Mohon tunggu...
Ade Ratmadja
Ade Ratmadja Mohon Tunggu... Bandung Barat Foundation -

Rayat biasa....

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bumi Dan Pemanasan Global....

17 Juli 2015   08:00 Diperbarui: 4 April 2017   17:33 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dihari yang Fitri  ini saya tidak lupa mengucapkan Selamat Idul Fitri 1436 H Mohon Maaf lahir Dan Bathin. Tulisan ini hanya share, ngutip tentang tulisan orang2 yang mengupas tantang BUMI, serta dampak dari Pemanasan Global yang mengancam kelangsungan mahluk hidup. Tulisan ini hanya kopi paste dari orang2 yang rajin nulis, para kompasioner dan wikipedianer (wikipedia bebas) dan lainnya hanya sekedar ingin saling berbagi informasi dan mengingatkan kembali tentang pentingnya planet BUMI yang hanya satu ini, jadi rumah bagi miliaran umat manusia dan mahluk hidup lainnya.  Hanya untuk saling mengingatkan saja karena semuanya sudah pada tau paham benar, tulisan2 mereka itu bisa juga untuk mengingatkan kembali kita semua, agar kita bisa lebih arif lagi dalam melola, merawat  dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di BUMI, yang ada di sekitar lingkungan kita,  termasuk di tempat kita ( Dilembur sarerea di Kabupaten Bandung Barat / KBB ) yang kita cintai ini, mudah2 kita bisa mulai dan terus bergerak bersama untuk berbagi tentang hijau dan bersihnya lingkungan kita, menuju BUDAYA HIDUP RAMAH LINGKUNGAN. karena  BUMI ini anugrah terbesar yang diberikan dan dititpkan sang Pencipta Tuhan YME, Allah SWT untuk kelangsungan semua mahluk hidup CiptaanNya. Silahkan bisa diShare jga !.

BUMI (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas )

Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata Surya. Bumi terkadang disebut dengan dunia atau Planet Biru.[23]

Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya pada miliar tahun pertama.[24]Biosfer Bumi kemudian secara perlahan mengubah atmosfer dan kondisi fisik dasar lainnya, yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan organisme serta pembentukan lapisan ozon, yang bersama medan magnet Bumi menghalangi radiasi surya berbahaya dan mengizinkan makhluk hidup mikroskopis untuk berkembang biak dengan aman di daratan.[25]Sifat fisik, sejarah geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk bisa terus bertahan.

Litosfer Bumi terbagi menjadi beberapa segmen kaku, atau lempeng tektonik, yang mengalami pergerakan di seluruh permukaan Bumi selama jutaan tahun. Lebih dari 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air,[26] dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau yang memiliki banyak danau dan sumber air lainnya yang bersumbangsih terhadap pembentukan hidrosfer. Kutub Bumi sebagian besarnya tertutup es; es padat di lapisan es Antarktika dan es laut di paket es kutub. Interior Bumi masih tetap aktif, dengan inti dalam terdiri dari besi padat, sedangkan inti luar berupa fluida yang menciptakan medan magnet, dan lapisan tebal yang relatif padat di bagian mantel.

Bumi berinteraksi secara gravitasi dengan objek lainnya di luar angkasa, terutama Matahari dan Bulan. Ketika mengelilingi Matahari dalam satu orbit, Bumi berputar pada sumbunya sebanyak 366,26 kali, yang menciptakan 365,26 hari matahari atau satu tahun sideris.[catatan 7] Perputaran Bumi pada sumbunya miring 23,4° dari serenjang bidang orbit, yang menyebabkan perbedaan musim di permukaan Bumi dengan periode satu tahun tropis (365,24 hari matahari).[27] Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, yang mulai mengorbit Bumi sekitar 4,53 miliar tahun yang lalu. Interaksi gravitasi antara Bulan dengan Bumi merangsang terjadinya pasang laut, menstabilkan kemiringan sumbu, dan secara bertahap memperlambat rotasi Bumi.

Bumi adalah tempat tinggal bagi jutaan makhluk hidup, termasuk manusia.[28] Sumber daya mineral Bumi dan produk-produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global.[29] Wilayah Bumi yang dihuni manusia dikelompokkan menjadi 200 negara berdaulat, yang saling berinteraksi satu sama lain melalui diplomasi, pelancongan, perdagangan, dan aksi militer.

PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

8 Bahaya dari Pemanasan Global yang Mengancam Kehidupan ( informasitips.com )

Kita semua tahu bahwa kondisi iklim belakangan ini semakin tak menentu. Musim kemarau panjang yang super dasyat baru saja kita lewati, berganti dengan musin hujan yang sangat deras sampai-sampai mengakibatkan timbulnya bencana bajir dimana-mana. Itu semua akibat dari terjadinya pemanasan global.

Pemanasan global menjadi isu yang kian hari kian perlu mendapatkan perhatian yang serius. Jika tidak ingin keseimbangan ekosistem terganggu, kita semua harus menjaga bumi kita agar dampak dari pemanasan global tidak semakin luas.

Apa saja dampak dan bahaya dari pemanasan global yang mengancam kehidupan?

  1. Es meleleh hampir di seluruh bagian dunia
    Hal tersebut akan membuat volume air laut meningkat, akibatnya air laut akan tumpah ke daratan. Mereka yang hidup dekat dengan laut yang paling merasakan dampak dari hal ini.

     

  2. Suhu air laut meningkat
    Apa yang terjadi jika air laut semakin hangat? Yang akan terjadi sama seperti poin pertama di atas, yaitu volume air laut meningkat. Jika keduanya terjadi bersamaan, maka air laut akan semakin menumpahi daratan.

     

  3. Badai akan semakin banyak terjadi
    Hal tersebut banyak dikemukakan oleh para peneliti. Mereka mengatakan bahwa pemanasan global secara signifikan akan meningkatkan frekuensi kejadian badai.

     

  4. Kegagalan panen yang luar biasa
    Pemanasan global juga akan memengaruhi kondisi iklim secara keseluruhan. Akibatnya, siklus hidup tanaman pun terganggu, termasuk tanaman pangan. Jika hal itu sampai terjadi, bukan tidak mungkin bencana kelaparan akan menimpa kita. Jangan sampai deh…

     

  5. Banyak spesies, baik itu flora maupun fauna, yang akan punah
    Hal tersebut dibuktikan oleh para peneliti. Mereka mengatakan jika sampai banyak spesies yang akan punah, maka keberlangsungan hidup manusia pun juga akan terancam, karena kita tidak bisa hidup sendiri di Bumi ini tanpa bantuan dari spesies lain.

     

  6. Terumbu karang menghilang
    World Wide Fund for Nature (WWF) mengatakan bahwa pada kondisi terburuk, pemanasan global bisa mengakibatkan populasi terumbu karang menghilang. Diperkirakan hal itu bisa saja terjadi pada tahun 2100 terkait dengan meningkatnya temperature dan tingkat keasaman lautan. Sekarang saja, dampaknya pada terumbu karang sudah terlihat. Banyak terumbu karang yang mengalami pemutihan atau bleaching. Jika terumbu karang kolaps (menghilang), maka ekosistem laut akan terganggu. Banyak flora maupun fauna laut yang akan terancam punah.

     

  7. Krisis air bersih
    Hal ini tentunya akan mengancam manusia secara langsung, karena air bersih merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan.

     

  8. Wabah penyakit merebak
    Malaria disinyalir akan semakin meningkat kejadiannya seiring dengan terjadinya pemansan global.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun