Pertumbuhan wilayah adalah proses tumbuhnya suatu wilayah secara pesat sehingga menjadi pusat pembangunan yang memberikan dampak terhadap wilayah-wilayah di sekitarnya. Terdapat beberapa teori pertumbuhan wilayah antara lain :
- Teori Resources Endowment yang dikemukakan oleh Harver perloff dan Lowdon W.J drngan studi kasus Amerika Serikat. Teori ini menjelaskan bahw AS mengalami 3 tahapan pertumbuhan yaitu tahap pertanian, tahap pertambangan, dan tahap pelayanan dan jasa.
- Teori Economic Base mengemukakan bahwa ekspor memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan suatu wilayah. Teori ini menitikberatkan pada sistem wilayah terbuka, adanya aliran barang, modal, dan teknologi antar wilayah. Teori ini dicetuskan oleh Douglass C. North.
- Teori Pertumbuhan Neoklasik mengemukakan bahwa pergerakan faktor produksi yakni tenaga kerja dan modal uang antar negara menyebabkan adanya keseimbangan pertumbuhan antar wilayah. Teori ini dikemukakan oleh Harry W Richards.
- Teori Baru Pertumbuhan Wilayah mengemukakan bahwa meningkatnya pertumbuhan wilayah dipengaruhi oleh teknologi yang tinggi dan inovasi yang didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas.
Berdasarkan dari beberapa teori yang telah dijelaskan di atas, topik yang akan dibahas kali ini adalah Pertumbuhan Wilayah Negara Jepang. Seperti yang telah kita ketahui, Jepang merupakan salah satu negara maju yang terletak di Benua Asia.
Jepang terkenal akan kecanggihan teknologinya, bentang alamnya yang indah, kebudayaan tradisionalnya yang dapat hidup berdampingan dengan hiruk pikuknya kehidupan kota besar.
Menurut portal kompas.com perekonomian Jepang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua setelah Amerika Serikat. PDB di Negara Jepang dapat mencapai 4,5 trilliun dollar AS. Perekonomian Jepang bertumpu pada sektor industri serta ekspor impor. Industri di Jepang dimulai sejak masa Restorasi Meiji.
Dalam menciptakan produk-produk unggul yang diimbangi dengan kemampuan untuk terus menyempurnakan proses dan sistem produksi di dalamnya. Filosofi ini menekankan bahwa proses produksi harus penuh ketelitian, ketangguhan, dan kesungguhan.
Filosofi ini menuntut kontrol kualitas dari setiap produk yang dihasilkan. Filosofi ini berhasil membawa industri Jepang bersaing dengan industri-industri lain di Eropa. Beberapa contoh industri di Jepang yang menerapkan filosofi Monozukuri antara lain PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memilkik konsep Toyota Production System yang menekankan efisiensi proses produksi dengan memproduksi hanya sejumlah barang yang diminta pada saat itu juga.Â
Kemudian PT Epson Indonesia menerapkan filosofi Monozukuri dengan penggunaan teknologi hemat energi, waktu, dan tenaga kerja melalui pengurangan ukuran dan berat produk, menurunkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan memberikan presisi dan akurasi luar biasa
Selain memiliki filosofi Monozukuri, industri Jepang mengalami kemajuan karena adanya inovasi-inovasi yang ditambahkan ke dalam produk-produk mereka. Inovasi yang belum pernah ada sehingga membuat orang-orang kagum dan penasaran sehingga banyak membeli produk Jepang. Hal ini dikarenakan Jepang memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas, sehingga masyarakatnya dapat memunculkan ide-ide baru untuk diterapkan dalam produk yang akan diproduksinya.
Adanya teknologi canggih dan inovasi dapat membuat Jepang tumbuh walau memiliki sumberdaya alam yang minim. Hal ini sesuai dengan salah satu teori pertumbuhan ekonomi yang telah dipaparkan yakni Teori Baru Pertumbuhan Wilayah. Karena pertumbuhan wilayah Jepang dipengaruhi oleh teknologi dan inovasi dari sumberdaya manusia yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H