Mohon tunggu...
Edi Abdullah
Edi Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Bekerja Sebagai Widyaiswara Pada Lembaga Administrasi Negara RI

RIWAYAT PEKERJAAN.\r\n1. DOSEN PADA UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR TAHUN 2008-2011.\r\n2.DOSEN PADA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR. TAHUN 2008.\r\n3. DOSEN PADA STIH COKROAMINOTO TAHUN 2009-2012.\r\n4. DOSEN PADA STMIK DIPANEGARA TAHUN 2009-2012.DENGAN NOMOR INDUK DOSEN NASIONA(.NIDN ) 09101182O1. \r\n6.BEKERJA SEBAGAI ADVOKAT PADA TAHUN 2008-2011.\r\n7. BEKERJA SEBAGAI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI PKP2A II LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI. SEJAK TAHUN 2011-SEKARANG\r\n.\r\nPENGAMAT KEBIJAKAN PUBLIK,HUKUM, POLITIK LAN MAKASSAR, WIDYAISWARA BIDAnG HUKUM LAN MAKASSAR\r\n\r\nKARYA ILMIAH ;BUKU PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA,merobek demokrasi\r\nFROM PINRANG TO MAKASSAR\r\n\r\

Selanjutnya

Tutup

Politik

NKRI Besryariah atau Ruang Publik yang Manusiawi?

11 Januari 2019   14:20 Diperbarui: 11 Januari 2019   14:21 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disisi lain PBB juga melakukan sebuah riset untuk mengukur kemajuan dan kebahagiaan warga negara suatu bangsa melalui lembaga khusus yang mereka bentuk yakni UN Sustanaible Development Solution Network (SDSN). Dengan menggunakan World Happiness Index, dari hasil riset ini kemudian menyimpulkan bahwa kemajuan suatu bangsa tidak hanya terletak pada kemajuan ekonomi semata dan terpeuhinya kebutuhan hidupnya akan tetapi terdapatnya ruang social yang baik dalam masyarakat seperti tolong menolong, saling menghormati, tingginya nilai integritas dan kepercayaan,dan pemerintahan yang bersih, dan 10 negara yang paling tinggi skor happiness Indexnya atau angka kebahagiaannya adalah, Finlandia, Norwegia, Denmark,Iceland, Switzerlands, Netherland, Canada, Selandia Baru , Australia.

Yang menarik kemudian dari hasil index Islamicity dengan World Happiness Index hasilnya tidak jauh berbeda negara yang paling islamik dalam kehidpan socialnya hampir sama hasilnya dengan negara yang paling bahagia, hal ini memperlihatkan kepada kita bahwa nilai nilai islamic jika di universalkan sama dengan nilai manusiawi yang dirumuskan pada peradaban mutakhir saat ini.

membuat Negara Bersyariah tidak cukup untuk mebuat negara menjadi maju dan bahagia namun jauh daripada itu cukuplah kita mengaplikasikan nilai nilai yang silamic tersebut kedalam kehidupan sehari-hari, jangan seperti saat ini menjamurnya hoax yang bertujuan mengadu domba merupakan bukan nilai nilai islamic, karena islam pada intinya senantiasa jauh dari sikap mengadu domba justru nilai islamic mampu menjadi rahmatang lil alamin bagi semua orang. Karena itu mulailah dari diri sendiri, mulailah dari hal hal yang kecil serta mulai saat ini jadilah pribadi yang senantiasa mengaplikasikan nilai nilai manusiawi yang universal dalam kehidupan sehari hari sehinggah akan mampu memberi dampak yang besar, dengan berubah diri sendiri menjadi baik maka hal tersebut akan berdampak pada lingkungan sekitar, ketikah lingkungan sekitar berubah maka akan berdampak pada kota yang kita tempati , ketika kora berubah akan berdampak pada kota lainnya sehinggah smeua kot amengikuti perubahan tersebut , ketika semua kota berubah maka disitulah bangsang akan berubah, ketikah bangsa berubah dan diikuti bangsa lain maka disitulah dunia akan berubah, karena itu perubahan hrus dumulai dari diri sendiri.termasuk dalam menjalankan ajaran ajaran agama yang universal.

Menciptakan ruang yang manusia seperti toleransi, saling menghormati, saling bergandengan tangan untuk melawan berbagai ancaman yang akan membuat bangsa ini bercerai berai seperti Hoax maka sangat dibutuhkan kebersamaan menjaga NKRI dan Pancasila sebagai Rumah kita dan ideologi bangsa Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun