Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama yg dikenal dng nama Ahok, selama ini cukup erat berhubungan, Ini mereka tunjukan ketika  sama-sama meninjau proyek Light Rail Transit(LRT) di Km. 13 tol Jagorawi Jumat, 30 September 2016  pagi tadi.
Mereka berdua berbicara serius berdua sambil meninjau proyek itu, tetapi dng apa yang tampak dari situ bisa terlihat bahwa mereka adalah pasangan yang cocok dan sdh sehati. Entah apa yang mereka bicarakan, tetapi dari situ bisa kita lihat bahwa prediksi saya untuk th. 2019 mereka akan melanjutkan duet nya untuk membuat Indonesia Raya menggetarkan dunia.
Dan bila dilihat kedekatan Budhe Megawati dng Ahok , saya kira , sdh sulit untuk di bantah. Yang satu kader PDIP secara nyata dng KTA, yang satu kader PDIP terselubung dan keduanya adalah kader2 unggulan dari PDIP yang sampai saat ini blom tertandingi. Dengan berjalannya waktu mereka akan makin saling percaya dan saling mengisi bagaikan Yin dan Yang, yang harus ada dalam setiap unsur hidup
Proyek MRT dan LRT ini adalah merupakan proyek unggulan bagi keduanya, proyek prestise bagi keduanya. Sebab baru dalam pemerintahan Jokowi proyek ini terealisasi dng bagus. Dng terlaksananya proyek ini akan menjadi salah satu peluru jika mereka nanti akan mencalonkan diri pada Pilpres 2019.
Setelah penijauan proyek tersebu Ahok mengatakan kepada wartawan bahwa :
“ Jokowi tidak suka jika hanya diberi laporan selama peninjauan. Jokowi ingin melihat foto-foto lengkap.
Ahok mengatakan, hal itu menuntut orang yang menemani Jokowi harus menguasai betul kemajuan proyek di lapangan.
"Presiden itu kan dari dulu enggak suka teori-teorian katanya. Pasti enggak suka. Jadi dari dulu, kalau saya jelasin ke Presiden gini, gini, gini..., pasti dia enggak mau. Maunya minta mana fotonya?" kata Ahok di lokasi proyek MRT di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Jumat.
Ahok mengatakan, pertanyaan yang dilontarkan Jokowi sederhana. Jokowi bertanya sampai di mana kemajuan pembangunan MRT dan LRT tahun ini dan targetnya pada tahun mendatang.
Jadi keduanya sdh salin mengerti masing2 pekerjaan apa yang harus di lakukan, hal ini sangat penting sebab seperti saat ini antara Jokowi-Jk, seolah komunikasi sedikit tdk nyambung.
Oleh karena itu dengan diplomasi MRT-LRT antara Jokowi dan Ahok, lebih menegaskan bahwa mereka sangat cocok dan sangat kompak dalam berduet. Oleh karena itu saya kira Budhe Megawati akan tetap memlihara duet ini sampai nanti pada waktunya akan dipentaskan lagi dipanggung Dunia. Selain dari pada itu tugas Ahok selanjutnya adalah menarik gerbong dibelakangnya yaitu Trah Soekarno untuk melanjutkan menyempurnakan Trisakti dimasa depan, yang tak lain adalah Puan Maharani.
Bagaimanapun Jokowi membutuhkan seorang Ahok untuk melanjutkan dan mengekskusi program pembangunan di Jakarta, dan seperti yang kita ketahui, barang siapa mampu menguasai Jakarta berarti 60 % Indonesia sdh terpegang. Oleh karena itu pasti Jokowi akan mempertahankan Ahok menjadi Gubernur. Coba bayangkan jikalau Ahok tdk terpilih lagi maka program2 yang sdh direncanakan akan di reset ke nol, dan komunikasinya pasti kurang nyambung. Siapa yang akan dirugikan, kembali masyarakat Jakarta yang sangat dirugikan. Adalah omong kosong jika membangun Jakarta tanpa didukung 100% dari pemerintahan pusat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H