Mohon tunggu...
SITTI Palembang
SITTI Palembang Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kupikir setiap momen takkan pernah bisa terulang dengan sama, atau bahkan takkan pernah bisa terulang lagi. Mengabadikannya adalah hal yang sangat berkesan buatku. Ada kenangan yang terekam untuk bisa selalu diingat sepanjang waktu. Senang bisa kenal denganmu. :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Setahu Saya Gratis, Tapi Kok Harus Bayar Mahal?! dan Mengambil Sendiri

19 November 2011   09:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:28 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_143324" align="alignnone" width="582" caption="Biaya rician yang harus ku bayar"][/caption] [caption id="attachment_143325" align="alignnone" width="571" caption="tanda terima ku"][/caption] [caption id="attachment_143326" align="alignnone" width="416" caption="rincian dari BeaCukai kantor Pos Indonesia"][/caption] Palembang, Tgl 17 November, Pukul 09:01 WIB. Saya mendapatkan 1 panggilan tak terjawab di hp. Saya coba menghubung ya kembali. Ternyata telp tersebut dari Kantor Pos Palembang-Indonesia. Petugas itu bilang, bahwa kiriman dari Negara Korea sudah tiba silakan diambil. Setahuku, dan biasa ya dikirim langsung kerumah. Tapi kok Saya harus mengambilnya sendiri ke Kantor Pos. Ya tidak jadi masalah, hitung-hitung jalan jalan kekantor Pos. Tgl 18 Novpember pagi ya saya datang untuk mengambil barang kiriman tersebut. Dan saya menemui salah satu petugas kantor pos. Dikasihkanlah surat tersebut diatas, saya kaget karena biaya yang dikenakan penerima sebesar Rp 431.00. "MAHAL?!!!" Petugas tersebut menyuruh saya untuk kelantai 2 kekantor Bea Cukai yang berada dilantai 2 terbut. Sebelumnya petugas dilantai 1 bilang, tepatnya menyuruh saya untuk minta tolong sama petugas Beacukai terbut mengenai pengurangan biaya. Kata petugas lantai 1, mana tahu bisa separo harga terbut, Mbak. Saya pun akhirnya menemui petugas Beacukai tersebut.Kata petugas Beacukai tersebut. "Mbak, bisa bayar separohnya. Tapi bayarnya dikasir ya, Mbak!!" Kata Petugas tersebut. Waduh, nah lho kok. "Maaf, Permisi Pak. Saya mau telp Saudara saya dulu." Saya pun spontan menelphone salah satu teman dikompasiana ini. Dan kata teman tersebut emang benar mahal,kalau dapat kiriman dari luar negeri. Saya pun minta permisi pamit, kepada petugas tersebut. Karena saya mau menanyakan persetujuan dari yang mengirimkan barang, besok saya akan datang lagi. Yang mengirimkan barang menyatakan"Jangan dibayar sepersenpun, Mbak!!!" Baiklah, ku tidak akan membayar ya sepersen pun. Pagi ya tgl 19 Novpember 2011, ku mendatangin lagi petugas tersebut. Dan sama kata petugas tersebut, langsung temui dulu Pak... Minta tolong mana tahu harga ya bisa dikurangin. Saya menemui petugas beacukai, dan bilang bahwa saya hanya mempunyai uang didalam dompet sebasar Rp 100,000. Tapi uang ini buat saya berobat, bagaimana kalau uang ini saya kasih separoh buat Bapak Rp 50,000, Rp 50,000 ya saya buat berobat. Dan akhirnya Bapak beacukai tersebut, mau membantu saya. Harga Rp 431.000 bisa menjadi "GRATIS". Alhamdulillah... Ini pengalaman dan pembelajaran yang sangat "MAHAL". Semoga ku tidak mengulangin hal seperti ini lagi. Lebih baik minta mentahnya saja, trus beli sendiri. Nb.Buat Andee, Terima kasih hadiah ya. Buat Ismud, silakan diambil titipan ya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun