Anda masih ingat film populer Tanah Air Beta? Film ini menceriterakan tentang pergulatan manusia yang hidup pada awal terbentuknya Timorleste diperbatasan Indonesia –Timorleste. Setting film mengambil latar belakang pesona alam pemandangan sepanjang Pantura Atambua-Wini. Minggu, 14 Mei 2017, saat kami dalam rombongan para guru SMA Kristen Atambua mengunjungi jenasah salah seorang staff pengajar SMA-SMP Kristen Atambua, kami melakukan perjalanan mengesankan melalui Pantura.
Setelah melewati Pantura Belu, kami segera memasuki wilayah Pantura kabupaten Timor-Tengah Utara. Ternyata pesona Pantura Belu-Wini-Mena memang penuh pesona. Pantas pesona alam pemandangan menjadi setting film populer Tanah Air Beta. Pemandangan sepanjang jalan memberikan warna alami dan damai. Pengunjungi hanya akan puas meskipun hanya melihat dari kaca depan mobil yang tengah melaju kencang. Tanah lapangan berumput, pemandangan perbukitan yang agung dan hijau, sawah-sawah menghijau dan lautan yang damai menyimpan kemolekan tersendiri. Selain itu kedamaian dan keramahan penduduk tampak nyata. Semua itu ialah anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan rahmat yang patut disykuri bagi bangsa.
Salah satu rumah penduduk tampak damai di sepanjang Pantura(Foto:Dokpri)
Di kota Wini, sebuah kota kecamatan dengan bangunan-bangunan yang tertata, tersedia makanan enak yang bisa disantap hangat. Pepohonan rindang, sapi-sapi yang tengah merumput telah memberikan kesan pemandangan ala cowboy. Sepanjang perjlanan, kita merasa sungguh luar biasa bisa mengunjungi Pantura. Sayang sekali tujuan kami bukan untuk menikmati pemandangan, namun kami tengah berduka cita sehingga foto-foto yang direkam tampak terburu-buru.
Salah satu vie pemandangan sepanjang Pantura (Foto:Dokpri)
Dataran Pantura selain memberikan view pemadangan yang molek juga merupakan lokasi pacuan kuda tahunan. Tahun ini khabarnya arena pacuan kuda mulai dilakukan perlombaan kuda pacuan yang melibatkan kabupaten TTS, TTU, Belu dan Timorleste. Pacuan kuda merupakan salah satu pesona Pantura yang tak boleh dilewati. Ajang pacuan kuda ini mempertontonkan kuda-kuda balab terbaik dari bumi Timor. Sungguh luar biasa Pantura Belu-TTU, memanfaatkan kunjungan rombongan SMA Kristen Atambua terhadap seorang rekan guru yang baru saja berpulang di desa Napa, kecajatan Bikomi perbatasan dengan Oecusie-Timorleste, alm. Kanisius Nule, BA, S.Pd. Dalam beranda Facebookku saya hari ini saya menulis,
"Alm. Kanisius Nule menamatkan pendidikan SMA Seminari Lalian, Novisiat SVD Ledalero, lalu mengikrarkan kaul sementara dalam SVD, namun mengundurkan diri. Beliau berhasil menamatkan pendidikan BA Filsafat/Teologi STFK Ledalero lalu lama mengabdi sebaga guru PNS pada SMP-SMA Colegio Maliana-Timor-Timur hingga tahun 1999. Mulai tahun 1999 sampai akhir hayatnya beliau berprofesi sebagai guru bahasa Inggris di SMA Kristen Atambua dan SMP Kristen Atambua. Alm, sempat menyelesaikan S1 pada FKIP Universitas Timor sekitar tahun 2012. Selamat jalan sahabat, rekan kerja dan pendidik bangsa, semoga bahagia di sisiNya". Â Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya