Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Atas Ketinggian Lebih dari 30 Ribu Kaki

11 Mei 2017   19:27 Diperbarui: 11 Mei 2017   20:41 5874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Boleh dikatakan bahwa hanya sedikit orang telah meneliti tentang kehidupan metafisika di ketinggian 33 ribu kaki. Pengalaman mengetaui adanya fenomena metafisika itu mungkin ada namun sejalan dengan waktu, seseorang sering banyak melupakannya, berlalu bersama angin. Pesawat Lion Air dengan kualifikasi Boeing 737 selalu berada di ketinggian 33.000 kaki dalam penerbangan Kupang-Surabaya-Jakarta. Badan pesaawat yang menukik ke atas melampaui kecepatan suara akhirnya berada di atas awan-awan. Pesawat itu berada 11 kilometer di atas darat, kata Kapten Boeing 737 900 dalam pengumuman kepada kamipara penumpang dalam penerbangan dari Jakarta-bandara internasional Sidoarjo lalu menuju bandara El Tari-Kupang.

Apakah yang terlintas dalam bayangan anda saat berada di ketinggian 33.000 kaki? Aku yakin, sama seperti aku, semua penumpang memiliki presepsi sendiri tentang lukisan situasi selama lebih dari 1 jam di atas ketinggian tersebut. Dalam perjalanan bolak-balik, dari Atambua-Jakarta, saya lebih banyak diam, mencoba menyimak tentang kejadian metafisika di atas 32.000 kaki dari atas permukaan laut. Saya merenung sambil sesekali melepaskan pandangan ke luar melalui jendela pesawat Boeing.

Saya terbiasa dengan meditasi sejak remaja mencoba untuk melakukan hening dan meditasi dalam situasi ini. Aku menyelami kejadian apa yang terjadi di langit: apakah ada tanda-tanda gerakan baik fisik ataupun metafisika. Seadainya gerakan materi menjadi minim, paling banyak ialah gerakan metafisika yakni gerakan-gerakan dari hal-hal di luar fisik.

Tentang gerakan metafisika di alam atas pada ketinggian 33.000 kaki, beberapa waktu lalu, seorang pria asal Irlandia bernama Nick O’Donoghue, tanpa sengaja melihat sesosok bayangan misterius di ketinggian 30.000 kaki (sekitar 9,144 meter) dari atas pesawat yang ditumpanginya. Sosok misterius yang terlihat seperti robot raksasa dalam film fiksi The Iron Giant itu seolah-olah sedang berjalan di atas lapisan awan, sehingga ia pun terkejut melihat pemandangan yang tak terduga itu. Setelah gambar tayang dan menjadi trending topic di Twitter, Sementara netizen lain mengatakan bahwa sosok bayangan itu sekilas tampak seperti robot “The Iron Giant” dalam film animasi Hollywood. Film “The Iron Giant” diadaptasi dari novel yang berjudul “The Iron Man” karya Ted Hughes yang dirilis Warner Bros Pictures tahun 1999. Film animasi yang bercerita tentang sesosok robot luar angkasa yang jatuh ke bumi dan akhirnya berteman akrab dengan seorang bocah berumur 9 tahun bernama Hogarth Hughes.

Saya memang pernah menonton film The Iron Man dari dalam Notebook ini, saat itu saya belum memiliki perhatian atas fenomena metafisika. Yang ada hanya desisan mesin demi desisan tiupan angin menerpa badan pesawat. Namun kalau manusia memiliki naluri dari kekuatan intuisi, bukan tak mungkin kejadian-kejadian metafisika bisa disimak secara lebih tajam dan jelas. Tentu hal kemampuan intuisi manusia berbeda dengan manusia lain. Manusia yang memiliki intuisi kuat akan mampu menyimaknya lalu menjelaskannya dengan amat meyakinkan dengan alasan-alasan yang logis rasional.

Boleh jadi kehidupan metafisis di ketinggian 33 ribu kaki berasal dari pribadi manusia sendiri yang membawanya dalam tubuh fisiknya sendiri. Kehidupan dengan berbagai proses yang dilakui manusia di daratan berupa kelahiran, masa bayi,anak, remaja, tua dan mati ikut membentuk kehidupan manusia. Manusia memiliki jiwa yang proses pendewasaan jiwa itu melalui berbagai peristiwa dan pengetahuna dan pengalaman hidupnya dalam relasi sosial dengan masyarakatnya.

Bagi manusia yang hidup, keterikatan secara bathiniah dengan jiwa-jiwa kaum beriman yang telah pergi lebih dahulu mungkin bisa membawa orang kepada pengalaman menyimak fenomena metafisika di atas ketinggian 33 ribu kaki. Tetapi sebagai manusia beriman, mungkin kita perlu melihatnya sebagai pengalaman iman yang sulit dijelaskan namun tetapi menjadi pengalaman bathiniah yang bersifat pribadiah dalam berbagai relasi bathin antara sesama manusia, Tuhan dan jiwa-jiwa yang telah mendahului kita. Dengan cara itu, hidup manusia semakin didewasakan dalam keseimbaangan yang kokoh sebagai insan beriman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun