Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anjing Menggonggong, Kafila Tetap Berlalu

1 Januari 2015   06:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:03 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ketika saya menulis artikel ini, waktu telah menginjak tahun 2015. Bunyi dentuman mercon terdengar menggelegar di seputar rumahku. Sungguh betapa tak bisa diterima, ketika dunia pendidikan kita diterpa berbagai badai, justeru kini banyak orang di berbagai tempat di Indonesia berlomba-lomba dengan mengorbankan uangnya membeli dan membakar mercon hanya untuk mengharapkan pujian.

Dahulu orang melewati malam pergantian tahun dengan sibuk berdoa, kini orang melewati malam pergantian tahun dengan sibuk membakar mercon. Bagi saya, bunyi mercon, meskipun menimbulkan bunyi menggelegar, namun tetap tak bisa memiliki daya membaharui dunia. Malahan menimbulkan kesan kesengaran, kesan penghancuran.

Tahun 2014 telah berlalu. Namun tahun 2014 bagiku terasa sangat unik. Di tahun 2014, ada banyak hal positif yang telah kuukir dan kubingkai dalam sejarah kehidupanku. Salah satunya ialah tahun 2014 ialah tahun ketika buku pertamaku berjudul: Jalan Wadas Politik dan Pendidikan Indonesia Kontemporer terbit di Depok oleh Penerbit Herya Media. Salah satu buku itu sempat saya kirim ke Kang Pepih Nugraha di Kompas.com. Teringat, bahwa banyak reaksi positif berdatangan ketika buku itu mulai merambah pasaran terbatas. Memang buku itu awal mula dirancang untuk sebagai buku kenang-kenangan sebagai pendidik. Namun ketika mulai diminati karena di perkenalkan di beberapa Website, mulai mendatangkan reaksi beragam. Kini buku pertamaku ini dipajang di berbagai Perpustakaan Pendidikan.

Komentar-komentar mengenai buku pertamaku itu, ada yang positif, ada yang hanya sekedar menguji nyaliku sebagai penulis. Namun begitulah kehidupan. Dalam umurku yang mendekati kepala empat, buku pertamaku telah terbit. Sungguh di tahun 2014 bagiku ini peristiwa bersejarah khusus dalam hidupku yang patut kukenang sendiri dalam sanubariku. Apapun juga, meski menuai banyak tanggapan lisan yang terkadang negatif, saya patut bersyukur dan berterima kasih kepada Penerbit bahwa saya telah mampu menggoreskan sesuatu di tengah-tengah panasnya karyaku sebagai pendidik. Saya telah mesharingkan pengetahuanku dan kekritisanku di tengah kegersangan karyaku sebagai pendidik.

Meskipun menuai banyak komentar sinis dari beberapa orang di sekitarku, saya tetap berpikir positif dan mengugah kesadaran semua mereka yang memberikan komentar sinis bahwa meskipun berjalan tertatih-tatih toh saya telah menunjukkan pada dunia bahwa saya mampu menulis. Justeru patut disayangkan ialah bahwa komentar sinis sering datang dari yang menurutku belum pernah mempublikasikan tulisannya di Media Online.

Kalau begitu, silahkan menulislah juga sepertiku bila kalian menganggap bahwa kalian juga mampu menulis bahkan mungkin lebih baik dariku. Saya akan dengan senang hati membaca dan menyimaknya juga. Namun apabila anda tak mampu menulis sepertiku, saya yakin bahwa komentar miring itu hanyalah ibarat suara anjing yang menggonggong di tengah peziarahanku sebagai penulis yang mulai menyata.

Bila keadaan dan kondisiku memungkinkan untuk menulis lagi, saya bertekad untuk akan terus menulis dan terus menulis di masa depan. Biarlah peribahasa ini berlaku untukku di tahun baru dan di masa depanku bahwa: Anjing menggonggong, Kafila tetap berlalu! Saya berdoa dan berharap, semoga Tuhan selalu memberkati dan menuntun aku dan semua mereka yang berkehendak baik di masa depan.

____________________________

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun