Analisanya, bila Batik Air sudah OPEN POWER dan akan meluncur untuk tinggal landas, ya memang sejago jagonya pilot akan susah menghentikan laju pesawat! Tetapi bila sebelum OPEN POWER tapi kemudian pesawat Transnusa sudah memasuki landasan (memotong), seharusnya dalam keadaan cuaca yang tidak jelek mestinya akan terlihat, sehingga Batik Air akan abort take off (menunda lepas landas) dan tunggu.Â
Juga sebelum melintas memotong landasan. Petugas towing Transnusa juga bila matanya tidak katarak maka pasti akan melihat ada pesawat yang akan tinggal landas atau mendarat. Dan  seharusnya menyalakan lampu pendaratan!
Ujung-ujungnya bila semua pihak memiliki kewaspadaan ekstra, kejadian yang konyol  ini tidak akan terjadi.
Mari kita tunggu apakah saat kejadian penggunaan frekuensi kedua pesawat sama sehingga bisa saling dengar, atau ada instruksi yang diabaikan!?Â
Sekali lagi selalu ingat motto: Sky is a vast place but there is no room for an error!
Karena itu agar tidak ada yang bisa disalahkan ya jangan berbuat salah! Walaupun berbuat salah itu manusiawi! Tetapi bagi insan penerbangan: no excuse at all!Â
Â
Capt.John Brata , Ketua IAW. Ketum IAW Ben SUKMNA Sekjen Capt.Tedy SukarnoÂ