di Kasongan itu seketika tak patah arang semua berlalu
padahal sebelumnya berlompatan ke sana kemari aku
layaknya anak-anak bermain dengan nakal dan lucu
kudorong gadis-gadis hingga jatuh dan kutepuk bokongnya
karena aku berjanji tak kan membaca lagi meski tak di tolong
aku tak mau tapi aksaramu terlampau penolong agar tak kubaca
Â
Namun tak pernah jera mungkin karena aku sulit membaca
karenanya aku bersikeras membacamu dengan sedikit kupaksa
baru setelahnya aku akan membacanya meskipun dalam labirinku
harusnya bukan kau yang kubaca entah kenapa aku melawannya