Mohon tunggu...
Novrinaldi Syafni
Novrinaldi Syafni Mohon Tunggu... Dosen -

H. Novrinaldi. S. Lc || Alumni Pesantren Darel Hikmah Pekanbaru || Alumni Universitas Al Azhar Cairo || Twitt: @NovrinaldiSapni || FB: Novrinaldi Syafni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Hanya Sekedar Mimpi?

5 September 2014   09:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:34 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Aku sedang berangan-angan ada seorang pemimpin yang ketika diberikan amanah kepadanya ia mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh sahabat Abu bakar as shiddiq r.a. "wahai rakyatku, sungguh aku telah diangkat menjadi pemimpin kalian, itu bukan berarti aku lebih baik daripada kalian, oleh karenanya jika kalian mengetahui aku berada dalam posisi benar, maka ikutilah aku , jika kalian menemukan aku dalam keadaan salah, maka benarkan/luruskan aku, ta'ati aku selagi aku masih menta'ati Allah, dan jika aku bermaksiat kepadaNya maka jangn sekali-kali ikuti aku".

Aku juga sedang bermimpi ada sosok pemimpin yang ketika diberi jabatan ia berucap sperti apa yang diucapkan oleh Umar bin khattab (radiyallahu a'nhu) kepada rakyatnya "wahai rakyatku, siapa saja yang melihat ada kesalahan dalam diriku, maka luruskan aku", kemudian berdiri salah seorang diantara rakyatnya seraya berkata "jika kami melihat ada kesalahan pada dirimu wahai umar, maka kami akan meluruskanmu dengan pedang kami". lalu apa jawaban Umar..? takutkah Ia, gentarkah ia, atau marahkah ia..?? sungguh tidak, justru beliau membalas dengan jawaban yang sangat luar biasa, membuat yang lain terkagum-kagum. "Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, bahwasanya ada dari rakyatku yang akan meluruskanku dengan pedangnya". Allah karim.. Lihat, inilah jawaban seorang pemimpin sejati.

Apakah ini hanya sekedar angan-angan dan impian?. Semoga saja tidak, Insya Allah akan lahir pemimpin-pemimpin yang meskipun tidak bisa menyamai kepemimpinan Abu bakar r.a dan Umar r.a, paling tidak bisa mirip secuil saja dari kepemimpinan mereka.

Dua orang sahabat dia atas memang bukan pemimpin biasa, bagaimana mereka bisa seperti itu? tentu jawabannya adalah "keimanan" dan "keilmuan" yang mereka miliki benar-benar memenuhi jiwa mereka. Terlebih lagi, mereka adalah sahabat-sahabat terdekat Baginda Rasulullah, yang sudah barang tentu prilaku dan kesehariannya mencontoh dan meniru Rasulullah saw. Didikan Rasulullah yang membuat mereka menjadi pemimpin yang tak terlupakan sepanjang sejarah. Yang membentuk karakter mereka adalah rajanya para pemimpin dunia, bahkan seorang  yang paling mulia akhlak dan budi pekertinya, contoh bagi sekalian alam hingga akhir zaman yaitu Rasulullah saw.

Apa yang pertama kali diajarkan oleh Rasul kepada umatnya..? apakah rasul langsung mengajarkan bagaimana cara shalat, berpuasa, berperang? atau bagaimana caranya berdagang? tidak, sungguh tidak, yang beliau tanamkan pertama kali adalah pondasi akidah (keyakinan, keimanan) karena ini yang akan membuat karakter seseorang menjadi kuat, berprinsip, kokoh, teguh tidak mudah terbuai dan tergoda dengan kesenangan dunia sesaat.

Keimanan yang membentengi seseorang dari segala macam rayuan menyesatkan. Baru kemudian setelah pondasi akidah benar dan kokoh Rasulullah mengajarkan yang lainnya. Ini sebabnya "Syahadat" menjadi rukun pertama dalam islam. Sebagaimana sesuai dengan sabda Rasulullah saw "Diabangunnya islam itu atas 5 pondasi, bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah".

Anda akan dibuat terkagum-kagum dengan kisah seorang sahabat yang sangat takut dengan Allah swt. Memiliki keimanan yang luar biasa. Ia adalah Umar Bin khattab. Suatu saat beliau hendak menuju Madinah pada malam hari, di tengah perjalanan beliau terhenti di sebuah rumah, ketika itu si pemuda pemilik rumah ini sedang melaksanakan shalat malam, dan membacakan surah Al thur. Pada ayat ke-7 dari ayat tersebut yang berbunyi "Inna 'adzaba rabbika lawaqi' " sesungguhnya azab tuhanmu benar-benar akan terjadi. Umar r.a terdiam, kemudian pulang ke rumah, dan sakit selama kurang lebih 1 minggu, bahkan sahabat lain yang menjenguknya tidak tau sakit apa yang sedang diderita Umar.

Allahu Akbar, seorang sahabat yang sudah dijamin masuk ke dalam syurga sesuai dengan hadits rasul "10 sahabat yang langsung dijamin masuk syurga, salah satu diantaranya adalah Umar bin khattab", namun begitu mendengar ayat Allah swt yang mengatakan bahwa azab Allah benar-benar akan terjadi ia kemudian jatuh sakit. Ini menunjukan tingginya keimanan seorang sahabat yang bernama Umar r.a.

Bagaimana dengan kita? Apakah ketika ayat-ayat Allah dibacakan iman kita semakin bertambah?. Sulit, sungguh sulit, kita jangankan sampai sakit seperti Umar r.a, menangis pun (tanda takut, yang menandakan kelembutan hati) mungkin tidak. Apa mungkin karena kita tidak paham ayat-ayat Allah, atau memang karena lemahnya kualitas keimanan kita. -wallahu a'lam-

Abu bakar, adalah orang yang pertama kali membenarkan (percaya) baginda Rasullullah saw melaksanakan isra' dan mi'raj. Sebab itulah ia dijuluki "as shiddiq" orang yang benar (percaya). Dalam sebuah riwayat juga dikatakan bahwa jika dikumpulkan seluruh iaman orang yang ada di dunia ini, maka belum bisa menandingi dan menyamai keimanan seorang sahabat yang bernama Abu bakar r.a.

Tidak perlu belajar terlalu jauh untuk menjadi seorang pemimpin ideal di masa ini. Cukup berkaca kepada sejarah islam yang sudah terbukti kebenaran dan keunggulannya. Contoh dan tirulah mereka-mereka yang berhasil memimpin. Contoh mendasarnya adalah apa yang sudah saya paparkan diatas. Yang benar-benar perlu dipersiapkan adalah "Keimanan" pondasi akidah (keyakinan) itulah kekuatan utama kenapa orang mampu bertahan, berjuang dan memperjuangkan, karena ada sesuatu yang diyakini dan dituju.

Jika itu sudah benar dan kuat, maka yang kedua adalah, "Keilmuan" tentunya dalam kepemimpinan adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kepemimpinana. Karena itu yang akan membuat seorang pemimpin mampu menyelesaikan masalah-masalah yang tengah melanda masyarakat. Sebagai masyarakat perhatikan betul siapa pemimpin yang akan memimpin kita, pilihlah mereka yang (minimal) sesuai dengan kriteria yang sudah saya sebutkan di atas. Karena pemimpin yang takut kepada tuhannya, insya Allah ia akan menyayangi rakyatnya.

Barangkali masih banyak buku  atau kitab yang dapat menjadi rujukan untuk pembekalan menjadi seorang pemimpin. Namun di dalam islam tetaplah faktor "keimanan" menjadi catatan utama yang selalu diperhatikan. Semoga kelak kita bisa mendapatkan pemimpin sesuai dengan apa yang islam harapkan. Amin

Kairo, 4 September 2014
Istana Tsamin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun