Mohon tunggu...
Callista Angelina
Callista Angelina Mohon Tunggu... Penulis - Urban and Regional Planning 👌

I'm not an eloquent person. Nor am I a creative one at heart. Yet, I strive to write even if the words come out not as intended.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Critical Review Artikel Jurnal Agroindustri

21 Juni 2020   18:55 Diperbarui: 21 Juni 2020   18:55 11059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Informasi Penelitian dan Jurnal

 

  • Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang agraris. Artinya, sebagian besar lahan di Indonesia digunakan sebagai budidaya pertanian dan mata pencaharian warganya sebgian besar adalah petani. Hasil dari pertanian yang dilakukan merupakan bahan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, sekaligus sebagai bahan baku untuk sebuah industri pengolahan. Untuk industri yang mengolah bahan baku pertanian disebut agroindustri.

Namun, tidak semua perusahaan agroindustri berhasil dalam persaingan dengan satu sama seiring berjalannya waktu. Belum lagi ditambah dengan munculnya perusahaan-perusahaan agroindustri baru membuat jumlahnya semakin bertambah banyak sehingga menyebabkan persaingan antar industri tersebut semakin lama semakin ketat. Oleh karena itu, sebuah agroindustri harus bisa beradaptasi sesuai dengan situasi dan kondisi, serta membuat strategi baru demi mempertahankan keberlanjutannya. Jika sebuah industri tidak fleksibel, maka ia tidak akan bisa bersaing di dunia perekonomian.

Strategi pengembangan yang dibutuhkan tidak bisa semena-mena dibuat begitu saja. Pembuatan strategi perlu dipertimbangkan secara matang sehingga hasil dari strategi sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan dapat membantunya untuk tetap bersaing dengan baik. Maka dari itu, dalam sebuah perusahaan agroindustri perlu diketahui hal-hal yang berpotensi untuk dikembangkan dan yang berpotensi untuk menghambat jalannya bisnis sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana arah pembentukan strategi. Dengan begitu sebuah perusaahaan dapat tetap beroperasi seperti biasa.

  • Tujuan Critical Review

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh reviewer, yaitu:

  1. Untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Perencanaan Pertanian Industrial.
  2. Untuk mengetahui lebih lanjut strategi pengembangan yang dihasilkan dari hasil analisis oleh peneliti untuk subjek studi kasus.
  • Tinjauan Pustaka

-. Strategi Pengembangan

Strategi berasal dari kata Yunani, strategos, yang diartikan sebagai seorang jenderal dalam komando pasukan atau rencana jenderal untuk menghancurkan musuh melalui penggunaan sumber daya yang efektif. Arti kata strategi itu sendiri memiliki makna yang berbeda tergantung pada skala dan kerumitannya; seperti kebijakan, objektif, taktik, dan lain-lain; sebagai upaya untuk mengekspresikan konsep-konsep yang diperlukan (Mainardes et al, 2014). Seperti strategi, kata pengembangan juga memiliki makna yang berbeda-beda bagi setiap orang dan dapat dijelaskan dalam konteks yang berbeda-beda pula (Abuiyada, 2018).

Berdasarkan Afridhal (2017), strategi pengembangan merupakan tindakan yang mewajibkan keputusan dari manajemen puncak dalam pengembangan suatu usaha agar bisa terealisasi, dengan sifat berorientasi ke masa depan. Menurutnya, strategi untuk pengembangan usaha dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu (1) strategi manajemen, (2) strategi investasi, dan (3) strategi bisnis.

-. Agroindustri

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, definisi dari industri merupakan segala bentuk kegiatan ekonomi yang bekerja dalam bidang pengolahan bahan baku serta memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya sehingga dapat menghasilkan sebuah produk yang bernilai tambah atau bermanfaat lebih tinggi.

Austin dalam Fadhil et al (2017) mengatakan bahwa agroindustri merupakan industri pengolahan produk pertanian, baik itu tanaman maupun hewan, termasuk proses transformasi fisik dan kimia, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Sedangkan menurut Kuswardhani et al (2019), agroindustri merupakan agroindustri merupakan proses pengolahan produk pertanian mulai dari input, proses produksi hingga output.

Fungsi dari adanya agroindustri berkaitan dengan ketahanan hasil pertanian yang sifatnya mudah rusak, yaitu merupakan bentuk upaya untuk memperpanjang shelf-life hasil-hasil pertanian agar tidak cepat rusak atau busuk. Selain itu, dengan adanya agroindustri hasil-hasil pertanian dapat dijadikan berbagai jenis produk industri yang berguna untuk berbagai keperluan (Sukardi, 2011).

Menurut Nur (2009), agroindustri memiliki 6 faktor yang menentukan agar pelaksanaan sekaligus pengembangannya berjalan baik dalam skala ekonomi pada suatu daerah. 6 faktor tersebut, yaitu:

  • Kawasan Agroindustri

Kawasan lokasi agroindustri ditentukan berdasarkan kesesuaian kondisi fisik lahannya seperti kondisi tanah, topografi dan iklimnya, sekaligus nilai ekonomi produk yang diusahakan pada kawasan tersebut. Selain itu, penentuan kawasan agroindustri juga harus disesuaikan dengan laporan perencanaan tata ruang, yaitu RTRW hingga RTR Teknis wilayah tersebut.

  • Pabrikasi Agroindustri

Pada kawasan lokasi yang telah dipilih perlu didukung dengan adanya pabrik yang akan mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi. Adanya pabrik pada lokasi agroindustri akan menjamin baik kualitas, kuantitas, maupun ketepatan waktu produksi.

  • Kualitas SDM dan Organisasi Pelaksana

Selain dari pabrik, agroindustri juga membutuhkan dukungan dari SDM dan organisasi yang berkualitas, yang mampu bekerja dengan baik dan efisien sehingga dapat menunjukkan profesionalisme industri.

  • Dukungan Finansial

Dalam pelaksanaan agroindustri perlu adanya dukungan finansial dari pihak-pihak yang berkaitan agar dapat beroperasi dengan baik.

  • Jaringan Pasar dan Pemasaran

Pelaksanaan agroindustri perlu memiliki jaringan pasar dan sistem pemasaran yang baik. Pembentukan jaringan pasar yang baik, baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional, bergantung pada kemampuan kerjasama agroindustri dengan mitra usahanya.

  • Penentuan Sistem Pendukung Agroindustri

Sebuah agroindustri akan memerlukan sebuah sistem pendukung terhadap kelima faktor di atas sehingga hasil yang diadapatkan optimum. Dalam hal ini, semua pihak yang terlibat dalam operasional agroindustri harus mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan kontribusinya masing-masing.

-. Kayu Albasia (Sengon)

Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen atau lebih dikenal dengan nama kayu albasia atau sengon, merupakan salah satu jenis tanaman pohon yang tumbuh di Indonesia. Menurut Krisnawati et al (2011), sengon merupakan salah satu komoditas perekonomian yang secara aspek finansial memiliki prospek yang cukup dan menjanjikan.

Ciri-ciri pohon sengon pada umumnya memiliki tinggi pohon total sebesar 40 m, dengan tinggi cabang mencapai 20 m secara bebas. Pohon sengon dewasa memiliki diameter yang kurang lebih bisa mencapai sampai 100 cm. Jika dibiarkan tumbuh di ruang terbuka, sengon akan menghasilkan kanopi dengan bentuk seperti payung atau kubah. Beberapa kegunaan kayu sengon adalah sebagai bahan konstruksi ringan, bahan kemasan ringan, bahan baku triplek, dan lain-lainnya (Krisnawati et al, 2011).

-. Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisis yang bisa digunakan dalam sebuah penelitian. Analisis SWOT adalah sebuah alat yang digunakan untuk perencanaan dan manajemen strategis dalam sebuah organisasi. Analisis ini efektif digunakan untuk membangun strategi organisasi dan strategi kompetitif (Grel dan Tat, 2017). Sedangkan menurut Afridhal (2017), analisis SWOT merupakan upaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

Menurut Sammut-Bonnici dan Galea (2014), analisis SWOT mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman eksternal dalam sebuah lingkungan organisasi. Tujuannya adalah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk merumuskan strateginya. Menurut Grel dan Tat (2017) analisis ini memiliki empat komponen, yaitu 'Kekuatan', 'kelemahan', 'peluang', dan 'ancaman'. Kekuatan dan kelemahan adalah faktor internal dan atribut dari organisasi, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal dan atribut dari lingkungan sekitar. Dasar pemikiran analisis ini, menurut Afridhal (2017), adalah memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki, sekaligus meminimalkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi.

  • Ringkasan Jurnal

Pada bagian sub bab ini, reviewer akan membagi hasil ringkasannya menjadi beberapa poin-poin seperti berikut.

-. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian mengenai strategi prioritas untuk pengembangan sebuah perusahaan agroindustri sebagai subjek untuk penelitian ini.

-. Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus yang diambil oleh peneliti berada di perusahaan agroindustri PT Citra Rahardja Utama. Lokasi tepatnya terletak di Jalan Wates KM 9,5 Parangdewe yang berada di Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. PT Citra Rahardja Utama merupakan industri yang bergerak di bidang pengolahan kayu sengon menjadi barecore atau olahan kayu berbentuk lembaran.

PT Citra Rahardja Utama memiliki tenaga kerja berjumlah 117 orang, dan luas operasional perusahaan seluas 3.721 m2 dengan besar kapasitas produksinya sebanyak 580.476 m3 per bulan. Untuk kayu sengon yang dibutuhkan sebagai bahan baku pengolahan oleh PT Citra Rahardja Utama didapatkan dari berbagai daerah di luar daerah Yogyakarta, seperti contoh Kediri.

-. Tujuan Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini karena memiliki sebuah tujuan spesifik yang ingin dicapainya. Maka dari itu, tujuan utama yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk menghasilkan strategi-strategi pengembangan prioritas dari hasil analisis demi keberlangsungan usaha bisnis PT Citra Rahardja Utama.

-. Latar Belakang Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini atas dasar bahwa strategi yang digunakan dalam sebuah perusahaan sangatlah penting. Hal tersebut karena peneliti berpikir bahwa tidak semua perusahaan memiliki strategi yang benar sehingga target penjualan pasarnya tidak tercapai sehingga tujuan perusahaan tersebut tidak tercapai. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini dengan menganalisis pilihan strategi yang dimiliki oleh PT Citra Rahardja Utama sehingga dapat diketahui pilihan strategi pengembangan mana yang cocok untuk dianut industri tersebut.

-. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus dengan mengambil lokasi studi di PT Citra Rahardja Utama. Data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini berupa 2 data yang berbeda, yaitu data primer yang merupakan data langsung dari sumber penelitian, dan data sekunder yang merupakan data dari sumber tidak langsung seperti buku dan bentuk sumber lainnya.

Untuk mendapatkan strategi yang dibutuhkannya, maka peneliti menganalisis data-data tersebut dengan menggunakan sebuah metode analisis, yaitu metode analisis SWOT. Setelah ditemukan hasil dari analisis SWOT, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan matriks SPACE atau Strategic, Position, and Action Evaluation.

-. Hasil Penelitian

Karena peneliti menggunakan analisis SWOT untuk mendapatkan strategi pengembangan yang cocok untuk diterapkan di PT Citra Rahardja Utama, maka pertama-tama peneliti menganalisis aspek internal dan eksternal PT Citra Rahardja Utama. Pada aspek internal, peneliti menetapkan bahwa PT Citra Rahardja Utama memiliki 10 hal yang termasuk kekuatan dan 7 kelemahan. Dari aspek eksternalnya, peneliti menetapkan bahwa PT Citra Rahardja Utama memiliki 5 peluang dan 6 hal yang menjadi ancaman.

Setiap faktor aspek internal dan eksternal yang ditemukan tersebut kemudian diberi bobot penilaian bobot dan rating oleh peneliti. Bobot dan rating per faktor aspek kemudian dikalikan dan ditotal sehingga didapatkannya penilaian untuk aspek internal dan eksternal PT Citra Rahardja Utama. Total perhitungan bobot kali rating untuk aspek internal PT Citra Rahardja Utama sitemukan sebesar 0,815, sedangkan untuk perhitungan faktor eksternalnya didapatkan nilai sebesar 1,94. Nilai-nilai tersebut kemudian digambarkan pada diagram analisis SWOT dan ditemukan bahwa PT Citra Rahardja Utama terletak pada kuadran I, yang artinya strategi yang cocok digunakan oleh perusahaan tersebut adalah penggunaan seluruh kekuatannya untuk memaksimalkan pemanfaatan seluruh peluang yang ada.

Untuk penilaian matriks SPACE, berdasarkan hasil perhitungan, peneliti menemukan koordinat sumbu X sebesar 1,758 dan koordinat sumbu Y 0,16. Koordinat tersebut meletakkan PT Citra Rahardja Utama pada kuadran I, yang menandakan bahwa perusahaan agroindustri tersebut mampu bersaing dengan perusahaan lain dan memiliki tingkat adaptasi yang tinggi.

Dari hasil-hasil analisis tersebut, maka peneliti menetapkan 5 strategi pengembangan yang cocok untuk digunakan oleh PT Citra Rahardja Utama, yaitu integrasi ke belakang, depan dan horizontal untuk menjalin hubungan dengan produsen dan konsumen; melakukan penetrasi pasar sehingga kebutuhan akan produk meningkat; melakukan pengembangan eksport ke daerah-daerah lain selain yang telah diajak kerja sama; melakukan pengembangan dengan menambah jenis produk yang dihasilkan; dan yang terakhir adalah pendauran ulang hasil limbah produksi menjadi produk baru.

-. Kesimpulan Peneliti

Dari hasil penelitian di atas, peneliti menyimpulkan 2 hal. Kesimpulan pertama, penulis menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis SWOT, letak PT Citra Rahardja Utama berada di kuadran I, sehingga strategi yang terdukung oleh faktor internal dan eksternal perusahaan adalah strategi agresif. Sedangkan untuk kesimpulan kedua, peneliti menyimpulkan bahwa PT Citra Rahardja Utama memiliki kemampuan bersaing yang tinggi dan perusahaan ini mampu tanggap dalam menghadapi perubah faktor eksternal.


  • Critical Review

Secara keseluruhan, struktur penulisan artikel jurnal ini sudah memenuhi standar penulisan jurnal. Dan isi dari artikel jurnal ini juga bisa dianggap lengkap. Menurut reviewer, penelitian di atas memiliki konten yang menarik dan mudah untuk dibaca. Penelitian ini juga bisa digunakan sebagai contoh untuk pembuatan strategi pengembangan bagi perusahaan agroindustri lainnya.

Peneliti juga memberikan penjelasan secara detail mengenai subjek studi kasus. Akan lebih baik jika penjelasan mengenai lokasi studi kasus diletakkan pada sub bab sendiri, bukan di latar belakang. Dan sayangnya, peneliti tidak memberikan gambar dari perusahaan serta gambar-gambar lainnya mengenai keaadan industri sehingga tidak bisa memberikan gambaran tentang bagaimana keadaan nyata dari perusahaan agroindustri tersebut sehingga pembaca hanya bisa bergantung pada deskripsi perusahaan yang dicantumkan saja. Peneliti juga tidak mencantumkan bagaimana gambaran matriks SPACE untuk hasil perhitungan mengenai studi kasusnya pada sub bab hasil dan pembahasannya.

Overall, isi dari penelitian ini sudah bagus, hanya kurang di bagian pemberian gambar keadaan nyata.


  • Lesson Learned

Berdasarkan dari hasil di atas, ada beberapa hal yang bisa diambil sebagai pelajaran dari penelitian tersebut. Hal pertama yang bisa dipelajari adalah sebuah perusahaan harus bersifat fleksibel agar bisa menghadapi segala tantangan maupun ancaman yang ada jika ingin tetap bertahan karena kondisi di sekitar perusahaan bisa berubah sewaktu-waktu.

Pelajaran kedua yang bisa diambil adalah bahwa sebuah perusahaan memerlukan strategi yang cocok untuk operasionalnya karena strategi tersebut bersifat fatal bagi keberlangsungan perusahaan.

Hal terakhir yang bisa dipelajari dari penelitian ini adalah bahwa dalam menentukan strategi pengembangan untuk suatu perusahaan, maka pembuat strategi perlu mengetahui kondisi secara nyata perusahaan tersebut, baik itu dari dalam perusahaan maupun dari luar, karena strategi yang dibuat perlu bisa mengatasi kondisi nyata tersebut.

Daftar Pustaka

Abuiyada, R. 2018. Traditional Development Theories have failed to Address the Needs of the majority of People at Grassroots Levels with Reference to GAD. International Journal of Business and Social Science. 9(9): 115-119.

Fadhil, R., et al. 2017. A Review on the Development Strategies of Agro-industrial Institutions in Indonesia. Asian Journal of Applied Sciences. 5(4): 747-763.

Grel, E., Tat, M. 2017. SWOT Analysis: A Theoretical Review. The Journal of International Social Research. 10(51): 994-1006.

Kementerian Perindustrian. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian.

Krisnawati, H., et al. 2011. Paraserienthes falcataria (L.) Nielsen: Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas. CIFOR: Bogor.

Kuswardhani, N., et al. 2019. Identification of potential locations and factors for coffee agro-industry development in Argopuro mountain, Jember. IOP Conference Series: Earth Environmental Sciene: IOP Publishing.

Mainardes, E. W., et al. 2014. Strategy and Strategic Management Concepts: Are They Recognized by Management Students?. Journal Ekonomika a management. 1(17): 43-61.

Nur, M. Syukri. 2009. Agroindustri Untuk Otonomi Daerah. CV Borobudur Printing: Jakarta.

Sammut-Bonnici, T., Galea, D. 2014. SWOT Analysis. Wiley Encyclopedia of Management. John Wiley & Sons, Ltd.

Sukardi. 2011. Formulasi Definisi Agroindustri dengan Pendekatan Backward Tracking. Jurnal PANGAN. 20(3): 269-282

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun