Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Santap Adat Bersama Asli Subbangsa Tetum Lo'okeu

12 Maret 2014   18:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:01 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puncak acara adat klan tetum Lo'okeu di Fatumea ialah jamuan makan bersama. Makan bersama ala klan tetum Lo'okeu ini terasa unik karena dilakukan di bawah naungan pohon Beringin di kota tua (Altstadt). Tujuannya selain untuk bisa bertahan hidup, namun lebih dari itu ialah untuk meningkatkan persaudaraan, keutuhan, keakraban dan kebersamaan sesama anggota klan tetum Lo'okeu yang menghadiri acara adat. Para pria mempunyai tugas utama menyiapkan hidangan daging babi sedang ibu-ibu atau wanita menyiapkan hidangan nasi yang langsung disiapkan di dalam piring plastik. Uniknya para pelayan yang menghantar hidangan ke hadapan para tamu semuanya merupakan para pemuda tanggung. Para tamu duduk di dalam tikar atau langsung pada lantai tanah dalam formasi melingkar dan rapat.

Setiap orang mendapatkan jatah sepiring nasi dengan daging babi dan daging ayam rebus yang telah dipotong pendek, kuah daging babi atau ayam rebus, sepiring nasi tambahan dan garam-lombok. Setelah melalui tegur sapa adat maka acara makanpun dimulai. Sapaan tegur sapa adat sebelum makan ialah: "He'i.... mane merik no feto merik sia, ami hahuluk oanan eee" kontan para pelayan akan menjawab, "Heheheee....", Artinya: "Wahai para pria dan wanita pelayan, kami minta ijin untuk mulai santap" lalu para pelayan menjawab, "Yaaaa, silahkan".

Demikianpun setelah selesai makan perlu dilakukan sapaan adat yang menandakan bahwa acara makan selesai. Oleh karena jumlah peserta untuk acara makan lumayan banyak, maka perlu dibuatkan sekitar 4 kali rombongan makan. Rombongan pertama dan kedua ialah pria-pria. Rombongan ketiga ialah pria-pria penyiap daging hidangan yang disebut ema rasan sia. Sedangkan rombongan terakhir biasanya wanita-wanita. Setelah selesai acara makan, setiap orang yang ikut acara adat mendapatkan seikat daging babi yang telah dimasak untuk dibawa pulang ke rumah atau keluarganya. Penulispun mendapatkan seikat daging babi rebus kecil yang disebut na'an tatuk untuk dibawa pulang ke rumah. Oleh karena rasa lapar yang membuatku sedikit kepayahan maka hidangan ini terasa begitu nikmat untuk disantap hingga tandas.

Ibu-ibu dan para wanita muda menyiapkan nasi dalam piring-piring plastik

Ibu-ibu dan wanita muda menyiapkan hidangan nasi di dalam piring-piring

Para pria sedang memotong-motong daging mentah untuk direbus. Babi-babi yang dikorbankan adalah 26 ekor babi dan sekitar 18 ekor ayam dalam acara adat di Situs Lo'okeu-Fatumea

Para pria sedang memotong daging yang telah dimasak menjadi bagian kecil-kecil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun