Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat berarti beradaptasi dengan aktivitas warga setempat. Di saat bersamaan, mahasiswa juga mempelajari karakteristik, adat istiadat, dan kebiasaannya. Hal ini akan memperkaya pengalaman dan wawasan mahasiswa dengan melihat kehidupan orang lain yang cukup berbeda. Kegiatan PMM ini dilakukan oleh 5 mahasiswa di gelombang 1 kelompok 64 pada tanggal 19 Januari 2024.
Kebutuhan energi dunia sebagian besar berasal dari energi fosil (energi yang berasal dari tumbuhan atau hewan yang mati jutaan tahun lalu) yang jumlahnya semakin terbatas. Sumber energi alternatif digunakan untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, oleh karena itu diciptakan energi terbarukan yang berasal dari bahan organik seperti hewan dan tumbuhan karena ketersediaannya yang melimpah di seluruh dunia.
Daun-daun kering yang berjatuhan di depan rumah biasanya berakhir di tempat sampah. Daun kering yang tadinya dianggap limbah ternyata bisa dimanfaatkan untuk membuat briket. Briket daun kering dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
"Banyaknya daun kering yang berserakan di halaman sekolah bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan arang briket" ujar Bu Yayuk sebagai wali kelas 5, yang mana PMM ini mengambil sample kelas 5 untuk kegiatan selama di sekolah.
Briket arang berbahan dasar daun kering mempunyai keunggulan lebih dibandingkan briket kayu. Briket arang yang terbuat dari daun kering nyala apinya lebih lama, hingga satu jam. Dan asap yang dihasilkan tidak sebanyak briket kayu. Briket daun kering juga memiliki nilai lingkungan yang tinggi karena terbuat dari daun kering yang biasanya sudah tidak digunakan lagi.
Karena sasaran PMM Bhaktiku Negeri ini siswa-siswi kelas 5, maka praktek pembuatan arang briket dilakukan oleh kelas 5 setiap kelas A, B, dan C dengan waktu yang berbeda. Untuk membuat briket arang dari daun kering, bahan yang perlu disiapkan yaitu daun kering, tepung tapioka, dan air. Namun dalam praktek di SDN Kebonsari 02 Malang kali ini, bahan baku yang dipakai berupa tempurung kelapa yang sudah dibakar dan bubuk arang, hal ini dikarenakan keefisienan dalam bahan baku serta kebutuhan bahan baku dengan volume yang besar. Berikut cara membuat arang briket :
- Larutkan bahan perekat yakni tepung tapioka dengan air dingin, kemudian panaskan di atas kompor dengan api kecil dan diaduk-aduk hingga merata.
- Bakar daun kering atau tempurung kelapa yang sudah dijemur sehingga tidak lembab lagi, dibakar sedikit demi sedikit hingga menjadi abu.
- Pisahkan abu yang benar-benar halus dengan cara diayak, karena dalam pembuatan arang briket abu yang digunakan harus benar-benar halus.
- Campur abu dan bubuk arang tersebut dengan bahan perekat yang sudah disiapkan hingga tercampur rata dan dapat dibentuk.
- Masukkan ke dalam cetakan dan tekan hingga padat.
- Jemur briket di bawah matahari yang terik selama kurang lebih 12 jam hingga benar-benar kering.
- Setelah 12 jam, arang briket dapat dikeluarkan dari cetakan dan siap digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H