Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Politik dan Politik Pendidikan

15 September 2016   20:46 Diperbarui: 15 September 2016   20:57 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kunjungan para politisi baik pusat mapun daerah ke setiap sekolah menunjukkan bahwa sekolah ternyata memiliki medium yang subur untuk tumbuhnya pendidikan politik dan politik pendidikan. Politik ternyata merupalkan panglima dan Kurikulum hanya sebagai senjata untuk meloloskan kekuasaan para politisi.

Semoga semua komponen masih memiliki nurani untuk mengembalikan sekolah sebagai lembaga ilmu universal, bukan hanya sebagai lembaga di mana pendidikan politik dan politik pendidikan disemaikan untuk menghasilkan para politisi nakal yang kemudian melakukan banyak kesalahan dan immoral. Krisis moralitas- sebenarnya menjadi akar kemiskinan, dan krisis moralitas tentu bagaikan penyakit menahun yang sulit diobati, kalau politik tetap menjadi hal yang utama dalam sekolah, bukan ilmu dan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun