Mohon tunggu...
Hasya Abida
Hasya Abida Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Museum Bawah Tanah dan Galeri Karya Seni Bergaya Eropa di Surabaya

19 November 2024   22:40 Diperbarui: 20 November 2024   01:47 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: idntimes.com

Museum dan galeri yang terletak di alun-alun Kota Surabaya ini dibuka setiap hari pada pukul 09.00-21.00 WIB. Rute menuju lokasinya terbilang mudah karena letaknya yang strategis, di jantung Kota Surabaya dengan bangunan yang cukup besar dan ikonik, sehingga dari jarak jauh sekalipun pengunjung dapat langsung mengenali bangunan uniknya. 

Hal itu yang juga akhirnya menarik perhatian saya ketika sampai di lokasi, yakni penggunaan gaya arsitekturnya yang unik khas Eropa kuno dengan dominasi warna putih menjadikannya terasa lebih semi modern. 

Ruangan pertama yang saya kunjungi adalah Museum Bawah Tanah. Untuk ke ruangan bawah tanah tersebut, pengunjung menggunakan travelator sesuai papan petunjuk yang berada di depan pintu masuk. 

Ketika memasuki ruangannya, saya dibuat terpukau dengan desainnya yang estetik dengan nuansa coklat tua yang menambah kesan klasik. Koleksi yang terdapat pada museum ini merupakan koleksi yang memiliki nilai sejarah bagi bangsa, terutamanya bagi Kota Surabaya itu sendiri.

 Tidak hanya berupa foto yang dipajang menggantung, namun juga terdapat foto-foto yang dipajang dalam bingkai dengan lampu LED setinggi manusia dewasa. Foto-foto yang dipajang juga dilengkapi penjelasan mengenai peristiwa bersejarah tersebut sehingga informasi yang disajikan pun cukup jelas. 

Saya dibuat seperti menjelajahi waktu pra kemerdekaan Indonesia saat mengelilingi tiap-tiap koleksinya, ditambah terdapat beberapa perabotan kuno, seperti alat masak, alat makan, dan yang lainnya yang tentunya mengandung bukti sejarah sekaligus perjuangan para pendahulu di zaman kerasnya menghadapi perbedaan strata ekonomi yang cukup tinggi antara pendatang dengan pribumi. 

Sumber : dok pribadi
Sumber : dok pribadi

Tidak hanya koleksi foto dan perabotan, namun museum ini juga menyediakan tontonan singkat bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari waktu ke waktu. 

Film pendek ini ditayangkan melalui proyektor besar yang ditempatkan di samping foto-foto koleksi itu di pajang, tepatnya di bawah anak tangga, yang kemudian dijadikan sebagai tempat duduk para pengunjung untuk menyaksikan film tersebut. 

Suasananya pun terasa syahdu dan haru tatkala saya dan pengunjung lainnya dengan khidmat menyaksikan film tersebut. Film ini berdurasi kurang lebih sepuluh menit. Seperti pengunjung lainnya, setelah merasa puas melihat ke sana kemari, tidak lupa saya ikut ber-foto ria memanfaatkan tiap sudut estetika dari ruangan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun