Mohon tunggu...
Murni Damyati Sitepu
Murni Damyati Sitepu Mohon Tunggu... -

Saya seorang penggemar binatang, menyukai menulis ataupun membaca hal-hal seputar kehidupan, suka menonton Oprah Winfrey Show, suka mencari bacaan yang menambah positif pola pikir sehingga berdampak baik bagi kehidupan saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akademi Kasih Sayang & Akal Budi

16 April 2010   06:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita semua akhir-akhir ini tentu sering mengerutkan kening, atau bahkan terbengong di depan Tv karena begitu kaget, heran, nggak habis pikir dengan berbagai pemberitaan. Begitu banyak kejadian, kasus-kasus yang terjadi sudah di luar nalar kita sebagai manusia. Contoh saja kasus Babe yang dengan wajah adem ayem bercerita tentang bagaimana dia memutilasi anak-anak, kasus ibu yang membunuh bayinya dengan tanpa rasa menyesal, anak membunuh orang tua, ayah membunuh anaknya, perkosaan dalam keluarga, anak-anak kecil yang mengalami perkosaan, pembunuhan oleh kekasih sendiri, paman bunuh keponakan, kakak bunuh adik, adik membunuh kakak, suami bunuh istrinya, istri bunuh suami. Kalo mau ditulis, bisa 7 hari 7 malam ngga kelar. Dan yang masih Fresh from the Oven adalah Kasus Koja Tanjung Priok, bagaimana kita lihat di Tv begitu mengerikan dan menyedihkan. Sungguh sangat mengusik rasa kemanusiaan saya, kenapa orang yang udah terkapar masih dipukuli juga. Sampai ada yang ditemukan meninggal udah dikerumuni semut, siapapun dia, apapun kesalahannya, apakah kita begitu sampai hati. Teganya ... teganya ....

Terlepas apapun yang menjadi masalah, apakah membalas dendam, sakit hati harus sampai menghilangkan nyawa ??? Kemanakah hilangnya rasa kasih sayang dan akal budi kita sebagai manusia????. Saya membayangkan memotong ayam aja, nggak tega banget. Tetapi kenapa saat ini begitu banyak orang yang sudah kehilangan batas rasa kemanusiaannya ??? kenapa saat ini begitu banyak orang kehilangan kasih sayang dan belas kasih dari hatinya ????? Apa yang terjadi ?????

Melihat begitu banyak yang terjadi saat ini, kita sebagai manusia sering sekali tidak mau lagi melembutkan hati untuk memaafkan dan sedikit saja memberi kasih sayang kita buat orang lain yang melakukan kesalahan. Tak usah jauh-jauh, dalam keluarga sering kita temukan pertikaian antar keluarga, kakak dan adik, ayah dan ibu, orang tua dan anak. Ada kakak adik yang tidak berkomunikasi puluhan tahun karena tidak ada yang mau saling menyayangi lagi ( hal ini terjadi pada saya... curhat nih). Kakak yang merasa lebih tua, nggak akan mau memaafkan adiknya yang menurut dia bersalah padanya. Akhirnya Egolah yang bicara.

Suatu fenomena yang menurut saya sangat menyedihkan, karena perlahan kita berubah menjadi manusia yang tidak memiliki rasa kemanusiaan, menjadi orang yang penuh ego, keakuan, berhati dingin, akhirnya jadi berdarah dingin. Sehingga tidak lagi ada rasa saat melihat orang lain sedih, susah, menderita. Kenapa ya.... apa yang menyebabkan ??? apakah karena kehidupan saat ini begitu berat, susah, sehingga kita sering tak mampu menalar hal lain selain bagaimana cara mengisi perut yang lapar.

Sesungguhnya, kita semua dari bayi telah menimba ilmu di Akademi Kasih Sayang dan Akal Budi. Ayah sebagai Kepala sekolah penegak disiplin dan akal budi, ibu sebagai guru Kasih Sayang, sementara anak-anak adalah murid-murid nakal dan bandel yang harus setiap saat diajari ilmu disiplin dan akal budi dari ayah tetapi juga mendapatkan ilmu kasih sayang dari ibu. Bukankah sesungguhnya Tuhan sudah merancang sedemikian sempurnyanya hidup kita mulai dari anggota tubuh yang disesuaikan dengan fungsinya hingga siapa yang akan membentuk segala karakter dan kepribadian kita. Mungkin disinilah " The Missing Link " pinjem istilah yang lagi nge-trend di Pansus Century kemaren.... . Apakah Keluarga, Akademi Kasih Sayang dan Akal Budi masih ada, atau hanya sekedar kumpulan dari orang-orang yang awalnya saling jatuh cinta, menikah, punya anak, menyekolahkan, memberi makan lalu berhenti sampai disitu saja. Kehilangan kasih sayang, tidak memiliki nilai akal budi, kehilangan persaudaraan, ternyata bagi seorang manusia akan sangat berakibat fatal. Sungguh, kalo anda mungkin tertarik, cobalah pelajari latar belakang orang-orang yang melakukan kejahatan sadis, atau orang-orang yang terbiasa melakukan kekerasan, orang-orang yang melakukan hal-hal di luar batas kemanusiaan, rata-rata latar belakang keluarganya adalah keluarga yang kurang mampu menyalurkan kasih sayang dan pembelajaran tentang akal budi, penuh dengan didikan kasar dan keras tanpa ada penyeimbang yaitu kasih sayang.

Perenungannya, walaupun hidup ini begitu keras, marilah kita berusaha melembutkan hati dan memberikan kasih sayang dan jiwa besar memaafkan siapapun yang bersalah pada kita. Berusaha menghidupkan kembali Akademi Kasih Sayang dan Akal Budi kita, sehingga menciptakan manusia yang utuh dengan segala rasa Kemanusiaan, bukan manusia robot, atau zombie.... manusia hidup tetapi mati.

Semoga Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu pemimpin dan pengajar Akademi Kasih Sayang dan Akal Budi, masih sanggup dan tidak akan berhenti menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk membentuk anak-anaknya menjadi Manusia yang berhati kuat, berakal budi tetapi penuh Kasih Sayang dan Belas Kasih Pada sesama manusia. Karena Kasih akan selalu sabar menghadapi segala sesuatu.

Salam Kasih....

Love and Peace

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun