Hubungan Internasional adalah ilmu yang mempelajari interaksi antarnegara untuk kepentingan nasional. Dalam bagiannya, hubungan internasional meliputi berbagai aspek, seperti politik,sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan perdamaian nasional.Â
Hubungan Internasional juga melibatkan berbagai aktor, seperti negara, organisasi antar pemerintah, organisasi nonpemerintah, dan perusahaan multinasional. Tentunya dalam hubungan internasional, tidak dapat dilakukan oleh satu aktor saja, akan tetapi ada berbagai macam aktor yang turut serta dalam mewujudkan kepentingan nasional negaranya masing- masing.Â
Dalam mewujudkan kepentingan nasional ini, maka pentinglah peran diplomasi publik. Â Menurut Department of State AS, diplomasi publik didefenisikan sebagai suatu program yang disponsori pemerintah yang dimaksudkan untuk menginformasikan atau memengaruhi opini publik negara lain, dengan instrument utamanya adalah menggunakan soft power.Â
Semakin kompleksnya isu- isu dalam hubungan internasional, kegiatan diplomasi juga dituntut untuk berperan lebih signifikan dan secara efektif untuk kepentingan nasional. Untuk itu, munculnya alternatif diplomasi dalam bentuk gastrodiplomasi (gastrodiplomacy), yaitu diplomasi budaya yang menggunakan makanan sebagai sarana untuk meningkatkan pengenalan (brand awareness) suatu negara.Â
Memang ada berbagai cara bagi sebuah negara untuk memperkenalkan identitasnya. Â Salah satunya adalah melalui makanan. Makanan menjadi salah satu alat yang sangat nyata untuk meningkatkan pengenalan negara lain terhadap suatu bangsa atau negara. Istilah yang mendukung pendapat ini sering dikenal dengan "The best way to win hearts and mind is through the stomach". Makanan dan simbol-simbol yang diwakilkannya dapat digunakan untuk mengkomunikasikan ide-ide, nilai- nilai, identitas, sikap, serta kelas sosial yang berbeda.
Gastrodiplomasi menjadi bagian penting dari diplomasi publik sebab merupakan cara halus untuk dapat meningkatkan apresiasi, membangun saling pengertian dan memperbaiki citra bangsa.Â
Gastrodiplomasi bukan hanya mempromosikan masakan suatu negara di luar negeri, tetapi juga memungkin makanan nasioya, memperkuat hubungan makanan dengan negara yang pada akhirnya akan memperoleh keuntungan ekonomi, peningkatan ekspor makanan dan pariwisata. Jepang menjadi salah satu negara dengan "soft power" yang paling banyak dibahas di tahun 2000-an. Jepang merupakan salah satu negara yang menonjol dalam menggunakan soft power melalui diplomasi publik.Â
Melalui diplomasi publik, pemerintah Jepang sekaligus berupaya memperbaiki citra Jepang Pasca Perang Dunia II, yang tadinya dikenal sebagai negara yang agresif dan militeristik. Akhirnya citra Jepang berubah melalui diplomasi publik, salah satunya adalah diplomasi makanan.Jepang juga menggunakan diplomasi publik dalam membranding negaranya, yakni dengan mempromosikan kuliner Jepang.
Hingga saat ini, kuliner Jepang seperti sushi, ramen, udon, kuliner tradisional Washoku, tempura, sashimi, Sukiyaki Shabu- shabu, Miso Soup, Soba, Tonkatsu, dan berbagai jenis makanan lain nya masih eksotis di luar negeri. Restoran Jepang yang secara khusus menyajikan kuliner Jepang juga terus meningkat di seluruh dunia. Dukungan pemerintah secara langsung dalam gastrodiplomasi  menjadi salah satu faktor pendukung promosi makanan Jepang di seluruh dunia.Masakan Jepang juga mendapat penghargaan sebagai "foreign cuisine" atau masakan asing paling popular.