"Sesungguhnya di balik sebuah Kisah cerita, terdapat Nilai Pembelajaran Berharga Yang dapat dipetik dalam memaknai Kehidupan" Ajibon-1982.
Alkisah, di sebuah kota kerajaan yang terdapat di negeri sentosa, hiduplah seorang pemimpin yang begitu adil dalam memimpin, semenjak menjabat rakyat yang dipimpinnya sangat mencintainya, di bawah kekuasaannya ia mampu membuat kotanya yang dulu penuh kemiskinan, perlahan mulai mengalami perubahan,
Rakyatnya satu-persatu mulai bekerja keras dan berhasil meningkatkan taraf hidupnya, sebahagian bekerja sebagai pedagang, sebahagian lagi mencoba untuk bercocok tanam, rakyatnya sangat menghormatinya dan mencintai pemimpinnya yang mampu mendatangkan kesejahteraan.
Di samping itu sang Raja dikenal sangat adil bahkan hukum dia tegakkan di kotanya di bawah kendali kerajaannya tanpa memandang bulu, siapapun yang melakukan kejahatan di kota tersebut semuanya pasti dihukum, salah satu perbuatan yang tidak dia berikan toleransi dan ampunan dalam kepemimpinannya adalah perbuatan Korupsi, dia sangat tidak menyenangi perilaku tersebut, karena itu sang raja tidak segan-segan untuk menghukum mati siapapun yang melakukan korupsi di kota tersebut, termasuk jika pejabatnya melakukan korupsi semuanya pasti dia hukum.
Suatu saat sang Raja menyadari bahwa hakim yang bekerja di kota tersebut selama ini sudah mulai memasuki usia senja, sang raja tentunya ingin mencari penggantinya, yang memiliki sikap yang adil dan jujur dalam menegakkan timbangan keadilan,
Sang Raja yang bijaksana pun kemudian mengadakan sayembara di kota tersebut untuk merekrut para pemuda yang memiliki pengetahuan hukum, untuk menjadi calon hakim di kota tersebut, kemudian ditempelkanlah sayembara Perekrutan Hakim di berbagai sudut dalam kota untuk menginformasikan akan adanya penerimaan Hakim kerajaan.
Ribuan pemuda pun di kota tersebut mengikuti proses seleksi untuk menjadi hakim, dimulai dari seleksi berkas, ujian tertulis, seleksi jasmani dan Rohani dan terakhir tentunya seleksi wawancara yang dilakukan langsung oleh sang Raja.
Setelah proses seleksi yang ketat kini 3 pemuda berhasil terjaring untuk sampai pada proses seleksi terakhir yakni wawancara, pada proses wawancara ini sang Raja akan bertindak langsung sebagai pewawancara,
Tibalah hari yang dinantikan sang Raja bertemu langsung dengan 3 pemuda tersebut sebagai calon hakim, sang raja kemudian berkata;
"Selamat kalian adalah 3 pemuda yang terpilih untuk menjadi Hakim di kota ini, ke depannya jika terpilih nantinya menjadi hakim, harus mampu menegakkan hukum tanpa pandang bulu, dan menegakkan keadilan meskipun langit akan runtuh, apakah kalian bersedia untuk hal tersebut," Ujar sang raja sambil bertanya kepada 3 pemuda yang telah lolos seleksi.
"Ampun baginda Raja, kami bersiap untuk hal tersebut, menegakkan hukum secara adil," ujar para pemuda tersebut secara bersamaan.
"Baik untuk menegakkan hukum yang adil dan bijaksana maka tentunya harus dibangun oleh integritas, karena itu saya ingin melihat kesungguhan kalian dan niat kamu untuk menjadi hakim," ujar sang raja
Sang raja kemudian menyodorkan 3 biji tanaman rambutan kepada kepada para pemuda tersebut
"Ini ada 3 biji rambutan, silakan tanam biji rambutan ini, rawat sebaik-baiknya setelah bertumbuh pada waktu yang ditentukan kembali temui saya di istana ini, perlihatkan hasilnya kepada saya," Tita sang raja.
"Baik baginda raja," Jawab para pemuda tersebut.
Ringkas cerita tibalah waktu yang ditentukan, 3 pemuda ini bertemu sang raja dengan tanaman yang sudah bertumbuh yang mereka bawah ke hadapan sang Raja
"Baik silahkan sampaikan dan tunjukan hasil pertumbuhan tanaman kalian," ujar sang Baginda Raja
Pemuda ke-1: "Sang raja, ini tanaman saya sudah bertumbuh dan lebat sekali, saya merawatnya penuh kehati-hatian," Ujarnya.
Pemuda ke-2: "Baginda raja, ini tanaman saya sudah bertumbuh juga, saya merawatnya dengan penuh cinta, dan kasih sayang," ujarnya.
Sang Raja nampak di atas singgasananya memperhatikan tanaman ketiga pemuda tersebut, sambil tersenyum.
Tiba giliran pemuda ke-3 untuk memperlihatkan tanamannya, "Ampun baginda, saya memohon maaf baginda biji yang baginda berikan tidak mau bertumbuh, berbagai upaya sudah saya lakukan, dan tetap hasilnya hanya seperti ini, tidak nampak pertumbuhan sama sekali," Ujar pemuda tersebut sambil memohon ampunan.
Sang raja kemudian berdiri dan menghampiri ketiga pemuda tersebut dan berkata.
"Wahai para pemuda, penerus generasi bangsa ini apakah kalian tahu sebenarnya biji yang saya berikan kepada kalian sudah saya rebus, dan tidak mungkin akan bertumbuh karena itu saya salut akan kejujuran pemuda ketiga, engkau memiliki integritas dan sangat tepat untuk menjadi Hakim ke depannya dan menegakkan keadilan di kota ini," Ujar sang raja.
Akhirnya pemuda ketiga dipilih oleh sang raja untuk menjadi hakim karena memiliki nilai kejujuran dan integritas, sementara pemudah kesatu dan kedua dihukum sang raja karena telah mencoba berbohong dan memberikan keterangan palsu di hadapan sang raja,
Dari kisah ini, silakan memetik pembelajaran, pentingnya integritas dan kejujuran dalam penegakkan hukum karena itu hukum hanya tegak ,jika sang penegak hukum memiliki hati nurani dan integritas
Edi Abdullah/ PAK Â 915.100057.2018
Widyaiswara LAN RI
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI