"Oh, samaki itu."
Karena warung kopi itu mau tutup, tinggal Noval satu-satunya pelanggan yang belum habiskan kopinya. Makan pemilik warung berbasa-basi, Tanya tempat tingga Noval. Kala itu hujan lagi deras mengguyur bumi.
"Sama siapaki pulang."
"Sendiri."
"Ada yang jemputki."
"Tidak ada."
Pemilik warung lalu ceritakan kalau ia hanya tinggal berdua dengan anaknya. Suaminya meninggal dalam sebuah tragedi di Gunung Bawakaraeng. Ketika hamil muda, ia ingin berdua dengan suaminya di Pos 3 Gunung Bawakaraeng dimana mereka untuk pertama kalinya rasakan kecupan bibir. Namun suaminya hilang saat kabut dan angin kencang.
"Jadi dulu, waktu masih mudaki, pendaki gunungki juga."
"Betul, almarhum suamiku juga pendaki gunung."
Obrol punya obrol antara Noval dan pemilik berjalan. Hingga keduanya tidak sadar, kalau malam telah larut. Hujan juga terus mengguyur bumi, bersambung-sambung.
"Saya Noval."