Mohon tunggu...
Taufik AAS P
Taufik AAS P Mohon Tunggu... Penulis - jurnalis dan pernah menulis

menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kecupan Noni di Pos Tiga Gunung Bawakaraeng

21 Desember 2017   20:48 Diperbarui: 21 Desember 2017   21:03 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh, samaki itu."

Karena warung kopi itu mau tutup, tinggal Noval satu-satunya pelanggan yang belum habiskan kopinya. Makan pemilik warung berbasa-basi, Tanya tempat tingga Noval. Kala itu hujan lagi deras mengguyur bumi.

"Sama siapaki pulang."

"Sendiri."

"Ada yang jemputki."

"Tidak ada."

Pemilik warung lalu ceritakan kalau ia hanya tinggal berdua dengan anaknya. Suaminya meninggal dalam sebuah tragedi di Gunung Bawakaraeng. Ketika hamil muda, ia ingin berdua dengan suaminya di Pos 3 Gunung Bawakaraeng dimana mereka untuk pertama kalinya rasakan kecupan bibir. Namun suaminya hilang saat kabut dan angin kencang.

"Jadi dulu, waktu masih mudaki, pendaki gunungki juga."

"Betul, almarhum suamiku juga pendaki gunung."

Obrol punya obrol antara Noval dan pemilik berjalan. Hingga keduanya tidak sadar, kalau malam telah larut. Hujan juga terus mengguyur bumi, bersambung-sambung.

"Saya Noval."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun