Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

ConocoPhilips Mau Angkat Kaki dari Elang-Kakatua

21 Maret 2017   18:01 Diperbarui: 24 April 2017   21:00 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WHP ladang migas Buffalo (Foto;offshore.tecnology)

Timor Timur mengklaim lebih banyak minyak, ladang gas di cela Timor. Negosiator Timor Timur rumit pembicaraan dengan Australia atas pembayaran royalti bersama dari produksi minyak di Laut Timor dengan mengklaim hak atas ladang minyak Laminaria-Corallina-Buffalo dan bagian dari Sunrise Sedangkan ladang migas yang belum-dikembangkan ladang gas – migas Troubadour dan Tenacius. Bidang ini terletak di luar zona kerja sama di Timor Gap. Klaim ini berasal dari apa yang orang Timor Timur katakan adalah hasil perjanjian 1972, tidak valid yakni dari bagian dari batas lepas pantai antara Australia dan Indonesia. Orang Timor Timur menambahkan bahwa mereka tidak mengenali Timor Gap Treaty 1989 antara Australia dan Indonesia dan dengan demikian juga mengklaim seluruh ladang minyak Elang-Kakatua dan ladang migas Bayu-Undan.

Dalam Konferensi ke-41 Australia Petroleum Asosiasi Eksplorasi dan Produksi (APPEA) di Hobart, Tasmania, Duta Besar Peter Galbraith kepada Menteri Kabinet Bidang Politik di United Nations Temporary Administration di Timor Timur mengatakan bahwa batas perjanjian 1972 ditarik bersama pada tepi landas kontinen yang, karena palung yang dalam hanya dari Timor, untuk memberikan sebagian besar wilayah ke Australia. Galbraith mengatakan Timor Leste ingin lebih dari daerah di ujung celah dan garis medial direposisi. Dia mengatakan mereka bersedia untuk menyerahkan masalah ini ke badan internasional yang netral untuk resolusi.

II. Ladang Migas Kitan Oilfield, Australia

Ladang migas Kitan terletak pada kawasan 06-105 dari Development Area Joint Petroleum (JPDA), yakni hanya sekitar 170 km dari lepas pantai Timor-Leste dan 500 km dari pantai Australia. JPDA secara bersama-sama dikelola oleh Timor-Leste dan Australia, dan diatur oleh Otoritas Keselamatan Minyak (PSA). Ladang migas Kitan ditemukan pada tahun 2008. Eni adalah operator dengan 40% saham, sementara mitra usaha patungan Inpex memiliki 35% saham dan Talisman Resources memiliki 25% saham. Total cadangan ladang migas ini diperkirakan berada di kisaran 30-40 juta barel minyak. Ladang migas dapat memproduksi hingga 20,000bopd dan terletak di kedalaman air sekitar 1.000 kaki. Produksi pertama dari lapangan diharapkan pada semester kedua tahun 2011. Keputusan investasi akhir pada pengembangan ladang migas ini dibuat pada tahun 2010, dengan produksi pertama dilakukan pada tahun 2011.

2.1. Pengembangan Ladang Minyak Kitan

Pengembangan lapangan dimulai pada bulan April 2010. Hal ini sedang dikembangkan sebagai tiga sumur subsea terhubung ke FPSO Bluewater. Eni mengakuisisi saham dan operatorship dalam izin pada bulan September 2007, sedangkan Intex diperoleh sama pada tahun 1992. eksplorasi awal menghasilkan penemuan minyak di Struktur Jahal (1996) dan Struktur Kuda Tasi (2001). penemuan minyak pertama bidang atas lapangan dibuat oleh Eni pada Maret 2008. Penemuan itu dilakukan oleh sumur eksplorasi Kitan-1, yang dibor oleh Songa Venus rig semisubmersible dengan total kedalaman 3,568m. Hasil pengujian awal melaporkan laju aliran di 6,100bopd. Data selanjutnya ditafsirkan untuk mengevaluasi dimensi potensi penemuan. Penemuan ini diharapkan untuk memperkuat kehadiran regional dan peluang pertumbuhan untuk Eni dan mitra usaha patungan dalam pengembangan lapangan. Pengeboran sumur appraisal Kitan-2 selesai pada Maret 2008 dan terbukti dengan adanya akumulasi minyak komersial potensial. Pada bulan Juni 2008, pengembangan kawasan itu disetujui oleh Laut Timor Otoritas (TSDA) sebagai penemuan itu dikukuhkan sebagai komersial. operator dilanjutkan dengan penyusunan rencana pengembangan lapangan. Rencana pengembangan untuk lapangan diserahkan kepada Petroleum Authority Nasional Timor-Leste pada Mei 2009.

2.2. FPSO

Eni memberi Surat kuasa untuk perusahaan Chartering untuk Operasi dan Pemeliharaan Glas Dowr upgrade FPSO pada bulan Januari 2010 untuk Bluewater, yang akan mengoperasikan dan memelihara FPSO. Fasilitas sistem mooring bersama dengan logistik dan layanan tambahan yang terkait dengan FPSO juga akan disediakan oleh Bluewater. FPSO akan dipertahankan selama lima tahun dan dapat diperpanjang hingga sepuluh tahun.

Glas Dowr dirancang, dibangun dan dioperasikan oleh Bluewater. Dari antara 5 FPSO dirancang oleh perusahaan, Glas Dowr mulai beroperasi pada Agustus 1997. Kapal ini luasnya 242.3m dengan panjangnya 42m lebar 23  dan memiliki tonase bobot mati 105,000dwt. Daerah dek meliputi luas 7,985m² dan dapat menyediakan akomodasi untuk hingga 96 orang.

2.3. Songa Venus rig

Unit pengeboran Songa Venus dimiliki oleh Songa Offshore AS. Rig ini dibangun pada tahun 1975 oleh Bethlehem Steel Corporation. Fasilitas ini dirancang berdasarkan F & G L-900. Luas Rig adalah 260ft dan panjangnya 217ft dan dapat beroperasi pada kedalaman air hingga 1,500ft. Kapasitas pengeboran maksimum adalah 25,000ft dan dapat menampung 110 orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun