Saat saya mengunjungi gedung juang 1945 yang ada di jalan raya Cikini, perasaan saya larut dalam sejarah perjuangan ketokohan kedua proklamator RI Soekarno-Hatta. Aura perjuangan dan jejak-jejak ketokpohan seorang pahlawan besar RI sungguh-sungguh masih terasa dalam perasaan dan hati. Sungguh saya terlarut dalam derap langkah sejarah yang telah ditorehkan keduanya bagi bangsa Indonesia. Nilai-nilai apa yang diwariskan perlu dipublikasikan agar diketahui warga Indonesia. Kunjungan ini mempertinggi komitment dan rasa cinta terhadap nilai-nilai perjuangan para pahlawan baik daerah maupun nasional, baik yang sudah diangkat dan didiskusikan maupun yang sedang menanti untuk didiskusikan.Â
Dalam museum juang Cikini ini telah disikusiankan semua tokoh pahlawan dari sleuruh Indonesia baik di daerah maupun di pusat. Menurut roommateku Andi Zainal Abidin, dalam rumah kejuangan 1945 ini juga telah didiskuiskan sejarah perjuangan kakek buyut saya dari pihak mama, Stanislaus Mali. Dalam beranda Facebookku saya menulis, "Malam ini saya sempat foto bersama kedua proklamator RI di dalam gedung juang di jalan Cikini Raya. Di sini terdapat koleksi mobil kepresidenan dan wakil presiden pertama, Rep 1 dan Rep 2. Sejak zaman Presiden Soeharto dalam ruang gedung juang ini telah didiskusikan dan diceriterakan segala peristiwa sejarah kepahlawanan dari tokoh-tokoh Indonesia baik pusat mapun daerah didiskusikan dalam gedung juang di jalan raya Cikini. Menurut roommateku Andi Zainal Abidin, di dalam gedung juang Cikini ini telah didiskusikan jejak perjuangan dan kepahlawanan tokoh Nurobo di Timor-Belanda melawan penjajahan Jepang yakni, Stanislaus Mali". Semoga jejak-jejak sejarah perjuangan suatu tokoh tak lenyap, namun perlu diangkat demi kita memiliki kekuatan kokoh dalam perjalanan hidup bangsa Indonesia menyongsong masa depan.
Jakarta, 09/05/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H