Mohon tunggu...
Revalino Ardyansyah
Revalino Ardyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ingin menjadi penulis tapi enggan menulis. Cukup diketik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Agraria di Indonesia: Nawa Dosa Jokowi pada Agraria Indonesia

6 Oktober 2024   11:49 Diperbarui: 6 Oktober 2024   11:58 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laporan Tahunan Agraria 2023 Konsorsium Pembaruan Agraria 

Kebijakan agraria Jokowi juga berdampak pada pertanian, yang mana harga bahan pokok seperti beras, jagung, buah, dan sayur sayuran mengalami anjloknya harga. 

Pupuk yang mahal dan langka, lahan semakin menyempit, dan juga minat petani yang kurang. Ini semua adalah kebijakan pemerintah yang mana pemerintah lebih memperhatikan pembangunan industri teknologi dari industri pertanian, padahal jika kebijakan tepat yang mana memadukan teknologi dengan industri pertanian bisa mensejahterakan pertanian di Indonesia. Karena kurangnya fasilitas di bidang pertanian, pasokan pangan berkurang dan pemerintah lebih condong impor, karena impor tersebut maka membuat petani lokal merasa terancam. 

Ekspor komoditas hasil pertanian dan perkebunan permintaannya menurun di pasar global. Kehidupan petani pun semakin memprihatinkan. Ekspor yang tidak seimbang dengan impor mengakibatkan defisit perdagangan yang berkelanjutan dapat menyebabkan akumulasi utang yang mengancam stabilitas ekonomi makro.

Rezim Jokowi ini sudah cukup merugikan rakyat, seharusnya Jokowi dalam kebijakan agraria harus mempertimbangkan lebih dalam keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Langkah-langkah seperti meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal dalam proyek-proyek pembangunan, memastikan perlindungan hak-hak masyarakat adat, serta memadukan teknologi dengan praktik pertanian tradisional akan lebih berdampak positif. Tetapi Pemerintah tidak mempelajari ini dengan betul-betul, pembangunan industri seperti jalan tol, kebun sawit, pertambangan, bahkan pemindahan ibu kota tergesa-gesa yang mana tidak saja merugikan ekosistem alam tetapi masyarakat sekitar juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun