Anak seringkali mengekspresikan emosinya secara reflek. Apa yang anak rasakan akan langsung ia tunjukkan kepada orang-orang didekatnya. Apa yang ia rasakan ia gambarkan dan ia tunjukkan agar orang lain tau apa yang ia rasakan. Seringkali anak di sebut CAPER ( CAri PERhatian ).
Sifat CAPER ( CAri PERhatian ) adalah sifat yang hampir dimiliki setiap anak, salah satu contohnya yang sering terjadi adalah sifat pamer. Sifat pamer adalah sifat dimana seseorang memperlihatkan atau mengekspresikan apa yang ia rasa atau apa yang dimilikinya.
Tujuan anak melakukan ini sebagai cara ia menunjukkan apa yang ia suka ataupun yang tidak ia sukai. Sifat ini terkadang hanya ia tunjukkan pada orang terdekatnya ataupun kepada semua orang.
Jika anak menunjukkan ekspresi ini hanya pada orang-orang terdekatnya berarti anak ini hanya terbuka pada orang-orang terdekatnya saja dan sedikit pemalu pada orang yang asing baginya.Â
Biasanya hal ini terjadi karena kurangnya kepercayaan orang tua atas interaksi yang akan dilakukan anak atau kurangnya keberanian  orang tua untuk membiarkan anak mengenali lingkungannya dengan cara anak sendiri. Kurangnya interaksi dapat mengakibatkan anak kurang percaya pada dirinya sendiri dan cenderung memiliki sifat pemalu.
Sedangkan anak yang selalu mengekspresikan emosinya kepada semua orang merupakan anak yang telah terbiasa dan sudah mengenali lingkungannya dengan baik, baik dengan caranya sendiri maupun dibantu oleh orang tuanya serta sudah terbiasa dengan orang-orang asing atau orang-orang baru dalam kehidupannya.Â
Hal ini dapat memberikan dampak baik serta dampak buruk terhadap diri anak. Salah satu dampak baiknya adalah anak dapat dengan mudah mengembangkan dirinya. Hal ini berfungsi untuk mengenali lingkungan disekitarnya dan memperluas cakupan pertemanannya serta pengenalan dirinya dalam hal mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya.
Sedangkan salah satu dampak buruknya adalah anak bisa saja dengan mudah menaruh rasa percayanya pada orang lain yang baru saja ia kenal. Bisa saja rasa percaya yang diberi oleh anak bisa disalahgunakan oleh orang lain yang baru ia kenal.Â
Oleh karena itu, anak juga harus tetap berwaspada dan bisa memilah sekiranya orang-orang disekitarnya bisa diberi kepercayaan. Dengan ini, orang-orang yang baru dikenalnya tidak akan dengan mudah untuk memanfaatkan kepercayaan yang diberi oleh anak.
Kesimpulannya adalah orang tua boleh saja mendampingi proses pertumbuhan anak. Tuntun anak agar ia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tetapi janganlah kita menjadi terlalu berlebihan dalam menjaga anak, sehingga dapat menghambat proses pertumbuhan anak.Â
Jangan biarkan anak kita mendapatkan proses yang salah dari kita sendiri maupun orang lain, sehingga dapat berdampak buruk baginya kelak saat ia telah tumbuh menjadi orang yang dewasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H