Ia akan memandang pilihannya sebagai hasil cakarannya sesuai dengan metode-metode Matematika yang dipelajarinya. Maka jangkuan penerapan ilmu dalam soal-soal pilihan ganda lebih banyak, luas dan mendalam dibandingkan dengan soal-soal essay test yang jumlahnya lebih sedikit dari soal-soal pilihan ganda (multiple choice).
Guru boleh saja memadukan soal-soal pilihan ganda (multiple choice) dengan essay test dalam satu paket soal ujian. Biasanya soal-soal pilihan ganda (multiple choice) lebih banyak dari soal-soal essay test. Katakanlah dari 50 nomer soal yang disiapkan, terdapat 45 soal pilihan ganda dan 5 nomer essay test.
Ketiga, soal-soal pilihan ganda (multiple choice) menggambarkan filosofi kehidupan zaman sekarang itu sendiri. Kehidupan zaman global yang penuh kemajuan informasi dan komunikasi itu menyediakan banyak pilihan-pilihan yang harus disikapi oleh manusia. Manusia dalam zaman sekarang harus mampu memutuskan pilihan-pilihan tertentu dalam hidupnya. Pilihan-pilihan itu misalnya dalam sistem demokrasi orang harus mampu memilih secara tepat dan benar. Ia - oleh ketepatan pilihannya itu- akan membuatnya bisa mencapai kesejahteraan dalam hidupnya.
Orang yang memilih benar akan hidup makmur dan sejahtera dengan pilihannya itu. Bila manusia salah memilih maka manusia akan terkena resiko menjadi sengsara akibat pilihannya tersebut. Selain demokrasi, beberapa hal yang membutuhkan pilihan manusia misalnya: memilih teman, memilih jodoh, memilih makanan, memilih kesehatan dan medis, memilih rumah, pendidikan, bank, dll.
Singkatnya: Kehidupan zaman sekarang membutuhkan kecerdasan untuk mempertimbangkan dan memutuskan hal-hal yang terbaik, benar dan bermanfaat bagi dirinya, sesama, lingkungan dan imannya. Melalui soal-soal pilihan ganda, yang membutuhkan kemampuan memilih secara tepat itu, para siswa/i kita dilatih dan diarahkan untuk kelak mampu memilih pilihan-pilihan yang dihadapinya dan berhasil melaksanakannya.
Keempat, unsur ketepatan merupakan penentu utama dalam keberhasilan menjawabi soal-soal pilihan ganda (multiple choice). Namun kita juga harus berbicara tentang resiko-resiko yang harus dipikul oleh siswa-siswi kita manakala mereka menjawab secara tidak benar. Justeru hal ini banyak kali terjadi. Maka terhadap hal ini, para siswa/i kita perlu dilatih untuk berkomitmet tinggi agar teguh pada apa yang dipilihnya. Ia harus bertanggung jawab terhadap resiko-resiko akibat pilihan yang dijatuhkannya. Bertanggung jawab berarti mampu memikul resiko jelek dari kesalahan pilihannya sendiri. Ia tidak boleh membangun mekanisme pembelaan diri misalnya: menyalahkan dirinya, menyalahkan orang tuanya, menyalahkan para gurunya dst. Bila dia salah memilih maka bisa saja dia akan menghadapi resiko tidak lulus ujian. Maka dia harus berani mengulang, bukan melarikan diri dengan melakukan cara haram lainnya.
Resiko terhadap ketidaklulusan akibat salah memilih harus dipikulnya. Ia harus berani mengulang dan tekun belajar lagi agar bisa lulus dalam ujian berikutnya. Melarikan diri dari kesalahannya dalam memilih akan menimbulkan dampak buruk bagi kepribadiannya. Bila ia melarikan diri dari kesalahannya maka Ia akan bertumbuh menjadi manusia pengecut dan lemah kepribadiannya. Justeru ini harus dicegah.
Orang harus berani mengakui kesalahan dan berjuang lagi untuk memperbaiki kesalahannya. Selalu ada kesempatan baru bagi orang yang gagal. Jalan baginya masih terbuka. Yang perlu bagi orang yang gagal ialah berjuang untuk bangkit dan terus berjalan menghadapi masa depan. Bila gagal, berjuang untuk berhasil lagi. Jalan tetap terbuka. Sebaiknya janganlah cepat berputus asa dan kehilangan harapan.
Pendidikan harus mampu untuk membuat orang bertanggung jawab atas segala resiko yang muncul dari keputusannya sendiri. Bila berhasil maka silahkan maju pada tahab hidup berikutnya. Perjuangan masih panjang bagi para siswa/i SMA kita. Masa depan mereka masih luas dan penuh perjuangan. Semoga mereka akan berhasil menggapai masa depan mereka.
____________________________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H