Mohon tunggu...
Edi Abdullah
Edi Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Bekerja Sebagai Widyaiswara Pada Lembaga Administrasi Negara RI

RIWAYAT PEKERJAAN.\r\n1. DOSEN PADA UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR TAHUN 2008-2011.\r\n2.DOSEN PADA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR. TAHUN 2008.\r\n3. DOSEN PADA STIH COKROAMINOTO TAHUN 2009-2012.\r\n4. DOSEN PADA STMIK DIPANEGARA TAHUN 2009-2012.DENGAN NOMOR INDUK DOSEN NASIONA(.NIDN ) 09101182O1. \r\n6.BEKERJA SEBAGAI ADVOKAT PADA TAHUN 2008-2011.\r\n7. BEKERJA SEBAGAI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI PKP2A II LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI. SEJAK TAHUN 2011-SEKARANG\r\n.\r\nPENGAMAT KEBIJAKAN PUBLIK,HUKUM, POLITIK LAN MAKASSAR, WIDYAISWARA BIDAnG HUKUM LAN MAKASSAR\r\n\r\nKARYA ILMIAH ;BUKU PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA,merobek demokrasi\r\nFROM PINRANG TO MAKASSAR\r\n\r\

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Pemenang Sejati

18 Februari 2021   08:22 Diperbarui: 18 Februari 2021   08:38 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dalam Kompetisi selalu ada Pemenang dan yang kalah, namun kemenangan sejati ketika kita mampu membuat orang lain sukses". Ajibon 1982

Semangat Pagi Pembaca yang budiman, pada kesempatan ini kita akan membahas tentang menjadi pemenang sejati, ada kisah yang menarik tentang pemenang sejati, Pada tahun 2017 pada sebuah kompetisi Dallas Marathon, terjadi hal diluar dugaan,. Kejadian tersebut terjadi menjelang detik-detik mencapai garis finish yang jaraknya menyisahkan 20 meter lagi.

Pelari Muda yang biasa dipanggil Chandler Self memimpin didepan dalam kompetisi Lari Marathon tersebut, dia kelihatan begitu perkasanya dan semangat yang membara sehinggah tak seorangpun bisa melewatiya, larinya begitu cepat sekilas mengingatkan kita pada Film Flash, yang memiliki kecepatan dahsyat.

Namun Petaka terjadi menjelang mencapai garis Finish dia kemudian terjatuh dilintasan, dia mencoba bangkit namun tetap tidak bisa, suara penonton pun menggeah dari tribun lapangan, nampak tatapannya kosong seolah dia tidak percaya dengan apa yang menimpanya.

Dia mengalami cedera pada pergelangan kakinya, yang membuat dia tidak bisa lagi berdiri dan berlari lagi mencapai garis finish yang sudah berada tepat didepan matanya, seolah cedera tersebut menjadi pengubur impiannya untuk memenangi kompetisi tersebut yang sudah telihat didepan mata.

Dari arah belakang nampak peserta lainnya yang menjadi saingannya, dan membuntutnyasudah mulai menampakkan batan hidungnya, dia berlari terus untuk mencapai garis Finish ya pelari tersebut bernama Ariana Luterman, sepertiya dia akan menjadi pemenang kompetesi lari marathon ini, namun sebelum mencapai garis finish dan melewati posisi Chandler Self yang tengah berjuang untuk bangkit dan mencoba berdiri,

Ketika Ariana sudah berada pada tahap menyalip dia kemudian menghentikan langkahnya, dan menghentikan untuk berlari dan malahan berjalan mendekat, menujuh kearah Chandler Self yang masih terbaring diatas lintasan, semua penonton pun menjadi heran melihat tingkah Ariana , padahal kemenangan sudah didepan mata, gelar Champion dan piala sudah menanti.

Pada akhinrya Ariana mengambil Keputusan Untuk  membantu Rivalnya tersebut berdiri dan memapah tubuh Chandler self, dan ketika mereka sudah tepat berdidi didepan garis Finish , Ariana kemudian mengambil keputusan untuk menedorong tubuh Chandler self dan praktis menjadi orang pertama yang menyentuh garis Finish dan memenangi Pertandingan Dallas marathon tersebut.

Dari kisah Ariana ini, kita bisa belajar bahwa kemanangan bukanlah segalanya namun kemenangan sejati adalah ketika kita mampu menyadari bahwa membantu orang lain yang mengalami kesulitan adalah hal yang terbaik, dan kita memang menyadari bahwa dia memang lebih pantas untuk menang,

Meraih kemangan dengan cara-cara yang tidak benar, dengan kebohongan dan kecurangan justru hanya akan membuat kemenangan tersebut tidak akan pernah bertahan lama, Menghalalkan berbagai cara dalam meraih kekuasaan adalah sebuah tindakan yang tidak menjunjung nilai-niai kebenaran, dan pada ujungnya kemenanan tersebut akan berakhir menjadi keterpurukan.

Memahami  mengukur orang lain bahwa dia memang pantas menang dan menerima kekalahan adalah sebuah sikap yang menjunjung sportivitas dalam sebuah pertandingan, dan yakinlah sagat sulit sekali bagi kita memberikan sebuah kemenangan dengan tulus kepada orang lain, dan melihat dia terseyum, karena sejatinya kita pada umunya senang melihat orang lain kesulitan, dan dan susah tak kala melihat ornag lain bahagia.

Sebagai penutup tulisna ini saya kutib kata bijak "Kemenangan sejati adalah ketika kita mampu membuat orang lain meraih impiannya berdasarkan kerja kerasnya" Ajibon 1982

Salam Perubahan Tunas Integritas.

Edi Abdullah/ PAK   915.100057.2018

Widyaiswara LAN RI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun