dalam sarang orang-orang pembuat kejahatan. Orang baik harus seumpama lilin dan cahaya yang menerangi orang-orang jahat untuk bertobat dan membaharui diri ke jalan kebenaran dan kehidupan. Dengan demikian, dunia bisa dibaharui menjadi lebih baik dengan perjuangan dan kerja keras. Semoga Tuhan memberkati orang-orang yang sabar, rela mengampuni dan berkehendak baik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun