Mohon tunggu...
Edi Abdullah
Edi Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Bekerja Sebagai Widyaiswara Pada Lembaga Administrasi Negara RI

RIWAYAT PEKERJAAN.\r\n1. DOSEN PADA UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR TAHUN 2008-2011.\r\n2.DOSEN PADA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR. TAHUN 2008.\r\n3. DOSEN PADA STIH COKROAMINOTO TAHUN 2009-2012.\r\n4. DOSEN PADA STMIK DIPANEGARA TAHUN 2009-2012.DENGAN NOMOR INDUK DOSEN NASIONA(.NIDN ) 09101182O1. \r\n6.BEKERJA SEBAGAI ADVOKAT PADA TAHUN 2008-2011.\r\n7. BEKERJA SEBAGAI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI PKP2A II LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI. SEJAK TAHUN 2011-SEKARANG\r\n.\r\nPENGAMAT KEBIJAKAN PUBLIK,HUKUM, POLITIK LAN MAKASSAR, WIDYAISWARA BIDAnG HUKUM LAN MAKASSAR\r\n\r\nKARYA ILMIAH ;BUKU PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA,merobek demokrasi\r\nFROM PINRANG TO MAKASSAR\r\n\r\

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Serangan #GantiPresiden2019 dan Teori Jarum Hipodermik

16 April 2018   11:22 Diperbarui: 16 April 2018   19:32 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(AFP PHOTO / ANTHONY WALLACE)

Meskipun Pilpres akan mulai berlangsung ditahun 2019 yang masih menyisahkan waktu setahun lagi,namun geliat panasnya politik mulai muncul saat ini, kost bahkan baru baru ini hastag #GantiPresiden menjadi viral dan perbincangan saat ini.

Bahkan, baju kos bertagar #GantiPresiden menjadi mulai laris dibeli masyarakat,meskipun masa kampanye Pilpres masih sangat jauh, namun hastag ini bisa dikatakan sebagai serangan fajar dari pihak tertentu untuk mulai berusaha menjatuhkan Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang.

Tagar #GantiPresiden sepertinya merupakan sebuah serangan Buzz-buzz yang dilakukan melalui medsos untuk memengaruhi pikiran masyarakat akan sosok Jokowi dengan harapan pada Pilpres 2019 nanti Jokowi, melalui medsos, akan mengalami kekalahan telak dari lawan politiknya. Caranya, dengan memanfaatkan momentum gerakan#GantiPresiden.

Dan hal ini mungkin saja bisa terjadi kalau kita belajar pada PIlkada DKI yang lalu kekalahan Ahok tak bisa lepas dari pada perang medsos yang dilakukan oleh para Troopers Cyber (Nitizen/Pendukung Politik) yang mendukung paslon tertentu, ditambah lagi dengan gerakan massif Aksi demonstrasi 212.

Memang Troopers cyber memiliki kemampuan "mematikan" karakter lawan-lawan politiknya melalui Buzz-buzz yang diciptakan dengan memanafaatkan medsos untuk menyebarkan konten tersebut kemasyarakat.

#GantiPresidenku bisa dikatakan sebagai sebuah senjata baru yang diciptakan para troopers cyber ini untuk menggiring pemikiran masyarakat dari sebelumnya Follow menjadi Unfollow.

Jika dikaitkan dengan teori konstruksi social media yang dikemukakan Peter Lberger dan Thomas Luckmann bahwa dalam proses sosial individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas social di dalam dunia sosialnya.

Karena itu, para warganet yang menjadi troopers cyber yang memiliki kebebasan, maka tentunya akan berusaha menciptakan realitas para tokoh idolanya dan menciptakan pula realitas kepada tokoh yang tidak diidolakannya dalam Pilres 2019 mendatang melalui pengetahuan dan kemampuan menulis gagasan dengan medsos sebagai salurannya.

Jika kontruksi sosial ini terus dibangun para warganet yang memilih menjadi Troopers cyber, maka hal ini akan cepat terwujud dan tagar #GantiPresiden akan mampu menjungkalkan Jokowi 2019 mendatang.

Seorang pakar media Marshall Mcluhan pernah mengatakan, bahwa konten informasi yang selalu disebar berulang-ulang di media sosial mampu mempengaruhi realitas dan pemikiran masyarakat yang selalu membaca informasi konten tersebut.

Malawan Konten tagar seperti #GantiPresiden tentunya harus juga dilawan melalui Buzz-buzz yang akan diciptakan oleh para Buzer maupun Troopers Cyber melalui media sosial Jokowi. Dan bisa saja membuat Buzzz-buzz serupa serta lebih kreatif, seperti misalnya tagar #Preidenku2Periode atau #LanjutkanPresidenku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun