Mohon tunggu...
Khalid Asmadi
Khalid Asmadi Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa Apa adanya

wise person

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu AS dengan Kejutannya

10 November 2020   00:32 Diperbarui: 10 November 2020   01:02 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa waktu belakangan ini kita diramaikan oleh Pemilu AS (Amerika Serikat) yang sedang berlangsung. Kita dikejutkan oleh kekalahan Trump dalam pergelutan sengitnya melawan Biden. Pemilu AS diselenggarakan setiap dua tahun sekali pada bulan November tahun genap. Pemilu selalu jatuh pada hari Selasa yang jatuh setelah Senin pertama pada bulan tersebut. Walaupun diselenggarakan setiap 2 tahun sekali tetapi, hanya setiap 2 tahun pemilu itu digunakan untuk pemilihan anggota DPR dan beberapa dari anggota senator dan untuk 4 tahun sekali jabatan Presiden AS diperebutkan.  

Sistem Pemilu Untuk jabatan Presiden dilaksanakan secara tidak langsung (indirect). Para Pemilih dari setiap negara bagian memilih "Elector" yang dapat mewakili kandidat, bukannya presiden. Setelah para pemilih ini (secara kolektif disebut sebagai electoral college) dipilih, mereka akan mengadakan sebuah rapat. Setiap Elector ini akan memberikan suaranya kepada kandidat yang sesuai. Mengapa Pemilu ini bisa terlaksanakan dari sistem tersebut karena mereka mengadopsi "Pemenang mengambil semua" atau "Winner takes All". Misalnya di suatu Negara Bagian di AS, Kandidat A mendapat suara sebanyak 50.001% dan Kandidat B mendapat 49.999%. Maka semua Pemilih di Negara tersebut harus memberikan suaranya kepada Kandidat A.

Pemilihan dilaksanakan pada 3 November (selasa) 2020 dan merupakan pemilihan umum Presiden AS empat tahunan yang ke-59. Yang menarik dari Pemilu ke-59 ini adalah jatuhnya Donald Trump yang dimana kemenangannya tahun lalu sangat kontroverrial. Meskipun begitu sekarang ini kekalahanya pun banyak sekali yang amat menyesalkan, karena menangnya Joe Biden.  

Lalu apa dampak hasil Pemilu tersebut terhadap Indonesia?
Seperti yang kita ketahui bahwa Amerika memegang 30% ekonomi dunia. Jika dalam kepemimpinan Biden melakukan perubahan kebijakan besar besaran terhadap ekonomi dan perdagangan internasional dari negaranya, akan mempunyai dampak besar terhadap negara yang mengandalkan komoditi ekspornya kepada Amerika. Dan Indonesia adalah salah satunya.

Hasil Voting sekarang saat saya menulis artikel ini Joe biden mendapat 290 suara dari Electoral, yang dimana mendapat 270 suara saja sudah dianggap menang. Sedangkan Donald Trump hanya mendapat 214 Suara dari Electoral.  
Kita hanya bisa berharap semoga saja kebijakan dari Joe Biden bisa Lebih baik dari era Donald Trump

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun