Mohon tunggu...
Gusti Ayu Komang Diva Triani
Gusti Ayu Komang Diva Triani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Agama Hindu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengamalan Nilai-Nilai dalam Ajaran Agama Hindu ketika Berkunjung ke Panti Asuhan

23 Desember 2023   15:08 Diperbarui: 23 Desember 2023   15:13 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panti asuhan pada dasarnya telah lama menjadi tempat berlindung khususnya bagi anak yatim piatu, anak terlantar, serta anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Namun, seiring berjalannya waktu, kini peranan panti asuhan telah berkembang menjadi lebih dari sekadar tempat perlindungan. Pada saat ini, panti asuhan telah berkembang menjadi lembaga sosial yang memiliki peranan yang signifikan dalam pembentukan karakter anak-anak asuhnya. Di lingkungan panti asuhan, anak-anak tidak hanya diberikan fasilitas berupa tempat tinggal, tetapi juga pengasuhan yang dapat menggantikan peran orang tua.

Peran pengasuh dalam panti asuhan menjadi kunci utama dalam mendidik, menjaga, dan memberikan bimbingan kepada anak-anak. Mereka tidak hanya bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan fisik anak-anak asuhnya, melainkan juga membimbing mereka menuju puncak pertumbuhan dan perkembangan sebagai individu dewasa. Hal ini tentu memiliki tujuan yang mendasar, yakni agar anak-anak tersebut dapat tumbuh menjadi manusia yang berguna dan bertanggung jawab, baik bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, maupun negara.

Pentingnya panti asuhan sebagai lembaga pendidikan karakter semakin terasa dalam masyarakat. Dengan menggabungkan peran perlindungan dan pendidikan karakter, panti asuhan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif anak-anak yang tinggal di dalamnya. Pendidikan karakter bukan hanya mengacu pada aspek akademis, tetapi juga melibatkan pengembangan nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab sosial.

Pada saat ini, panti asuhan tidak hanya dianggap sebagai tempat penampungan, tetapi juga sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia yang berpotensi memberikan pengaruh yang baik. Mereka menjadi ujung tombak dalam memberikan kesempatan dan harapan bagi anak-anak yang kurang beruntung. Lembaga ini dapat membantu anak-anak asuhnya dalam mengembangkan bakat dan karakter mereka dengan lebih optimal.

Terkadang, beberapa panti mengalami keterbatasan dana dalam pemenuhan kebutuhan harian anak asuhnya. Kekurangan dana dapat mengakibatkan keterbatasan dalam penyediaan makanan bergizi, pakaian yang layak, atau fasilitas yang memadai. Selain itu, masih ada tantangan lain yang kerap dihadapi anak-anak di panti asuhan, yakni melibatkan aspek sosial dan psikologis mereka. Anak-anak panti mungkin saja mengalami ketidakpastian mengenai masa depan, kehilangan keluarga biologis, dan perasaan terpisah dari lingkungan keluarga mereka.

Tidak hanya dalam hal pembagian ruang dan makanan saja, namun beberapa panti asuhan juga menerapkan kebijakan-kebijakan tertentu yang bertujuan mengajarkan disiplin dan tanggung jawab kepada anak-anak. Sebagai contohnya yakni Panti Asuhan Udyana Wiguna memberlakukan kebijakan terkait kebijakan dalam penggunaan handphone pada anak-anak di panti tersebut. Anak-anak diberi batasan waktu tertentu untuk menggunakan handphone, terutama selama waktu belajar di dalam panti. Kebijakan ini diimplementasikan sebagai upaya untuk memantau penggunaan handphone, sekaligus merangsang interaksi sosial mereka.

Meskipun tidak semua anak-anak seumur mereka rela diatur sedemikian rupa, kebijakan tersebut membuktikan adanya kesadaran akan dampak teknologi pada interaksi sosial. Canggihnya perkembangan teknologi tidak membuat anak-anak terjerumus dan melupakan kewajiban yang mereka miliki. Panti asuhan berperan sebagai wadah untuk membentuk karakter anak-anak, mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang lebih luas, dan memastikan bahwa perkembangan teknologi tidak menghancurkan esensi dari kewajiban sosial dan tanggung jawab personal. Dengan demikian, panti asuhan menjadi lingkungan yang tidak hanya melindungi, tetapi juga mendidik anak-anak agar menjadi individu yang bertanggung jawab dan peduli.

Sebagai lembaga yang mengemban tanggung jawab sosial yang besar, panti asuhan diharapkan terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Dukungan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk donasi, relawan, maupun kebijakan pendukung, akan menjadi modal penting dalam menjaga eksistensi dan peran positif panti asuhan dalam masyarakat modern yang terus berkembang. Dengan begitu, panti asuhan dapat terus menjadi garda terdepan dalam membentuk karakter anak-anak untuk masa depan yang lebih baik.

Dengan memahami kehidupan anak-anak di panti asuhan, kita menjadi tahu apa saja yang menjadi kebutuhan, tantangan, dan harapan mereka. Sebagai makhluk sosial, penting bagi kita untuk mengembangkan rasa empati, peduli, dan kesiapan untuk memberikan bantuan. Empati memungkinkan kita untuk merasakan dan memahami perasaan, pengalaman, dan perspektif anak-anak di panti asuhan. Dengan meresapi realitas mereka, kita dapat mengidentifikasi kebutuhan yang sebenarnya dan merespons dengan cara yang lebih efektif. Keterlibatan empatiku membangun jembatan kepedulian, menciptakan ikatan manusiawi yang memperkuat solidaritas dan dukungan antar individu.

Kehidupan anak-anak di panti asuhan membuka mata kita terhadap realitas yang mungkin berbeda dari kehidupan yang kita alami. Kita semua, khususnya bagi yang masih memiliki keluarga yang masih mau mendukung dan mampu dalam memenuhi kebutuhan kita sepatutnya menjadi alasan untuk selalu bersyukur. Anak-anak di panti asuhan sering kali menghadapi tantangan yang tidak kita alami, misalnya seperti kehilangan keluarga, ketidakpastian mengenai masa depan, dan perasaan terpisah dari lingkungan keluarga. Melihat realitas ini dapat menginspirasi kita untuk lebih menghargai keberuntungan yang kita miliki saat ini.

Dengan mengetahui kebutuhan dan tantangan anak-anak di panti asuhan, kita dapat menunjukkan perhatian nyata terhadap kesejahteraan mereka. Keberlanjutan kepedulian ini dapat melibatkan kontribusi aktif, baik dalam bentuk dukungan finansial, penyediaan waktu dan perhatian, atau partisipasi dalam program-program yang mendukung anak-anak panti asuhan. Selain itu, kemauan untuk membantu adalah wujud nyata dari kepedulian dan empati. Kita dapat memberikan kontribusi positif pada kehidupan anak-anak di panti asuhan melalui berbagai cara, seperti menyumbangkan barang-barang yang mereka perlukan, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, atau menjadi mentor yang memberikan inspirasi dan panduan. Di samping itu, kita juga dapat melakukan kunjungan-kunjungan ke pati asuhan terdekat guna memberikan semangat dan dukungan kepada mereka.

Berkunjung ke panti asuhan bukan hanya sekadar bentuk kegiatan sosial, melainkan juga dapat diartikan sebagai implementasi nyata dari ajaran tata susila agama Hindu. Berdasarkan ajaran Agama Hindu, kita dapat memetik banyak sekali ajaran-ajaran yang baik, yaitu diantaranya Dana Punia, Tat Twam Asi, Tri Hita Karana, Bhakti, Karma Phala, dan Seva atau pelayanan tanpa pamrih.

Dana Punia berarti pemberian dengan tulus sebagai salah satu bentuk pengamalan ajaran Dharma. Memberikan sesuatu kepada orang yang membutuhkan sangat dianjurkan dalam ajaran agama Hindu. Dalam beberapa sastra dianjurkan untuk berdana punia dengan berlandaskan keikhlasan. Adapun manfaat dari dana punia adalah kekayaan yang didermakan dalam rangka tujuan luhur tidak akan pernah hilang, sebaliknya kita akan memperoleh pahala yang setinggi-tingginya.

Tat Twam Asi adalah ajaran kepribadian yang menunjukkan bahwa semua makhluk itu sama. Ajaran ini membimbing kita untuk menumbuhkan jiwa sosial dan mempunyai keinginan untuk membantu seseorang. Karena membantu seseorang sama dengan membantu diri kita sendiri. Sedangkan Menyakiti seseorang juga berarti menyakiti diri kita sendiri.

Tri Hita Karana merupakan sebuah ajaran spiritual dan falsafah hidup masyarakat Hindu Bali yang bertujuan untuk membentuk keselarasan hidup. Ajaran ini menggambarkan keseimbangan dan keselarasan hidup akan tercapai jika manusia menjalin hubungan baik dengan Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi (Parahyangan), sesama manusia (Pawongan), dan lingkungannya (Palemahan). Konsep Pawongan dalam ajaran Tri Hita Karana ini tercermin Ketika kita melakukan interaksi yang harmonis dengan anak-anak dan staf di panti asuhan.

Satu dari nilai puncak dalam ajaran Hindu adalah kasih sayang atau Bhakti kepada Tuhan. Berkunjung ke panti asuhan dapat dianggap sebagai bentuk nyata dari Bhakti itu sendiri, yang mana kasih sayang dan kepedulian ditujukan kepada anak-anak yang membutuhkan bantuan dan dukungan dari kita. Melalui interaksi dan pemberian perhatian, pengunjung panti asuhan membawa kasih sayang mereka ke dalam tindakan konkret, mencerminkan pengabdian kepada Tuhan dalam setiap anak yang mereka layani.

Dalam tata susila agama Hindu, konsep Karma Pahala dan Dharma memiliki peran sentral. Karma Phala mengacu pada tindakan dan konsekuensinya, sementara Dharma adalah pemenuhan kewajiban sosial dalam berbuat yang baik dan benar. Berkunjung ke panti asuhan merupakan wujud dari pelaksanaan Dharma, di mana masyarakat secara aktif berpartisipasi dalam membantu mereka yang kurang beruntung. Tindakan positif ini menciptakan energi baik atau punya dampak positif dalam konsep karma phala, mengilustrasikan pentingnya berkontribusi positif dalam masyarakat.

Ajaran Seva atau pelayanan tanpa pamrih dalam Hindu, menunjukkan pentingnya memberikan tanpa mengharapkan balasan. Berkunjung ke panti asuhan menjadi implementasi langsung dari nilai-nilai Seva dalam konteks sosial. Memberikan waktu, tenaga, dan sumber daya dengan tulus dan ikhlas kepada anak-anak yang membutuhkan mencerminkan semangat Seva dalam agama Hindu. Pengalaman ini mengajarkan bahwa pelayanan kepada sesama bukan hanya tindakan kebaikan, melainkan juga merupakan kewajiban moral yang dilaksanakan dengan tulus.

Berkunjung ke panti asuhan dapat membangkitkan dan mengembangkan rasa empati dalam diri kita. Ini menjadi sebuah nilai yang sangat dihargai dalam ajaran Hindu. Melalui pengalaman ini, seseorang dapat merasakan dan memahami perjuangan dan kebutuhan anak-anak yang tinggal di panti asuhan. Agama Hindu mengajarkan bahwa semua makhluk hidup saling terkait, dan melalui empati, manusia dapat memperkuat ikatan sosial dan membangun hubungan yang lebih mendalam dengan sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun